Chapter
05 – Rigal Den ③
Setelah itu, kami pun mulai membicarakan mengenai
apa yang akan kami lakukan kedepannya saat berjalan di sekitar lantai untuk
menemukan tangga.
"Eh...
jadi maksudmu kita harus melawan demon-demon
yang lebih kuat dari sebelumnya"
"Begitulah"
"Tidak
mungkin.... itu mustahil buat kita...."
"Apa
yang membuatmu berpikir begitu?"
"Habisnya
Samejima saja bahkan tak bisa mengalahkannya! Jadi mana mungkin kita bisa
mengalahkannya!"
Apa sebelumnya aku belum memberitahunya kalau
status-ku sudah melampaui Samejima.....?
Kurasa dia juga takkan mempercayainya.
Aku juga sama sekali tak ingin menyangkalnya, nanti
juga dia akan tahu sendiri saat melihatnya.
"Jangan
khawatir, Hamakaze. Aku akan melindungimu"
"Ap—!
B-Bodoh! K-Kau ini cuman Katsuragi, si pengecut!"
Dia pun tiba-tiba mulai tersipu dan memutar-mutar jarinya.
Eh, apa dia memang selalu gampangan begini?
Atau mungkin aku saja yang tidak seperti biasanya?
Kelihatannya dia salah paham terhadapku, alasan aku
akan melindunginya adalah karena aku ingin mempunyai banyak bawahan. Makanya,
dia harus tetap hidup.
Dinilai dari kematianku yang 5 kali berturut-turut,
kelihatanya ada jeda waktu antara kebangkitanku dan saat aku mendapatkan
kembali kesadaran. Selama jeda waktu itu, aku ingin ada orang yang melindungi.
Aku membawanya bersamaku demi saat aku mati.
Aku sama sekali tak melakukannya karena kebaikan.
Setelah itu, aku menghabiskan waktu dengan
menanyakan beberapa pertanyaan.
Ada beberapa hal yang kuketahui.
Pertama, kelihatannya rupaku berubah.
Meski aku diberitahu kalau wajahku terlihat lebih
baik sekarang, tinggiku taklah berubah. Aku juga tak gendut lagi. Keseluruhan
fisikku juga kelihatannya sudah meningkat.
Hei, Badan,
apa lemakku enak?
Aku sama sekali tak merasakan ketidakcocokan dengan
tubuhku..... aku penasaran apa itu efek lain dari Revenge of the Grudgebearer?
"Saat
pertama kali melihatmu bahkan hatiku sampai cenat-cenut.... eh tapi ternyata
dalamnya kau....."
"Berisik.
Alasanku kayak ‘gini juga karena kalian semua"
"......"
Hamakaze pun berhenti berbicara.
Oh iya, aku penasaran bagaimana perasaan dia yang sudah
ditinggalkan oleh teman-teman sekelasnya?
Dikhianati.
Ditinggalkan. Dia sama sepertiku.
Kalau dia membenci Samejima dan yang lainnya, aku
takkan menentangnya kalau dia ingin balas dendam pada mereka bersama-sama.
Lagian, aku juga mengerti penderitaan yang dia
rasakan.
Lalu, aku memintanya untuk mengajariku semua sihir
yang dia ketahui, termasuk sihir yang dia sendiri tak bisa menggunakannya.
Berkat itu, sekarang aku mempunyai banyak cara untuk melakukan serangan.
Sekitar dua jam sudah berlalu saat kami membicarakan
hal yang serupa.
Kami pun kembali ke ruangan besar yang kami masuki
sebelumnya.
Akan tetapi, sekarang pintunya tertutup.
"Hm?
Kenapa tertutup?"
"Entahlah....
oh!"
Setelah memiringkan kepalanya, kelihatannya dia
mengingat sesuatu.
Walau kelihatannya bukanlah ingatan yang bagus.
Wajahnya pun menjadi pucat.
Oh iya, di ruangan inilah dia mati..... apa dia
trauma?
"Hamakaze....
beritahu aku apa yang terjadi di sini, kalau tidak, aku takkan bisa
menghadapinya"
Dengan lemah, ia menggelengkan kepalanya.
"Saat
kami membuka pintu dan pergi ke tengah ruangan, para demon pun muncul di sekitar kami. Itu mungkin terjadi
lagi....."
"Demon jenis apa saja yang ada di
sana?"
"Rigal
dan Ariant, ada High Wulf juga"
.... Bukannya itu adalah para demon yang memakanku? Ini malah hanya semakin antiklimaks.
Saatnya untuk balas dendam.
"Hanya
itu saja? Baguslah, makasih"
"Kupikir
kita harus mundur dan memeriksa semuanya lagi lebih lanjut......"
"Nah, ayo pergi"
"Langsung?!"
