Chapter 07 – Dimulainya Pertarungan Kematian ①
Hamakaze
dan aku sudah mencapai lantai 60. Kupikir sudah sekitar empat hari. Walau aku
sendiri belum yakin, karena perasaanku terhadap waktu di bawah sini kurang
jelas.
Pokoknya,
lantai 52 sampai 59 sangatlah merepotkan.
Alasan
pertamanya yakni dungeon-nya itu
sendiri, tapi belakangan ini alasannya berubah jadi Hamakaze Shuri.
Setelah
semua yang terjadi, aku harus meningkatkan status Hamakaze sesecepat mungkin.
Gadis
ini dibunuh oleh demon di lantai 51,
jadi aku mulai bertarung dengan monster di lantai itu untuk menaikkan
level-nya.
Sekitar
separuh jalan melintasi lantai, Hamakaze nampak tak sabaran dan menyukarelakan
diri untuk ikut bertarung juga.
Dia
mungkin berpikir kalau aku akan membuangnya kalau ia tak berguna, sifat bagus
yang mesti dimiliki budak.
Tapi
belakangan ini, menjadi berlebihan. Tak membiarkanku untuk bertarung dengan demon, Hamakaze saat ini menyerang apa pun
yang kami jumpai dan mengubahnya menjadi butiran-butiran cahaya. Hal ini
terjadi berulang kali.
Hamakaze
akhirnya melewati level-ku, tapi kalau sifatnya terlihat memberontak, aku akan
bilang padanya kalau dia dibebaskan dari perjanjiannya, jadi tak masalah.
Ak
juga mengetahui sesuatu yang baru mengenai salah satu kemampuan spesialku.
Walaupun Lich King mempunyai efek
yang serupa dengan sihir pembangkitan, kemampuan ini mengembalikan target ke
mayat setelah pembebasan mereka. Aku mengetahuinya setelah melakukan percobaan
pada demon yang kubunuh, mengubahnya
menjadi budak sebelum menghilang menjadi butiran-butiran cahaya.
Demon
takkan lenyap kalau mereka tak menerima luka fatal. Misalnya, High Wulf takkan
lenyap bahkan saat aku memotong salah satu kakinya. Kalau anggota badannya
terpotong juga tetap akan sama.
Mengetahuinya
sangatlah membantu.
Hamakaze
dan aku tak makan banyak, jadi saat ini kami berdua kelaparan.
Kami
akan tumbang kalau tak mengatasi situasi dengan hati-hati, tapi kami bisa
menghindari skenario terburuk dengan memakan daging demon. Sayangnya daging demon
sama sekali tak enak, tapi tak ada pilihan lain lagi.
Ngomong-ngomong,
seperti inilah kami sekarang.
"Daichi, buka mulutmu"
"Ahhh"
Hamakaze
menggenggam sepotong daging Wulf yang dipanggangnya menggunakan sihir tipe api
dan membawakannya ke mulutku.
Setelah
hari itu, nada atau pun tindakannnya Hamakaze berubah drastis. Dia memanggil
dengan nama pertamaku yang membuatku kaget, aku tak pernah menyangka kalau dia
akan berubah sederastis itu.
Dia
gadis yang jujur dan penurut. Ketergantungannya yang berlebihan muncul di
mana-mana, tapi begitulah caraku berhasil memenangkannya, jadi tak masalah kalau
itu semua terjadi.
Akan
tetapi, aku lebih suka kalau dia berhenti memelukku dengan erat saat tidur
setiap malamnya.
Aku
akan kesusahan kalau hasratku yang menumpuk mengganas. Aku juga laki-laki.
Itulah
hal yang menyebalkan mengenai Hamakaze.
.....
akan tetapi, adanya dia sangatlah membantu. Pilihanku tidaklah salah.
Ya,
sama sekali tak salah.
"Daichi"
"Ah, makasih"
"Tidak, akulah yang seharusnya
berterima kasih. Terima kasih banyak"
Bersama
Hamakaze yang memastikan kumakan, stamina-ku kembali pulih. Aku juga memberinya
makanan.
Kami
tak mempunyai masalah dengan minuman berkat sihir tipe air tingkat roh.
".... Umm.... Diachi?"
"Ada apa?"
"Y-yah.... apa kau.... mau
menyuapiku?"
Hamakaze
menengadah padaku dengan mata anak anjing. Pipinya sedikit memerah.
"Makan saja sendiri. Kenapa
juga aku harus melakukannya?"
"B-Baik..... maaf"
"Tak apa..... akan kupikirkan
setelah kita berhasil keluar dari sini"
"B-Baik.....!"
