Friday, September 20, 2019

Chiyu Mahou no Machigatta Tsukaikata Volume 01 Chapter 21 Bahasa Indonesia



Chapter 21


            Kak Inukami dan aku berhasil kembali ke Kerajaan.

            Sebertemunya dengan Bluerin dan para pengawal, kami disuruh pulang karena ada kelompok yang diutus Kerajaan Lyngle untuk mencari kami.

            Para pengawal mencari kami sepanjang hari karena panik dan serasa bersalah. Usai mengatasi para bandit, si pengawal berjubah pulang untuk melapor hilangnya kami. Aku harus berterima kasih pada mereka nanti.

            Setibanya di Kerajaan Lyngle, kami langsung ke tempat Raja untuk melapor bahwa kami enggak kenapa-napa. Aku menyerahkan Bluerin ke para pengawal. Mereka terlihat akrab tanpa sepengetahuanku. Tentunya, aku menyerahkannya pada mereka juga supaya orang asing enggak menyentuh Bluerin ….

            Kak Inukami dan aku memasuki ruang perjamuan. Di ruangan tersebut, ada raja, Rose, Sigris dan seorang tetua bernama Sergio yang juga turut hadir saat insiden pemanggilan kami.

            Enggak ada satu pun pengawal istana. Apa mereka sudah memercayai kami sampai segitunya?

            "Ooh …, USato …, Suzune, syukurlah kalian berdua baik-baik saja."

            Usai sang raja memastikan keselamatan kami berdua, dia menghela napas lega dan duduk di singgasananya. Tampangnya yang kelelahan sangat menunjukkan betapa cemasnya dia. Untuk sekarang, aku harus meminta maaf karena sudah membuat raja khawatir, sih …, itulah yang sempat kupikirkan, tetapi Kak Inukami berkata duluan.

            "Maafkan kami karena telah membuat Anda khawatir."

            "Tidak, tidak perlu sampai memintaa maaf segala. Malahan, aku lah yang harus minta maaf. Perjalanan ini pasti berat bagi kalian berdua. Maaf, Usato. Andai saja aku tidak menyuruhmu untuk ikut serta dalam pelatihan ini bersama Suzune …."

            Sifat raja yang terlalu baik ini malah membuat situasi jadi susah. Aku berhasil menanggapi meski sempat kerepotan dengan kata-katanya.

            "Enggak, aku …, saya baik-baik saja. Malahan, saya sudah terbiasa dengan situasi seperti ini, makanya …."

            "Terbiasa?"

            Keceplosan.

            Mungkin akan ada akibatnya kalau aku jawab jujur.

"Aah, bu-bukan apa-apa! Dia dunia saya sebelumnya, saya sering kali pergi ke hutan!"

            "Be-Begitu, ya …."

            Bentar, kenapa pula coba aku membela Rose?

            … Jangan-jangan aku sudah dilatih Rose samapai lupa diri begini?

            Rose tiba-tiba menatapku sambil tersenyum lemah.

            Perasaan mengerikan kekalahan ini ….

            "Kuh."

            "Usato?"

            "Bukan apa-apa … ya, bukan apa-apa, kok."

            Aku enggak boleh membuat Kak Inukami sampai curiga.

            "… Oh iya, Usato. Apakah latihanmu dengan Pasukan Penyelamat ada masalah?"

            Aku enggak mau jawab pertanyaan macam ini~!

            Aku enggak menyangka akan langsung ditanya begini setelah barusan membohonginya.

            … Harus jawab apa coba? Jujur saja, ini lebih menegangkan ketimbang bertarung dengan Blue Grizzly. Rose ada di sini pula, aku harus menuai apa yang kutabur setelah menjawab ….

            "Aku …, saya baik-baik saja, kok."

            "Begitu, ya …, aku sunguh khawatir. Tapi …, syukurlah kamu baik-baik saja."

            Sakit kali hatiku.

            Terasa ada beban berat yang mencoba menghancurkan hatiku. Selagi luka batin ini terasa mencekamku, raja terlihat berbicara dengan Sergio.

            "Baginda Lloyd, sudah waktunya …."

            "Tanpa kamu ingatkan pun aku tahu, Sergio …, Usato, Suzune. Kalian berdua mungkin lelah. Jadi, beristirahatlah."

            Kami pun meninggalkan ruangan dengan seizin raja.

            Akan tetapi, bagaimana bilangnya, ya—Rose sama seperti biasanya, tetapi …, tampang Sigris dan Sergio terlihat muram. Mereka berdua merasa lega usai melihat kami baik-baik saja, tetapi mereka seperti mencemaskan sesuatu. Seenggaknya, itulah yang kurasakan.

            "… Kalau cuma perasaanku saja, maka baguslah."






