Chapter 10
Pelajaran
Pertama ①
“Pertama-tama, aku ingin mengucapkan selamat atas
diterimanya kalian di sekolah ini”
Mereka semua berada di lapangan latihan Sekolah
Kesatria. Karena pada awalnya, bekas istana kerajaan mempunyai tanah yang luas,
sekolah merombak beberapa kebun untuk membuat area latihan. Sebuah dinding batu
yang memisahkan area latihan dengan area yang ada di sekitarnya, dan ada banyak
kayu latihan yang berjajar di sepanjang dinding. Pada beberapa titik, ada
sebuah gubuk yang telah dibangun, yang di dalamnya berisi pedang latihan yang
tersedia saat dibutuhkan.
Di sudut lapangan latihan.....
Berkumpul di sana, 20 siswa baru.
Mereka berdiri di sekitar orang yang sangat besar,
yang mulai berbicara.
“Pertama-tama,
aku akan memperkenalkan diri. Aku adalah instruktur kalian untuk selama satu
tahun ini, Aldo. Aku tidak peduli siapa kalian atau dari mana asal kalian. Jadi,
bersiaplah untuk berlatih sampai kalian bisa berdiri dengan kedua kaki kalian
sendiri.”
Aldo memandang siswa yang berada di sekelilingnya.
Dia dikelilingi oleh 20 wajah siswa yang gugup, para siswa itu berusia dari 12
sampai 16 tahun.
Karena itu adalah pelajaran pertama untuk siswa
baru, dan ia ingin melihat kemampuan mereka yang sebenarnya, jadi ia tidak akan
langsung mengajar, dan semuanya telah tenggelam dalam suasana yang berbeda.
Dia menatap daftar kelas yang ada di tangan kirinya.
Ada 20 nama siswa yang terdaftar, tapi bukan nama mereka, melainkan nama
lengkap mereka.
Dalam Sekolah Kesatria, seseorang tidak diizinkan
untuk menggunakan nama keluarga mereka, atau memakai nama panggilan mereka,
sekolah tidak peduli tentang asal-usul dari siswa itu sendiri.
Namun, untuk para pengajar adalah pengecualian, dan
daftar tersebut telah dipersiapkan.
Membaca sekilas pada daftar tersebut, Aldo melihat
kepada dua nama dari daftar tersebut. Dan sekali lagi memandang para siswa.
“Pertama-tama,
aku ingin melihat kemampuan kalian. Buatlah masing-masing dari kalian menjadi
dua kelompok”
Pada kata-katanya, para siswa mencari pasangan
mereka masing-masing, dan dengan segera membentuk pasangan.
‘Seperti yang aku duga, pasti akan seperti itu’
Melihat jalannya kegiatan, Aldo menggangguk, seperti
yang ia duga, kedua siswa yang ia perhatikan adalah orang terakhir yang
tersisa, yang tidak mempunyai pasangan. Meskipun mereka berada dalam kerumunan
kelompok, siswa yang lain hanya menghindari mereka, dan pada akhirnya tidak ada
yang berpasangan dengan mereka.
Salah satu dari siswa itu adalah “Kesatria Kadet
Wynn”. Yang telah mengulang untuk ke-empat kalinya, dan menjadi yang terendah,
ia adalah seorang anak laki-laki dengan latar belakang yang tidak biasa.
Dan orang yang satunya lagi adalah seorang siswa
perempuan “Kesatria Kadet Cornelia”, di antara siswa yang lainnya, mereka
berdua adalah orang yang dijauhi. Alasannya adalah karena mereka berdua usianya
dua tahun lebih tua dari siswa yang lainnya.
Pada usia 16 tahun, mereka hampir tidak memenuhi
persyaratan usia pada pendaftaran. Karena sebagian besar para siswa berusia
antara 12 sampai 14 tahun, usia mereka jelas sangat menonjol. Itu wajar bagi
siswa yang lain untuk menghindari mereka berdua. Selain itu, reputasi Kesatria
Kadet Wynn yang telah mengulang sebanyak empat-kali, mungkin telah mempengaruhi
tindakan mereka.
Pada akhirnya, para siswa saling membuat pasangan
seperti yang diperkirakan oleh Aldo.
“Yosh,
setiap pasangan menyebarlah, jadi aku bisa melihat kemampuan kalian
masing-masing. Tunjukan seni bela diri dan sihir kalian. Setiap pasangan harus
mengambil jarak yang cukup satu sama lain.”
Para siswa saling menyebar di lapangan latihan.
Di antara para siswa itu, Aldo secara khusus
mengamati Wynn dan Cornelia, sambil menyilangkan lengannya.
