Akhir - Aku Mengucapkan Sedikit Do'a
Orang-oranglah yang memulai cerita, tetapi peluru adalah yang selalu membawa mereka pada akhir. Karena ini adalah norma di Barat, inilah yang akan selalu terjadi.
Meskipun aku tahu ini, aku hanya bisa bertanya pada diri sendiri terlepas dari semua ini.
Mengapa? Mengapa semuanya berubah seperti ini?
“Sudah kubilang, kan? Kenangan dicintai adalah berkat terbesar yang bisa dimiliki seseorang. ”
Gadis itu melingkarkan tangannya di tanganku yang memegang pistol.
"Aku yakin bahwa aku bisa hidup sendiri selamanya hanya dengan kenangan ini saja."
Gadis itu tersenyum perlahan. Ketakutan yang tersembunyi dalam senyumnya yang dipaksakan untuk meyakinkanku membuat pupil merah mudanya gemetar.
Mengapa semuanya berakhir seperti ini?
Aku melihat tanganku yang memegang pistol dan bertanya pada diriku sekali lagi.
Perlahan, gadis itu mengangkat tanganku.
Seolah-olah dia mengatakan kepadku untuk tidak menanggung beban yang menahan tanganku sendiri. Kekuatan tak terduga yang berasal dari kelembutan lemah itu mengurangi bebanku.
"Aku tidak akan lupa. aku tidak akan bisa lupa. "
Aku berpikir sendiri. Akan sangat bagus jika sesuatu seperti alkimia tidak ada. Akan lebih bagus jika kekuatan untuk menipu pemeliharaan tidak ada. Kita bisa mencapai kesimpulan yang sedikit berbeda jika semua ini benar.
"Terima kasih."
Air mata membasahi senyum gadis itu.
Gadis itu menatapku dan pistol sementara aku tidak tahu harus berbuat apa.
"Tidak akan sakit."
Aku berhasil memeras kebohongan. Mungkin sebenarnya itu adalah kebenaran. Ada kemungkinan semuanya akan berakhir sebelum dia bisa merasakan sakit.
"Sebenarnya, aku agak takut."
Mata kami bertemu. Jarak di antara kami melebar.
Setelah bertahap mengangkat tanganku ke atas, moncong pistol itu sekarang diarahkan ke tengah dahi gadis itu.
Mengapa semuanya berubah seperti ini?
Kata-kata kasual yang biasa kuucapkan setiap kali ada sedikit keputusasaan dan kekecewaan yang kutemui terasa begitu berat sehingga aku tidak bisa mengucapkannya sekarang.
Ya, mengapa semuanya berubah seperti ini?
Tidak. Sebenarnya, alasannya tidak penting. Satu hal yang kuiginkan adalah agar keajaiban terjadi. Aku berdoa.
Aku memohon.
Aku berdoa dengan sepenuh hati.
Aku memohon.
Aku berdoa dengan semua yang kumiliki.
Ibu jariku menarik hammer.
Jari telunjukku bersandar pada pelatuk.
Napas hangat gadis itu menggelitik tanganku.
Aku memaksakan diriku untuk tersenyum, dan peluru menembus dahi gadis itu.
Aku memohon dengan sungguh-sungguh.
Million Dollar Bill Bahasa Indonesia Jilid 1 - Akhir
4/
5
Oleh
Yuuki van Core