Sunday, February 25, 2018

The Forsaken Hero - Volume 01 - Chapter 05 Bahasa Indonesia


Chapter 05 – Rigal Den ③



Setelah itu, kami pun mulai membicarakan mengenai apa yang akan kami lakukan kedepannya saat berjalan di sekitar lantai untuk menemukan tangga.

            "Eh... jadi maksudmu kita harus melawan demon-demon yang lebih kuat dari sebelumnya"

            "Begitulah"

            "Tidak mungkin.... itu mustahil buat kita...."

            "Apa yang membuatmu berpikir begitu?"

            "Habisnya Samejima saja bahkan tak bisa mengalahkannya! Jadi mana mungkin kita bisa mengalahkannya!"

Apa sebelumnya aku belum memberitahunya kalau status-ku sudah melampaui Samejima.....?

Kurasa dia juga takkan mempercayainya.

Aku juga sama sekali tak ingin menyangkalnya, nanti juga dia akan tahu sendiri saat melihatnya.

            "Jangan khawatir, Hamakaze. Aku akan melindungimu"

            "Ap—! B-Bodoh! K-Kau ini cuman Katsuragi, si pengecut!"

Dia pun tiba-tiba mulai tersipu dan memutar-mutar jarinya.

Eh, apa dia memang selalu gampangan begini?

Atau mungkin aku saja yang tidak seperti biasanya?

Kelihatannya dia salah paham terhadapku, alasan aku akan melindunginya adalah karena aku ingin mempunyai banyak bawahan. Makanya, dia harus tetap hidup.

Dinilai dari kematianku yang 5 kali berturut-turut, kelihatanya ada jeda waktu antara kebangkitanku dan saat aku mendapatkan kembali kesadaran. Selama jeda waktu itu, aku ingin ada orang yang melindungi.

Aku membawanya bersamaku demi saat aku mati.

Aku sama sekali tak melakukannya karena kebaikan.



Setelah itu, aku menghabiskan waktu dengan menanyakan beberapa pertanyaan.

Ada beberapa hal yang kuketahui.

Pertama, kelihatannya rupaku berubah.

Meski aku diberitahu kalau wajahku terlihat lebih baik sekarang, tinggiku taklah berubah. Aku juga tak gendut lagi. Keseluruhan fisikku juga kelihatannya sudah meningkat.

Hei, Badan, apa lemakku enak?

Aku sama sekali tak merasakan ketidakcocokan dengan tubuhku..... aku penasaran apa itu efek lain dari Revenge of the Grudgebearer?

            "Saat pertama kali melihatmu bahkan hatiku sampai cenat-cenut.... eh tapi ternyata dalamnya kau....."

            "Berisik. Alasanku kayak ‘gini juga karena kalian semua"

            "......"

Hamakaze pun berhenti berbicara.

Oh iya, aku penasaran bagaimana perasaan dia yang sudah ditinggalkan oleh teman-teman sekelasnya?

Dikhianati. Ditinggalkan. Dia sama sepertiku.

Kalau dia membenci Samejima dan yang lainnya, aku takkan menentangnya kalau dia ingin balas dendam pada mereka bersama-sama.

Lagian, aku juga mengerti penderitaan yang dia rasakan.

Lalu, aku memintanya untuk mengajariku semua sihir yang dia ketahui, termasuk sihir yang dia sendiri tak bisa menggunakannya. Berkat itu, sekarang aku mempunyai banyak cara untuk  melakukan serangan.

Sekitar dua jam sudah berlalu saat kami membicarakan hal yang serupa.

Kami pun kembali ke ruangan besar yang kami masuki sebelumnya.

Akan tetapi, sekarang pintunya tertutup.

            "Hm? Kenapa tertutup?"

            "Entahlah.... oh!"

Setelah memiringkan kepalanya, kelihatannya dia mengingat sesuatu.

Walau kelihatannya bukanlah ingatan yang bagus.

Wajahnya pun menjadi pucat.

Oh iya, di ruangan inilah dia mati..... apa dia trauma?

            "Hamakaze.... beritahu aku apa yang terjadi di sini, kalau tidak, aku takkan bisa menghadapinya"

Dengan lemah, ia menggelengkan kepalanya.

            "Saat kami membuka pintu dan pergi ke tengah ruangan, para demon pun muncul di sekitar kami. Itu mungkin terjadi lagi....."

            "Demon jenis apa saja yang ada di sana?"

            "Rigal dan Ariant, ada High Wulf juga"

.... Bukannya itu adalah para demon yang memakanku? Ini malah hanya semakin antiklimaks.

Saatnya untuk balas dendam.

            "Hanya itu saja? Baguslah, makasih"

            "Kupikir kita harus mundur dan memeriksa semuanya lagi lebih lanjut......"

            "Nah, ayo pergi"

            "Langsung?!"