‘Sekarang, apakah mereka memiliki maksud yang baik
atau buruk, akan lebih bagus jika mereka bisa mendorong para Kadet yang
lainnya.'
Setelah memastikan bahwa ada sepuluh pasangan, Aldo
mengeluarkan perintah dengan suaranya yang tegas.
“Yosh,
pertama-tama.....”
Dengan ini, pelajaran pertama di Sekolah Kesatria di
mulai.
.......................
Di sebelah kiri kelompok yang telah menyebar di
hadapan Aldo, di sana ada Wynn yang sedang berdiri. Dibandingkan dengan setiap
siswa yang lainnya, dia mempunyai usia dua tahun lebih tua dari mereka.
“Pertama-tama,
aku ingin melihat kemampuan kalian. Buatlah masing-masing dari kalian menjadi
dua kelompok”
Pada kata-katanya Aldo, para siswa mulai membuat
pasangan, dan Wynn juga mencoba untuk memanggil beberapa orang. Namun.....
“Umm.....”
Ketika ia memanggil salah ssatu dari mereka, para
siswa melarikan diri dengan terburu-buru, dan segera membuat pasangan dengan
orang lain. Terlepas dari perbedaan usia, para siswa yang sudah berpasangan
berbisik-bisik di belakang punggungnya.
Karena tidak ada orang yang ingin berpasangan dengan
dirinya, sepertinya mereka semua tahu latar belakang Wynn yang telah mengulang
sebanyak empat-kali, dan juga merupakan rakyat jelata.
‘Gawat nih.......’
Karena ada 20 siswa, maka akan ada 10 pasangan. Oleh
karena itu, tidak akan ada yang tidak mempunyai pasangan. Kalau begitu, maka ia
akan menemukan seseorang yang tidak mempunyai pasangan, tapi meskipun ia
membuat pasangan dengan cara seperti itu, ia tidak tahu apakah orang itu akan
menerimanya atau tidak.
Karena dia tidak akan mendapatkan pasangan jika dia
tidak berbicara, dia kemudian langsung mencari siswa yang ada di dekatnya.
‘Sepertinya orang itu seumuran dengan ku.....’
Wynn melihat seorang gadis yang dalam keadaan yang
sama.
‘Akan lebih baik jika pasangan itu adalah laki-laki,
tapi apa boleh buat’
“Ano,
maaf....”
Dia mendekatinya, dan memanggilnya.
“Jika
kau sendirian, maukah kau membuat pasangan dengan ku?”
“Ah,
iya. Dengan senang hati, tapi itu pun jika kau baik-baik saja dengan ku.”
Gadis itu tersenyum, merasa lega.
“Baguslah
kalau begitu. Namaku Wynn”
“Aku
Cornelia. Mohon bantuannya”
Sepertinya gadis yang bernama Cornelia itu tidak
mengetahui tentang keadaan Wynn. Dan juga, sepertinya gadis itu di hindari oleh
para siswa yang lainnya, sama seperti Wynn.
Dia bukanlah orang yang jelek ataupun kasar. Dengan
rambut-sebahunya yang berwarna pirang agak kepucatan. Dibandingkan dengan
seorang wanita yang cantik, dia terlihat seperti seseorang yang imut.
Untuk alasan tertentu. Wynn berpikir bahwa itu
adalah hal yang aneh karena tidak ada yang memanggilnya. Mungkin, menurut Wynn,
alasan dia dihindari adalah karena dia lebih tua daripada siswa yang lainnya.
Mengikuti instruksi yang diarahkan oleh instruktur,
Wynn mengikutinya, bergerak dari tempat mereka, tapi, untuk beberapa alasan,
dia melihat sosok Leticia pada gadis itu, dan dia berhenti memperhatikannya.
‘Leti’
Selama dia berjalan, dia teringat kejadian tadi
pagi, ketika dia meninggalkan Leticia. Dia tiba-tiba kehilangan ketenangannya,
dan dia menyesalinya.
Dia sadar bahwa dia telah bebuat kasar. Karena keegoisannya,
dia menjauhkan diri, meskipun sikapnya setelah mengungkapkan bahwa dia adalah
Brave, dia tetap tidak berubah.
Meski begitu.....
Dia berpikir tentang bagaimana tindakan yang harus
dilakukan saat bertemu dengan Leticia, dia tidak bisa memikirkan apa yang
terbaik untuknya.
Dia adalah seorang “Brave” dan juga “Puteri Ketiga
dari Keluarga Mavis”
‘Pasti ada pasangan yang tepat, yang juga cocok
dengan gelarnya’
‘Jadi, tidak akan bagus jika aku selalu berada di
sektitarnya’
“Umm......”
