Tuesday, October 22, 2019

Chiyu Mahou no Machigatta Tsukaikata Volume 01 Chapter 22 Bahasa Indonesia



Chapter – 22


            Usato dan Inukami meninggalkan ruang perjamuan.

            Menyisakan Rose, Sigris, dan Segio menghadap Llyod yang duduk di atas singgasana dengan tangan bersedekap.

            "… Apa kamu tahu sesuatu yang ada hubungannya dengan serangan Fall Boar terhadap kelompok Usato?"

            "Saya masih kurang yakin akan hal tersebut, tetapi ….”

            Fall Boar adalah monster yang hidup di dataran dan hutan. Akan tetapi, monster ini keluar dari habitatnya untuk menyerang Usato dkk. Rose sang Pemimpin Pasukan Penyelamat dan Sigris sang Pemimpin Kesatria takkan dipanggil ke mari jikalau kejadian ini hanya kebetulan semata. Sergio yang sudah menduga akan pertanyaan ini, melangkah maju dan mengutarakan pendapatnya.

            "Para bandit yang telah menyerang kelompok pahlawan telah diinterogasi. Mereka semua berkata, ‘tidak ada banyak monster seperti biasanya’ ketika ditanyai. Tentu saja, perkataan dari para penjahat yang berkeluyuran di luar Kerajaan Lyngle seperti mereka tidak bisa dipercayai begitu saja."

            "Tidak, kita mesti memercayainya. Apabila kita mempertimbangkan pengakuan bandit lainnya juga, kita bisa menyimpulkan beberapa hal. Para monster terlihat tengah melarikan dari sesuatu? Kemungkinan mereka melarikan diri dari sesuatu yang kuat nan mengerikan."

            Sergio mengerutkan keningnya usai mendengar pernyataan Raja Llyod.

            Mereka akhirnya datang juga. Musuh yang mau tidak mau akan dihadapi kerajaan ini … kali ini musuh tidak akan dipukul mundur seperti sebelumnya karena meremehkan negeri ini. Mereka akan maju dengan kekuatan penuh. Sekalipun Sigris sudah berusaha sebisa mungkin untuk tetap diam, dia masih tetap menyela meskipun tahu itu tidak sopan dan berkata.

            "Pasukan Raja Iblis … ya?”

            "Benar. Mereka akhirnya datang juga."

            Para penyerang terdiri dari sejumlah pasukan monster berbahaya dari berbagai bangsa. Kerajaan sendiri ingin menghindari peperangan ini, tetapi mereka pasti akan menyerang tiba-tiba seperti terakhir kali.

            "Komandan Sigris, laporkan ini pada semua Komandan … bersiaplah untuk bertempur kapan pun."

            "Baik!! Akan saya laksanakan!"

            "Bagus …."

            Llyod mengangguk terhadap tanggapan menjanjikannya. Sigris pun membungkuk hormat dan beranjak pergi untuk mempersiapkan.

            Lalu, Llyod mengalihkan pandangannya pada seorang wanita yang tengah bersandar di tembok dengan tangan bersedekap.

            "Rose …."

            "Aku sudah tahu, Baginda Llyod. Aku harus memeriksa situasi pasukan Raja Iblis, ‘kan?"

            "… Maaf, ya."

            "Tidak apa, lagian aku memang yang tercepat di negeri ini. Cukup pergi ke daratan perbatasan saja, ‘kan?"

            "Ya, harusnya ada di sana … aku sungguh bersyukur karena kita punya seseorang yang sanggup melakukan tugas ini."

            Wilayah dataran bagian dalam terdiri dari tiga wilayah perbatasan.

            Ketiganya itu adalah Kerajaan Lyngle, negara tetangga dan [Wilayah Raja Iblis]. Wilayah tersebut dulunya dipanggil [Jalur Kuuor], tetapi dengan munculnya Raja Iblis, wilayah itu pun seketika dihuni monster yang tidak terhitung banyaknya.

            "Kalau begitu, aku akan pergi pas sudah mulai gelap saja."

            "Ap—saat malam?! Bukannya berbahaya?! Nona Rose!"

            Kecemasan Sergio memang masuk akal.

            Sangatlah berbahaya untuk mendekat apabila pasukan Raja Iblis benar-benar tengah mendekat juga. Akan tetapi, Lyngle ini adalah Kerajaannya Rose—hampir tiap monster bisa mudah dikalahkan olehnya.

            "Rose … kamu masih tidak pengin bertugas kembali sebagai Komandan?"

            Kata-kata itu disampaikan pada Rose, yang hendak beranjak pergi.

            Pernyataan tersebut masih dilontarkan, sekali pun pasti ditolaknya.

            "… Aku tidak ada niat kembali. Aku juga bukan seorang manusia sesuci dan sebaik Anda, Baginda Llyod."

            "Pasti karena insiden itu—"

            "Mana mungkin aku akan melupakan kejadian yang selalu membekas dibenakku. Bekas luka ini akan selalu mengingatkanku akan kenyataan kematian mereka."

            Ekspresi Rose semakin luluh selagi menunjuk ke mata kanannya. Dalihnya tidak ingin kembali mungkin karena mata kanannya, tetapi alasan sebenarnya adalah karena ‘insiden itu’. Tragedi yang dialaminya mungkin meninggalkan bekas luka yang amat dalam.





            "Mungkin ini kesempatan bagus, haruskah kuberitahu alasan dibalik aku mendirikan Pasukan Penyelamat?"

            "Apa … alasannya?"

            Rose menatap Llyod dengan mata kirinya.

            Pupil sehijau batu giok tampak memikat perhatian Raja seakan terlihat gemetar … Raja pun menatap balik dengan pandangannya sendiri. Kemenangan terakhir kali adalah karena kontribusi Pasukan Penyelamat. Orang yang menyetujui Pasukan Penyelamat adalah Llyod sendiri, tetapi dia tidak pernah mendengar tujuan didirikannya dari Rose. Yang jelas, adalah untuk menyelamatkan nyawa orang. Akan tetapi, dia sendiri pasti punya tujuan lain.

            "Aku—"

            Selagi menutupi mata kanan dengan tanganya kanannya, bahunya gemetar dan merubah posisi ujung mulutnya. Llyod dan Sergio segera mendekat untuk berjaga-jaga karena melihat eskpresi yang biasanya takkan dia tunjukkan.

            "Menginginkan bawahan yang takkan mati."

            ‘Bawahan yang takkan mati’, itulah yang dicarinya. Saat kata-kata ‘tidak mungkin’ dan ‘mustahil’ terbesit dalam benak Llyod, dia pun teringat akan sosok seorang anak muda.



⟵Back         Main          Next⟶

Related Posts

Chiyu Mahou no Machigatta Tsukaikata Volume 01 Chapter 22 Bahasa Indonesia
4/ 5
Oleh