Bertarung dengan sekumpulan demon akan membuat ini jadi lebih mudah. Kekuatanku seharusnya membuat dia lebih mudah mengerti. Terkadang, jumlah saja tak cukup untuk memahami sesuatu.

Bahkan kalaupun aku mati, aku akan bisa bangkit kembali, aku juga bahkan mungkin bisa menghidupkan lagi Hamakaze. Walau aku tak ingin merasakan sakit.

Aku pun membukakan pintunya.

Ruangannya kosong. Aku pun berjalan ke tengah ruangan bersama Hamakaze.

            "Eek!"

Tiba-tiba, sebuah cahaya bersinar dari atas. Hamakaze kelihatan seperti akan menangis, tapi ini bukan saatnya untuk mencemaskannya.

            "Hamakaze, tunggulah di sini. Kalau ada demon yang pergi ke arahmu, berusahalah supaya tidak mati"

            "B-Bagaimana denganmu?"

            "Aku akan membunuh mereka semua"

            "Apa?!"

            "Mereka datang! Aku akan meledakkan mereka dengan sihirku! Pegangan padaku!"

            "Eh? Tu—! Ahh....!"

Melihat Hamakze yang masih tetap terdiam karena terkejut, aku pun merangkulnya.

Jujur saja, aku ingin menguji seberapa jauh aku bisa merabanya.

Mengkonsentrasikan mana pada tanganku, aku membayangkan untuk memadatkannya.

            "Ap-apa yang terjadi!?"

Angin pun terangkat dan mulai berputar di sekelilingku yang berada di pusatnya. Sedikit menekukkan kakiku untuk menurunkan pusat gravitasi dan supaya tak terjatuhkan oleh angin, aku mengumpulkan semua angin itu di atas telapak tanganku ke dalam bentuk bola.

            "Grrr!!"

            "Kshaaaa!"

            "Jaaaah!!"

Sekerumunan besar dari ketiga jenis demon pun muncul, menyerang dari berbagai arah.

Aku pun sudah siap.

            "Wahai sang Kaisar Angin! Tebaslah mereka yang menentang kehendakku! Kerahkanlah kekuatan badaimu! Ubahlah semuanya menjadi debu, dan kembalikanlah ke tanah! Berserk Tempest!!"

Bola angin yang melaju pun meledak saat aku menyelesaikan mantra-nya.

Bunyinya serupa dengan logam yang dipukul dengan paksa.

Bunyinya begitu banyak hingga membenamkan berbagai lolongan demon.

Sesaat kemudian, semuanya menjadi sunyi, suara tetesan darahlah satu-satunya yang tersisa.

            ".... Kau pasti..... bercanda, ‘kan......"

Membuka matanya dengan bingung, Hamakaze begitu terkejut dengan apa yang dilihatnya dan kehilangan kata-kata.

Walaupun aku yang menyebabkannya, pikiranku juga sama dengannya.

Ruangan itu dipenuhi dengan warna hijau dan butiran-butiran cahaya.

Semua demon telah dimusnahkan oleh satu serangan itu.

Melihat efek kekuatan yang jauh dari akal sehat, tak satu pun dari kami yang mampu bergerak sedikit pun.

Kami, tercengang dengan apa yang sudah terjadi, dibawa kembali ke kenyataan oleh suatu suara yang roboh.

Saat kami melihat ke atas untuk melihat penyebab suara itu, kami melihat kalau itu adalah tembok yang roboh, membukakan tanggga yang menuju ke bawah.

Jadi begitu. Jadi jalan ke lantai 52 tersembunyi......?

Aku penasaran apa mulai sekarang semua lantai akan seperti ini?

Kami bisa melanjutkan perjalanan ke lantai 51 karena jalannya sudah ditemukan.

Itu berarti, lantai selanjutnya seharusnya sama karena tidak akan bisa terus pergi ke bawah tanpa memenuhi persyaratannya.

Kalau begitu..... maka cukup menyedihkan.

            "Ap—Ap—Apa....!"

Saat aku melirik teman sekelas yang memelukku, dia tak bisa mengungkapkan perasaannya dengan baik.

            ".... Ada apa?"

            "Jangan malah tanya ada apa....! Apa-apaan dengan kekuatan itu?! Itu kuat sekali!"

Sihir yang kugunakan, Berserk Tempest, adalah sihir tingkat kekaisaran.

Berbagai macam sihir semuanya mempunyai enam tingkat. Mulai dari yang terkuat, yakni : Dewa (divine), kekaisaran (imperial), kuno (ancient), kerajaan (royal), jiwa (soul), dan roh (spirit).

Membutuhkan jumlah mana yang besar untuk menggunakan sihir tingkat kekaisaran, jadi ini bukan sesuatu yang bisa digunakan dengan mudah.

Sekali lagi aku menyadari kehebatanku. Akan merepotkan kalau ada orang yang bisa menggunakan sihir seperti itu.

