Chapter 21
Kak
Inukami dan aku berhasil kembali ke Kerajaan.
Sebertemunya
dengan Bluerin dan para pengawal, kami disuruh pulang karena ada kelompok yang
diutus Kerajaan Lyngle untuk mencari kami.
Para
pengawal mencari kami sepanjang hari karena panik dan serasa bersalah. Usai mengatasi
para bandit, si pengawal berjubah pulang untuk melapor hilangnya kami. Aku harus
berterima kasih pada mereka nanti.
Setibanya
di Kerajaan Lyngle, kami langsung ke tempat Raja untuk melapor bahwa kami
enggak kenapa-napa. Aku menyerahkan Bluerin ke para pengawal. Mereka terlihat
akrab tanpa sepengetahuanku. Tentunya, aku menyerahkannya pada mereka juga
supaya orang asing enggak menyentuh Bluerin ….
Kak
Inukami dan aku memasuki ruang perjamuan. Di ruangan tersebut, ada raja, Rose,
Sigris dan seorang tetua bernama Sergio yang juga turut hadir saat insiden
pemanggilan kami.
Enggak
ada satu pun pengawal istana. Apa mereka sudah memercayai kami sampai
segitunya?
"Ooh
…, USato …, Suzune, syukurlah kalian berdua baik-baik saja."
Usai
sang raja memastikan keselamatan kami berdua, dia menghela napas lega dan duduk
di singgasananya. Tampangnya yang kelelahan sangat menunjukkan betapa cemasnya
dia. Untuk sekarang, aku harus meminta maaf karena sudah membuat raja khawatir,
sih …, itulah yang sempat kupikirkan, tetapi Kak Inukami berkata duluan.
"Maafkan
kami karena telah membuat Anda khawatir."
"Tidak,
tidak perlu sampai memintaa maaf segala. Malahan, aku lah yang harus minta
maaf. Perjalanan ini pasti berat bagi kalian berdua. Maaf, Usato. Andai saja aku
tidak menyuruhmu untuk ikut serta dalam pelatihan ini bersama Suzune …."
Sifat
raja yang terlalu baik ini malah membuat situasi jadi susah. Aku berhasil
menanggapi meski sempat kerepotan dengan kata-katanya.
"Enggak,
aku …, saya baik-baik saja. Malahan, saya sudah terbiasa dengan situasi seperti
ini, makanya …."
"Terbiasa?"
Keceplosan.
Mungkin
akan ada akibatnya kalau aku jawab jujur.
"Aah, bu-bukan
apa-apa! Dia dunia saya sebelumnya, saya sering kali pergi ke hutan!"
"Be-Begitu,
ya …."
Bentar,
kenapa pula coba aku membela Rose?
…
Jangan-jangan aku sudah dilatih Rose samapai lupa diri begini?
Rose
tiba-tiba menatapku sambil tersenyum lemah.
Perasaan
mengerikan kekalahan ini ….
"Kuh."
"Usato?"
"Bukan
apa-apa … ya, bukan apa-apa, kok."
Aku
enggak boleh membuat Kak Inukami sampai curiga.
"…
Oh iya, Usato. Apakah latihanmu dengan Pasukan Penyelamat ada masalah?"
Aku
enggak mau jawab pertanyaan macam ini~!
Aku
enggak menyangka akan langsung ditanya begini setelah barusan membohonginya.
…
Harus jawab apa coba? Jujur saja, ini lebih menegangkan ketimbang bertarung
dengan Blue Grizzly. Rose ada di sini pula, aku harus menuai apa yang kutabur
setelah menjawab ….
"Aku
…, saya baik-baik saja, kok."
"Begitu,
ya …, aku sunguh khawatir. Tapi …, syukurlah kamu baik-baik saja."
Sakit
kali hatiku.
Terasa
ada beban berat yang mencoba menghancurkan hatiku. Selagi luka batin ini terasa
mencekamku, raja terlihat berbicara dengan Sergio.
"Baginda
Lloyd, sudah waktunya …."
"Tanpa
kamu ingatkan pun aku tahu, Sergio …, Usato, Suzune. Kalian berdua mungkin
lelah. Jadi, beristirahatlah."
Kami
pun meninggalkan ruangan dengan seizin raja.
Akan
tetapi, bagaimana bilangnya, ya—Rose sama seperti biasanya, tetapi …, tampang
Sigris dan Sergio terlihat muram. Mereka berdua merasa lega usai melihat kami
baik-baik saja, tetapi mereka seperti mencemaskan sesuatu. Seenggaknya, itulah
yang kurasakan.
"…
Kalau cuma perasaanku saja, maka baguslah."
"Usato!
Kak Inukami!"