‘Kalau dipikir-pikir, aku juga telah meninggalkan
Locke saat itu, sepertinya aku juga harus meminta maaf padanya.’
“Ahem!”
“Oops....”
Membalikan kepalanya, dia melihat Cornelia yang
sedang menarik lengan kanan Wynn.
“Mou,
tidakkah kau pikir kita telah mengambil jarak yang cukup jauh?”
Selama ia tenggelam dalam pikirannya, mereka sudah
cukup jauh dari pasangan yang lainnya untuk melakukan latihan tanding secara
bebas.
Sepertinya, sekarang mereka adalah kelompok yang
terjauh dari instruktur Aldo.
“Ah,
ya”
Mereka berhenti, menunggu arahan dari instruktur,
dan tidak lama kemudian, Aldo mengangkat tangan kanannya.
“Yosh,
pertama-tama, aku akan mengawasi kalian yang akan melakukan pertarungan
pura-pura ini”
Meskipun mereka begitu jauh, suara Aldo masih bisa
mencapai Wynn dan Cornelia.
“Hari
ini, tidak ada larangan yang khusus. Bertarunglah secara bebas. Hanya saja,
jangan sampai membuat lawan kalian mengalami cedera yang serius! Kalau begitu,
Mulailah!”
Wynn menarik pedangnya ketika instruktur memberikan
isyarat. Tapi pedang yang digunakan untuk latihan tersebut tumpul. Dia
menggenggam pedangnya sambil mengamati Cornelia, yang telah menarik pedangnya
juga, dan mulai melafalkan sihir.
[Perkuatlah aku!]
Dia secara langsung diselimuti oleh sebuah cahaya.
Itu adalah mantra sihir paling dasar, yaitu untuk
meningkatkan kekuatan dengan sihir, “Sihir Penguatan”. Siswa yang lainnya juga
diselumuti oleh cahaya.
Hanya Wynn yang tidak terselimuti oleh cahaya.
“Apakah
kau tidak akan menggunakan sihir?”
Cornelia meragukan Wynn, yang tidak memakai sihir. Menggunakan
“Sihir Penguatan” untuk meningkatkan kecepatan dan kekuatan adalah dasar dari
cara bertarung kesatria. Meskipun begitu, Wynn, yang mengundangnya untuk
berpasangan dengannya, dengan tenang memegang pedangnya.
“Kalau
begitu.....!”
Dia berhenti untuk ragu-ragu. Sambil berkata begitu,
Cornelia menendang tanah, dan melompat ke arah Wynn. Perbedaan kekuatan antara
seseorang yang telah diperkuat dengan sihir, dan seseorang yang tidak diperkuat
dengan sihir, seperti perbedaan antara orang dewasa dan anak kecil.
Untuk menutup jaraknya, dia menyodorkan pedangnya
pada Wynn.
Namun—
Pada saat Cornelia maju, Wynn juga telah maju ke
depan.
“Tidak
mungkin!? Cepatnya!”
Pada waktu yang sama—Tidak, Cornelia sudah
cepat—tapi meskipun begitu, Wynn menutup jarak lebih cepat dibandingkan dengan
dia.
Sebelum Cornelia berpikir, Wynn telah mengambil
inisiatif. Dengan menebas secara horizontal, pedangnya telah membuat dia tidak
bisa bergerak. Kemudian, Wynn secara perlahan mulai menarik kembali pedangnya.
Cornelia berpikir bahwa sepertinya tidak mungkin jika Wynn telah menggunakan
sihir untuk memperkuatnya.
Itu berarti bahwa kecepatannya itu adalah
kemampuannya sendiri.
Memutuskan untuk melawan dengan kekuatannya, Wynn
mengibaskan pedangnya ke samping dengan kuat. Pada saat Cornelia kehilangan
keseimbangannya, Wynn melompat ke belakang. Cornelia segera memperbaiki
sikapnya dan bersiap kembali untuk menyerang, tapi pada saat berikutnya, Wynn
menutup jarak dan menyerang sekali lagi.
Tanpa bisa beraksi dengan kecepatannya—
“Ah.....”
Pedangnya telah membuat dia jatuh ke tanah. Cornelia
menatap Wynn dengan kagum. Wynn mengambil satu sampai dua langkah untuk mundur,
dan dengan ringan menyarungkan pedang dengan tangan kanannya.