Biasanya, orang harus berlatih mulai dengan sihir tingkat roh dan memperkuat fondasi mereka dari sana.

Samejima sendiri masih berada di sihir tingkat jiwa.... tunggu, Hamakaze masih bicara?

Dia belum berhenti mengajukan pertanyaan dan telah mempercepat bicaranya.

            "Katsuragi, bagaimana bisa kau jadi sangat kuat begitu?"

            "Memangnya aku harus memberitahumu?"

            "Beritahu doooong, aku pengen tahu jugaaaaa!"

            "Baiklah, matilah 5 kali"

            "Kejaaam!"

Aku tak bermaksud begitu, aku hanya memberitahumu jawabannya. Kau saja yang tak menyadarinya.
Walau tak ada jaminan kalau kau akan dihidupkan kembali kalau mati.

Walau dia kelihatan tak yakin, dengan enggan dia menyerah, mungkin dia pikir takkan mendapatkan jawabannya kalau terus bertanya.

            "Selain itu, periksa status-mu. Periksa apa ada yang aneh dengan tubuhmu atau enggak, itu penting"

            "Apa yang ingin kau periksa?"

            "Sudah lakukan saja"

            ".... Baiklah. Open"

            "Open"

Katsuragi Daichi

Job : Hero Lv.28
Stamina : 1340
Mana : 2600
Strength : 3500
Resistance : 2680
Dexterity : 1500

Special Abilities :
·   [Heart of Steel] Nilai resistance jadi dua kali lipat selama pertarungan. Menangkal, racun, lumpuh, hipnosis, dan kerusakan mental 1/3 dari waktunya.
·   [Indomitable Mentality] Mana takkan berada di bawah 100.
·   [Absolute Command] Muncul pada mereka yang dihidupkan kembali oleh Lich King yang level-nya lebih rendah darinya. Perintah apa pun yang diterima oleh budak akan ditaati sampai otoritasnya dihentikan.
·   [Magus of Slaughter] Damage yang diberikan pada musuh juga akan melukai spesies yang sama dalam radius 10 meter.
·   [Lich King] Mampu membuat kontrak dengan makhluk yang sudah mati, menghidupkannya kembali dan mematuhi perintahmu. Tiap kali sang pengguna mati, akan mendapatkan slot.
·   Saat ini : 1 slot terbuka

Unique Abilities :
·   [Revenge of the Grudgebearer] Tak peduli berapa kalipun kau mati, menghimpun kekuatan dari jurang kematian dan bangkit kembali.
·   Saat ini : 5 kali mati

Hamakaze Shuri

Job : High-Grade Slave Lv.23
Stamina : 1000
Mana : 720
Strength : 680
Resistance : 420
Dexterity : 400

Special Abilities :
·   [Auto Heal] Mengembalikan 5 stamina setiap 10 menit.

Special Conditions :
·  [High-Grade Slave] Master : Katsuragi Daichi. Setiap serangan terhadap master-mu diblokir. Dipaksa patuh sampai dilepaskan.

"Huh!? Status-ku juga meningkat!?"

Hamakaze menatap status-nya dengan tak percaya.

Entah kenapa kelihatannya level-nya juga naik.....

Aku penasaran apa ada hubungannya dengan dia yang jadi budak? Saat aku memikirkannya, disana tak dikatakan kalau dia bukanlah Slave (budak), melainkan High-Grade Slave (Budak Kelas-Tinggi). Kelihatannya seorang High-Grade Slave mendapatkan exp yang sama dengan majikannya, atau setidaknya sebagian dari exp-nya.

Akan tetapi, di dunia ini tidak ada konsep mengenai exp.

*Seperti yang dijelaskan di atas, di dunia ini tak menggunakan sistem exp (experience point), melainkan pengalaman, tapi kayaknya bakal tetep ku TL exp aja biar agak enak.

Mereka percaya kalau level seseorang didapat dari akumulasi pengalaman kemenangan dan bertarung mereka. Pengalaman itu sendiri tak ditunjukkan dalam status seseorang.

Ada masalah yang lebih serius.

Walaupun level-ku meningkat cukup tinggi, kenapa status-ku hampi tak meningkat?

Apa ini juga efek lain dari Revenge of the Grudgebearer?

Atau ada faktor lain......?

Aku tak tahu.

Sial, aku tak punya cukup informasi!


⟵Back         Main          Next⟶



Related Posts

The Forsaken Hero - Volume 01 - Chapter 05 Bahasa Indonesia
4/ 5
Oleh

2 komentar

April 11, 2018 at 8:47 PM delete

Di kit amat naik nya status MC...

Reply
avatar
June 25, 2019 at 3:05 PM delete

naiknya dikit mungkin karena unique skill nya yang ningkatin status waktu mati, naikin level cuma buat biar bisa pake skill Absolute Command

Reply
avatar