"Kazuki
dan Putri Seria …."
Saat
berjalan di dalam kastil sama Kak Inukami, Kazuki berlari menghampiri kami
sambil ngos-ngosan bersama Putri Seria.
Oh
iya, kami sudah membuat Kazuki khawatir juga.
"Lama
enggak ketemu, Kazuki."
"Ya
… bukan itu! Pas aku sudah bangun, Usato dan Kak Inukami hilang sesudah
diserang monster …, aku …, sangat mengkhawatirkan kalian, tahu!!"
"Ah,
maaf."
Aku
merasa malu sekali.
Selagi
Kak Inukami dan Putri Seria mengobrol, Putri Seria cekikikan melihat kami
berdua. Senyumnya sangat mempesona. Namanya juga tuan putri, setiap gerakannya
sangat anggun.
"Fufufu,
sewaktu mendengar kelompoknya Nona Suzune hilang, sifat Tuan Kazuki langsung
berubah dan mulai berlari mencari kalian berdua."
"Ah!
Tolong jangan beritahu mereka soal itu!"
"Hahaha,
kamu ini ceroboh sekali, ya, Kazuki."
Kak
Inukami mengolok-ngolok Kazuki untuk meramaikan suasana.
"Kak
Inukami sendiri malah dibenci sama monyet kecil."
"I-Itu
…, kamu ini perundung, Usato!"
"Usato,
monyet kecil?"
"Sebenarnya
…, Kak Inukami—"
"Benar-benar
bukan apa-apa, ‘kan?"
Kak
Inukami menutupi mulutku. Kamu enggak mau ketahuan sampai segitunya, ya. Akan
kuberithau Kazuki saja nanti.
Kazuki
dan Putri Seria yang bingung, memiringkan kepalanya. Mereka terlihat memikirkan
sesuatu saat Putri Seria dan Kazuki melihat tingkah laku kami.
"Mereka
dekat sekali, ya."
"Sepertinya
memang begitu …."
Rupanya
Tua Putri salah sangka lagi. Kazuki enggak menyadarinya juga, tetapi—
Ini
bakalan gawat. Namanya juga Kak Inukami, dia pasti mencoba mempermainkan
kesalah pahaman ini dan memperparahnya ….
Sebenarnya,
aku bisa melihat Kak Inukami yang menaikkan ujung mulutnya hingga membentuk
bulan sabit.
"Enggak,
bukan begitu."
"?!"
Usai
aku berkata begitu, Kak Inukami terlihat terkejut dan melangkah mundur. Enggak,
maksudku …, seenggaknya kamu harus berusaha sedikit untuk menahan diri …,
kurasa mustahil.
"Begitu,
ya. Sayang sekali~."
Putri
Seria, itu sama sekali bukan senyuman "sayang sekali". Sekalipun
dunia berubah, sepertinya enggak bakalan bisa merubah kesukaan cewek untuk bergosip
hubungan percintaan. Hubungan kami benar-benar enggak begitu, sih!
“Ah,
omong-omong, Usato. Ketua Rose memang hebat~"
"Kenapa
tiba-tiba kamu bilang begitu?"
Enggak
disangka-sangka nama Rose akan keluar dari mulutnya Kazuki ….
Orang
itu dan Kazuki harusnya jarang ketemu, seenggaknya harusnya begitu. Selagi
menggigil ketakutan, aku menunggu kata-kata selanjutnya Kazuki. Kalau dia
bilang, ‘aku sangat mengagumi seseorang seperti Rose, izinkan aku bergabung
dengan Pasukan Penyelamat’ …, sekalipun harus menghajar Kazuki sampai pingsan
untuk menghentikannya, akan kulakukan.
"Saat
aku mencoba pergi mencari kalian berdua yang hilang, aku dihentikan di gerbang
kastel oleh Rose …, aku sudah mengerahkan semua kekuatanku …, tetapi aku
takbisa mendaratkan satu serangan pun padanya."
"Itu
karena orang itu enggak normal …."
Dia
bisa mengangkatku dan Bluerin sambil berlari dengan kecepatan penuh ….
Bahkan
ular yang sempat memojokanku hingga nyaris mati pun, dikalahkannya hanya dengan
satu serangannya saja ….
Dan
sekarang citranya Kazuki pada Rose sudah seperti pada seorang pahlawan saja …,
tentu saja ekspresiku menjadi mengaku.
Gawat,
gawat sekali ini mah Kazuki …, orang itu mah bukan pahlawan karena dia adalah
seorang penyembuh yang berperan sebagai penjahat.
Chiyu Mahou no Machigatta Tsukaikata Volume 01 Chapter 21 Bahasa Indonesia
4/
5
Oleh
Lumia