Hamakaze
begitu senang hingga membuat tubuhnya mulai gemetaran. Dia menunduk dan
menggigit daging High Wulf-nya.
....
serupa dengan wortel dan tongkat.
*Sebuah ungkapan untuk memberikan hadiah atas perilaku yang baik dan
hukuman atas perilaku yang buruk.
Selepas
makan, kami pun duduk dengan menyilangkan kaki di lantai yang dingin dan keras.
"Apa yang akan kita lakukan
selanjutnya?" Aku masih bisa bertarung, tapi...."
"Ya, itu rencananya. Tapi, kita
masih belum tahu di mana tangganya"
"Status musuh takkan menjadi
masalah, bukan?"
"Oh iya, kayaknya aku belum pernah
memeriksanya?"
Aku
melihat ke arah High Wulf tumbang yang sedikit jauh dari kami.
Yang
itu juga salah satu budakku, ‘kan? Kami hanya menggunakannya untuk makanan....
aku ceroboh.
"Open"
Katsuragi
Daichi
Job
: Hero Lv. 46
Stamina
: 1430
Mana
: 2690
Strength
: 3630
Resistance
: 2770
Dexterity
: 1600
Special
Abilities :
· [Heart
of Steel] Nilai resistance jadi dua kali lipat selama pertarungan. Menangkal
racun, lumpuh, hipnosis, kerusakan mental 1/3 dari waktunya.
· [Indomitable
Mentality] Mana takkan berada di bawah 100.
· [Absolute
Command] Muncul pada mereka yang dihidupkan kembali oleh Lich King yang
level-nya lebih rendah darinya. Perintah apa pun yang diterima oleh budak
akan ditaati sampai otoritasnya dihentikan.
· [Magus
of Slaughter] Damage yang diberikan pada musuh juga akan melukai spesies yang
sama dalam radius 10 meter.
· [Lich
King] Mampu membuat kontrak dengan makhluk yang sudah mati, menghidupkannya
kembali dan mematuhi perintahmu. Tiap kali sang pengguna mati, akan mendapatkan
slot.
· Saat
ini : 0 slot
Unique
Abilities :
· [Reveng
of the Grudgebearer] Tak peduli berapa kalipun kau mati, menghimpun kekuatan
dari jurang kematian dan bangkit kembali
· Saat
ini : Mati 5 kali
|
Hamakaze
Shuri
Job
: High-Grade Slave Lv. 57
Stamina
: 2000
Mana
: 1750
Strength
: 1900
Resistance
: 1000
Dexterity
: 980
Special
Abilities :
· [Auto
Heal] Mengembalikan 5 stamina setiap 10 menit.
· [Loyalty]
Saat nyawa Master terancam, semua status meningkat menjadi 150%
Special
Conditions :
· [High-Grade
Slave] Master : Katsuragi Daichi. Setiap serangan terhadap master-mu
diblokir. Dipaksa patuh sampai dilepaskan.
|
High
Wulf
Job
: High-Grade Slave Lv. 30
Stamina
: 950
Mana
: 350
Strength
: 1200
Resistance
: 600
Dexterity
: 1300
Special
Abilities :
· Tidak
ada
Special
Conditions :
· [High-Grade
Slave] Master : Katsuragi Daichi. Setiap serangan terhadap master-mu
diblokir. Dipaksa patuh sampai dilepaskan
|
"Lebih
tinggi dari yang kukira......"
"Ya.
Dia akan bisa mengalahkan si Pahlawan Samejima kurang ajar itu"
"....
Kau....."
Senyumannya
sekaan bertanya apa dia mengatakan sesuatu yang aneh. Dia memiringkan kepalanya
ke samping.
Aku
sama sekali tak keberatan dia jadi begitu kasar..... itu memudahkanku.
Semakin
banyak keinginannya untuk balas dendam, maka semakin baik pula.
".... tidak, bukan apa-apa.
Nah, ayo kita jadikan status orang ini sebagai patokan untuk lantai 60"
"Ayo pergi"
Tak
ada salah satu dari kami yang bertanya apa itu terlalu berlebihan.
"Nah, ayo kita bunuh beberapa demon"
"Boleh aku mulai dengan anjing
ini?"
"Ya, tentu. Dia bahkan tak
terlihat berguna untuk dijadikan tameng"
"Aku setuju. Wahai roh angin, sayatan
udara. Wind Slice"
Tak
bisa bergerak karena satu kakinya tak ada, pisau udara tak terlihat pun memenggal
kepala High Wulf.
The Forsaken Hero - Volume 01 - Chapter 07 Bahasa Indonesia
4/
5
Oleh
Lumia
1 komentar:
Kasihan amat serigala nya..-_-
Reply