Bertarung dengan sekumpulan demon akan membuat ini jadi lebih mudah. Kekuatanku seharusnya
membuat dia lebih mudah mengerti. Terkadang, jumlah saja tak cukup untuk
memahami sesuatu.
Bahkan kalaupun aku mati, aku akan bisa bangkit
kembali, aku juga bahkan mungkin bisa menghidupkan lagi Hamakaze. Walau aku tak
ingin merasakan sakit.
Aku pun membukakan pintunya.
Ruangannya kosong. Aku pun berjalan ke tengah ruangan
bersama Hamakaze.
"Eek!"
Tiba-tiba, sebuah cahaya bersinar dari atas.
Hamakaze kelihatan seperti akan menangis, tapi ini bukan saatnya untuk
mencemaskannya.
"Hamakaze,
tunggulah di sini. Kalau ada demon yang
pergi ke arahmu, berusahalah supaya tidak mati"
"B-Bagaimana
denganmu?"
"Aku
akan membunuh mereka semua"
"Apa?!"
"Mereka
datang! Aku akan meledakkan mereka dengan sihirku! Pegangan padaku!"
"Eh?
Tu—! Ahh....!"
Melihat Hamakze yang masih tetap terdiam karena
terkejut, aku pun merangkulnya.
Jujur saja, aku ingin menguji seberapa jauh aku bisa
merabanya.
Mengkonsentrasikan mana pada tanganku, aku membayangkan untuk memadatkannya.
"Ap-apa
yang terjadi!?"
Angin pun terangkat dan mulai berputar di sekelilingku
yang berada di pusatnya. Sedikit menekukkan kakiku untuk menurunkan pusat
gravitasi dan supaya tak terjatuhkan oleh angin, aku mengumpulkan semua angin
itu di atas telapak tanganku ke dalam bentuk bola.
"Grrr!!"
"Kshaaaa!"
"Jaaaah!!"
Sekerumunan besar dari ketiga jenis demon pun muncul, menyerang dari berbagai
arah.
Aku pun sudah siap.
"Wahai
sang Kaisar Angin! Tebaslah mereka yang menentang kehendakku! Kerahkanlah
kekuatan badaimu! Ubahlah semuanya menjadi debu, dan kembalikanlah ke tanah! Berserk Tempest!!"
Bola angin yang melaju pun meledak saat aku
menyelesaikan mantra-nya.
Bunyinya serupa dengan logam yang dipukul dengan
paksa.
Bunyinya begitu banyak hingga membenamkan berbagai
lolongan demon.
Sesaat kemudian, semuanya menjadi sunyi, suara
tetesan darahlah satu-satunya yang tersisa.
"....
Kau pasti..... bercanda, ‘kan......"
Membuka matanya dengan bingung, Hamakaze begitu
terkejut dengan apa yang dilihatnya dan kehilangan kata-kata.
Walaupun aku yang menyebabkannya, pikiranku juga
sama dengannya.
Ruangan itu dipenuhi dengan warna hijau dan butiran-butiran
cahaya.
Semua demon
telah dimusnahkan oleh satu serangan itu.
Melihat efek kekuatan yang jauh dari akal sehat, tak
satu pun dari kami yang mampu bergerak sedikit pun.
Kami, tercengang dengan apa yang sudah terjadi,
dibawa kembali ke kenyataan oleh suatu suara yang roboh.
Saat kami melihat ke atas untuk melihat penyebab
suara itu, kami melihat kalau itu adalah tembok yang roboh, membukakan tanggga
yang menuju ke bawah.
Jadi begitu. Jadi jalan ke lantai 52
tersembunyi......?
Aku penasaran apa mulai sekarang semua lantai akan
seperti ini?
Kami bisa melanjutkan perjalanan ke lantai 51 karena
jalannya sudah ditemukan.
Itu berarti, lantai selanjutnya seharusnya sama
karena tidak akan bisa terus pergi ke bawah tanpa memenuhi persyaratannya.
Kalau begitu..... maka cukup menyedihkan.
"Ap—Ap—Apa....!"
Saat aku melirik teman sekelas yang memelukku, dia
tak bisa mengungkapkan perasaannya dengan baik.
"....
Ada apa?"
"Jangan
malah tanya ada apa....! Apa-apaan dengan kekuatan itu?! Itu kuat sekali!"
Sihir yang kugunakan, Berserk Tempest, adalah sihir tingkat kekaisaran.
Berbagai macam sihir semuanya mempunyai enam
tingkat. Mulai dari yang terkuat, yakni : Dewa (divine), kekaisaran (imperial),
kuno (ancient), kerajaan (royal), jiwa (soul), dan roh (spirit).
Membutuhkan jumlah mana yang besar untuk menggunakan sihir tingkat kekaisaran, jadi
ini bukan sesuatu yang bisa digunakan dengan mudah.