Itu terjadi dengan cepat, dia tidak bisa
mempercayainya. Cornelia pikir bahwa dia tidak hebat dibandingkan dengan siswa
yang lainnya. Tidak, mungkin dia percaya bahwa dibandingkan dengan yang
lainnya, dia sedikit lebih lemah. Namun, dia tidak menyangka bahwa dia akan
kalah dari orang yang tidak memperkuat dirinya dengan sihir. Terutama,
tebasannya itu telah melucuti senjata Cornelia. Jangankan untuk bisa bereaksi
pada gerakannya, dia tidak bisa melihat gerakan pedangnya.
‘Mengapa orang seperti dia masih berada di tingkatan
kadet? Mungkinkah dia sebenarnya adalah seorang instruktur?’
Dia melihat Wynn dengan matanya yang curiga
“Ah,
etto... maaf. Sebenarnya aku hanya ingin mengincar pedangnya saja, apa kau
tidak terluka?”
Salah mengerti dengan tatapannya, Wynn dengan cemas
bertanya. Dengan kekuatan yang cukup untuk membuat kedua tangan Cornelia mati
rasa, Cornelia tidak bisa menerima kekalahan yang seperti itu di dalam sekolah.
Tanpa menanggapi pertanyaan Wynn, Cornelia mengambil
kembali pedangnya. Saat dia mengambilnya, dia melihat bahwa siswa yang lainnya
masih sedang bertarung. Pada saat ini, hanya pasangan Cornelia dan Wynn yang
telah selesai bertarung.
“Umm,
jika kau tidak keberatan, bisakah kita untuk bertarung lagi?”
Siswa yang lainnya masih belum selesai. Masih ada
waktu yang tersisa.
‘Ada perbedaan besar di antara kemampuan kami.’
‘Kemampuan Wynn pasti bukan pada tingkatan kadet’
‘Kalau begitu, aku ingin mengujinya dengan seluruh
kemampuanku’
“Ya,
boleh saja. Aku juga ingin bertarung ulang”
Wynn sekali lagi mempersiapkan pedanganya. Dari
sana, dia berhenti bergerak, seakan menunggu Cornelia untuk melafalkan mantra
sihirnya.
‘Kalau begitu.......’
[Perkuatlah aku!]
Dia sekali lagi melafalkan sihir untuk memperkuat
tubuh dan kekuatannya. Tapi tidak hanya itu...
[Aku, yang memahami ajaran api dan pedang, maka
tunjukanlah pedangku!]
Pedangnya diselimuti oleh api merah.
“Sihir
Penguatan, ‘Enchant’!?”
Wynn meninggikan suaranya, terkejut saat melihat
sihir yang jarang digunakan di Sekolah Kesatria.
‘Itu masih belum semuanya’
[Aku, yang memahami jalan kemanusiaan, ikatlah dia]
“Ugh!”
Sekarang, gerakan Wynn yang cepat menjadi terasa
lebih berat.
“Enchant” adalah sihir untuk memperkuat tubuh dan
kekuatan.
Sihir penguatan itu akan memperkuat tubuh orang yang
menggunakannya, atau sihir itu juga bisa digunakan kepada orang lain.
Namun, beberapa kesatria lebih suka untuk
menggunakannya kepada dirinya sendiri. Pertama, karena durasi dari sihir itu
sangat pendek. Paling lama, hanya bisa berlangsung 10 menit.
Menerapkan sihir itu pada pedang, yang membuat
pedang itu menjadi alat sihir yang permanen, tapi itu berlangsung lama untuk
pertarungan yang singkat. Sihir penguatan juga bisa digunakan untuk memperkuat
orang lain, tapi tetap saja masih memiliki kekurangan.
Dibandingkan dengan menggunakannya pada diri
sendiri, efektivitas dari sihir penguatan itu hanya 3-5 kali lebih lama bila digunakan
pada orang lain. Bahkan, jika orang yang ditargetkan itu bersedia, tubuh mereka
tanpa disadari akan tetap melawan efeknya.
Karena para petualang di kota tidak memiliki cukup
waktu untuk belajar sihir dan teknik pedang dengan baik, dan tidak banyak juga
bangsawan dan orang kaya yang menyukai sihir penguatan, jadi hanya ada sedikit
yang benar-benar bisa menguasainya.
Oleh karena itu—
Meskipun itu tidak kurang berguna saat di medan
perang, itu sangat berguna ketika pertarungan satu lawas satu.
Menggenggam pedangnya yang berapi, Cornelia sekali
lagi menyerang Wynn.
Yuusha-sama no Oshishou-sama Chapter 10 Bahasa Indonesia
4/
5
Oleh
Lumia
3 komentar
Lanjut terus gan
ReplySankyu min,,,
ReplyLanjut terus
Okeh ada saingannya
Reply