            "Usato! Kak Inukami!"

            "Kazuki dan Putri Seria …."

            Saat berjalan di dalam kastil sama Kak Inukami, Kazuki berlari menghampiri kami sambil ngos-ngosan bersama Putri Seria.

            Oh iya, kami sudah membuat Kazuki khawatir juga.

            "Lama enggak ketemu, Kazuki."

            "Ya … bukan itu! Pas aku sudah bangun, Usato dan Kak Inukami hilang sesudah diserang monster …, aku …, sangat mengkhawatirkan kalian, tahu!!"

            "Ah, maaf."

            Aku merasa malu sekali.

            Selagi Kak Inukami dan Putri Seria mengobrol, Putri Seria cekikikan melihat kami berdua. Senyumnya sangat mempesona. Namanya juga tuan putri, setiap gerakannya sangat anggun.

            "Fufufu, sewaktu mendengar kelompoknya Nona Suzune hilang, sifat Tuan Kazuki langsung berubah dan mulai berlari mencari kalian berdua."

            "Ah! Tolong jangan beritahu mereka soal itu!"

            "Hahaha, kamu ini ceroboh sekali, ya, Kazuki."

            Kak Inukami mengolok-ngolok Kazuki untuk meramaikan suasana.

            "Kak Inukami sendiri malah dibenci sama monyet kecil."

            "I-Itu …, kamu ini perundung, Usato!"

            "Usato, monyet kecil?"

            "Sebenarnya …, Kak Inukami—"

            "Benar-benar bukan apa-apa, ‘kan?"

            Kak Inukami menutupi mulutku. Kamu enggak mau ketahuan sampai segitunya, ya. Akan kuberithau Kazuki saja nanti.

            Kazuki dan Putri Seria yang bingung, memiringkan kepalanya. Mereka terlihat memikirkan sesuatu saat Putri Seria dan Kazuki melihat tingkah laku kami.

            "Mereka dekat sekali, ya."

            "Sepertinya memang begitu …."

            Rupanya Tua Putri salah sangka lagi. Kazuki enggak menyadarinya juga, tetapi—

            Ini bakalan gawat. Namanya juga Kak Inukami, dia pasti mencoba mempermainkan kesalah pahaman ini dan memperparahnya ….

            Sebenarnya, aku bisa melihat Kak Inukami yang menaikkan ujung mulutnya hingga membentuk bulan sabit.

            "Enggak, bukan begitu."

            "?!"

            Usai aku berkata begitu, Kak Inukami terlihat terkejut dan melangkah mundur. Enggak, maksudku …, seenggaknya kamu harus berusaha sedikit untuk menahan diri …, kurasa mustahil.

            "Begitu, ya. Sayang sekali~."

            Putri Seria, itu sama sekali bukan senyuman "sayang sekali". Sekalipun dunia berubah, sepertinya enggak bakalan bisa merubah kesukaan cewek untuk bergosip hubungan percintaan. Hubungan kami benar-benar enggak begitu, sih!

            “Ah, omong-omong, Usato. Ketua Rose memang hebat~"

            "Kenapa tiba-tiba kamu bilang begitu?"

            Enggak disangka-sangka nama Rose akan keluar dari mulutnya Kazuki ….

            Orang itu dan Kazuki harusnya jarang ketemu, seenggaknya harusnya begitu. Selagi menggigil ketakutan, aku menunggu kata-kata selanjutnya Kazuki. Kalau dia bilang, ‘aku sangat mengagumi seseorang seperti Rose, izinkan aku bergabung dengan Pasukan Penyelamat’ …, sekalipun harus menghajar Kazuki sampai pingsan untuk menghentikannya, akan kulakukan.

            "Saat aku mencoba pergi mencari kalian berdua yang hilang, aku dihentikan di gerbang kastel oleh Rose …, aku sudah mengerahkan semua kekuatanku …, tetapi aku takbisa mendaratkan satu serangan pun padanya."

            "Itu karena orang itu enggak normal …."

            Dia bisa mengangkatku dan Bluerin sambil berlari dengan kecepatan penuh ….

            Bahkan ular yang sempat memojokanku hingga nyaris mati pun, dikalahkannya hanya dengan satu serangannya saja ….

            Dan sekarang citranya Kazuki pada Rose sudah seperti pada seorang pahlawan saja …, tentu saja ekspresiku menjadi mengaku.

            Gawat, gawat sekali ini mah Kazuki …, orang itu mah bukan pahlawan karena dia adalah seorang penyembuh yang berperan sebagai penjahat.

⟵Back         Main          Next⟶



Related Posts

Chiyu Mahou no Machigatta Tsukaikata Volume 01 Chapter 21 Bahasa Indonesia
4/ 5
Oleh