Sekali lagi aku menyadari kehebatanku. Akan
merepotkan kalau ada orang yang bisa menggunakan sihir seperti itu.
Biasanya, orang harus berlatih mulai dengan sihir
tingkat roh dan memperkuat fondasi mereka dari sana.
Samejima sendiri masih berada di sihir tingkat
jiwa.... tunggu, Hamakaze masih bicara?
Dia belum berhenti mengajukan pertanyaan dan telah
mempercepat bicaranya.
"Katsuragi,
bagaimana bisa kau jadi sangat kuat begitu?"
"Memangnya
aku harus memberitahumu?"
"Beritahu
doooong, aku pengen tahu jugaaaaa!"
"Baiklah,
matilah 5 kali"
"Kejaaam!"
Aku tak bermaksud begitu, aku hanya memberitahumu
jawabannya. Kau saja yang tak menyadarinya.
Walau tak ada jaminan kalau kau akan dihidupkan
kembali kalau mati.
Walau dia kelihatan tak yakin, dengan enggan dia
menyerah, mungkin dia pikir takkan mendapatkan jawabannya kalau terus bertanya.
"Selain
itu, periksa status-mu. Periksa apa ada yang aneh dengan tubuhmu atau enggak,
itu penting"
"Apa
yang ingin kau periksa?"
"Sudah
lakukan saja"
"....
Baiklah. Open"
"Open"
Katsuragi Daichi
Job : Hero
Lv.28
Stamina : 1340
Mana : 2600
Strength : 3500
Resistance : 2680
Dexterity : 1500
Special Abilities
:
· [Heart
of Steel] Nilai resistance jadi dua kali lipat selama pertarungan.
Menangkal, racun, lumpuh, hipnosis, dan kerusakan mental 1/3 dari waktunya.
· [Indomitable
Mentality] Mana takkan berada di bawah 100.
· [Absolute
Command] Muncul pada mereka yang dihidupkan kembali oleh
Lich King yang level-nya lebih rendah darinya. Perintah apa pun yang diterima
oleh budak akan ditaati sampai otoritasnya dihentikan.
· [Magus
of Slaughter] Damage yang diberikan pada musuh juga akan
melukai spesies yang sama dalam radius 10 meter.
· [Lich
King] Mampu membuat kontrak dengan makhluk yang sudah
mati, menghidupkannya kembali dan mematuhi perintahmu. Tiap kali sang
pengguna mati, akan mendapatkan slot.
· Saat
ini : 1 slot terbuka
Unique Abilities :
· [Revenge
of the Grudgebearer] Tak peduli berapa kalipun kau mati, menghimpun
kekuatan dari jurang kematian dan bangkit kembali.
· Saat
ini : 5 kali mati
|
Hamakaze Shuri
Job :
High-Grade Slave Lv.23
Stamina : 1000
Mana : 720
Strength : 680
Resistance : 420
Dexterity : 400
Special Abilities
:
· [Auto
Heal] Mengembalikan 5 stamina setiap 10 menit.
Special Conditions
:
· [High-Grade
Slave] Master : Katsuragi Daichi. Setiap serangan
terhadap master-mu diblokir. Dipaksa patuh sampai dilepaskan.
|
"Huh!? Status-ku juga
meningkat!?"
Hamakaze menatap status-nya dengan tak percaya.
Entah kenapa kelihatannya level-nya juga naik.....
Aku penasaran apa ada hubungannya dengan dia yang
jadi budak? Saat aku memikirkannya, disana tak dikatakan kalau dia bukanlah Slave (budak), melainkan High-Grade Slave (Budak Kelas-Tinggi).
Kelihatannya seorang High-Grade Slave
mendapatkan exp yang sama dengan
majikannya, atau setidaknya sebagian dari exp-nya.
Akan tetapi, di dunia ini tidak ada konsep mengenai exp.
*Seperti yang dijelaskan di atas, di dunia
ini tak menggunakan sistem exp
(experience point), melainkan pengalaman, tapi kayaknya bakal tetep ku TL exp aja biar agak enak.
Mereka percaya kalau level seseorang didapat dari
akumulasi pengalaman kemenangan dan bertarung mereka. Pengalaman itu sendiri
tak ditunjukkan dalam status seseorang.
Ada masalah yang lebih serius.
Walaupun level-ku meningkat cukup tinggi, kenapa
status-ku hampi tak meningkat?
Apa ini juga efek lain dari Revenge of the Grudgebearer?
Atau ada faktor lain......?
Aku tak tahu.
Sial, aku tak punya cukup informasi!
The Forsaken Hero - Volume 01 - Chapter 05 Bahasa Indonesia
4/
5
Oleh
Lumia
2 komentar
Di kit amat naik nya status MC...
Replynaiknya dikit mungkin karena unique skill nya yang ningkatin status waktu mati, naikin level cuma buat biar bisa pake skill Absolute Command
Reply