Chapter
24
Teman
Masa Kecil
“Huh?
Leti?”
Wynn menurunkan pedang latihan yang ia gunakan untuk
duel, dan memanggil Leti.
“Selamat
pagi, Onii-chan”
“Selamat
pagi. Kenapa kau datang ke sini pagi-pagi?”
“Aku
kebetelun baru bangun...”
Leticia melihat ke sekeliling halaman belakang
“Wandering Bird’s Misteletoe” dengan rasa rindu pata matanya.
“Di
tempat ini, empat tahun yang lalu, aku mengalahkan Onii-chan untuk pertama kalinya... itu sudah lama”
Ada tong yang digunakan untuk menampung air. Setiap
hari, ia akan mengisi tong itu bersama dengan Wynn, melakukannya secara
bolak-balik. Ada ember dan keranjang yang digunakan untuk mengeringkan cucian,
dan juga membawa kayu bakar dan arang untuk kompor dan perapian. Di samping
itu, yang kecil itu, adalah gudang yang lusuh. Itu di mana Wynn tinggal sebelum
ia masuk sekolah.
Mengatasi rasa rindunya, Leitica berjalan menuju
gudang. Dia bisa melihat bahwa dinding gudang yang terbuat dari kayu telah
menerima kerusakan yang amat besar. Leticia menyentuhnya dengan tangan
kanannya. Saat ia menggerakan tangannya di sepanjang gudang kayu, kotoran di
atasnya terjatuh. Dia bisa melihat bekas perbaikan diseluruh dinding. Saat Wynn masih kecil, ia telah memperbaiki
itu sendiri menggunakan potongan-potongan kayu. Gudang penyimpanan tidak akan
bisa tahan terhadap angin dan hujan jika ia tidak memperbaikinya. Akan tetapi, perbaikannya
tidak sepenuhnya mencegah air bocor ketika hujan.
Selama hari-hari itu, Leticia sering menyelinap
keluar dari rumah, masuk ke gudang penyimpanan ini, dan menyelinap ke tempat
tidur Wynn. Meskipun potongan-potongan kayu tidak benar-benar bisa menghalangi
dinginnya angin, tapi itu tetap hangat di bawah selimut sederhana. Di bawah
selembaran tipis adalah kasur (mungkin jerami) yang ia pinjam dari kandang
kuda. Itu adalah tempat tidur yang Wynn buat untuk menghindari dari lantai kayu
yang dingin.
Itu benar-benar tempat tidur yang lusuh.
Namun, Leticia merasa bahwa itu lebih hangat
daripada tempat tidur di kamarnya sendiri. Ada tempat tidur yang lembut dan
hangat di kamarnya, di kediaman Duke Mavis. Itu seharusnya jauh lebih baik,
karena itu lebih lembut daripada tempat tidur Wynn. Akan tetapi, Leticia
diperlakukan sebagai gangguan oleh keluarganya, dan diperlakukan kasar oleh
para pelayan.
Di gudang penyimpanan ini, dia bisa tidur lebih
nyenyak dibandingkan dengan di rumahnya. Itu merubah rasa kesepian Leticia
menjadi sebuah kehangatan. Terkadang dia banyak bergerak ketika saat tidur yang
membuat Wynn terbangun. Wynn akan merasa terganggu, tapi wajah senangnya itu
begitu manis—
“Umm...”
Wajah Leticia memerah selama memikirkan masa-masa
itu, dan anak yang berada di sebelah Wynn memanggilnya.
“Sudah
lama tidak bertemu, bukan?”
Lebih dari wajah Leticia yang memerah, Abel,
wajahnya sangat memerah, dan dengan penuh semangat berdiri di depannya.
“Sudah
berapa tahun, yah? Aku dengar kau pergi ke suatu tempat yang jauh, tapi kau
datang kembali ke ibukota”
Leticia yang bingung, memiringkan kepalanya. Dia
melirik Wynn dengan tampilan yang bermasalah.
“Itu
Abel. Dia adalah anak bungsu dari pemilik penginapan”
Setelah melihat Leticia yang menjadi bermasalah
karena tidak dapat mengingat anak itu, Wynn membantunya.
“Ah!
Umm, ya, sudah cukup lama.....”
“Apakah
kau mengingatku?”
Meskipun dia tersenyum picik pada kenyataan tak
terduga bahwa ia lupa, Abel berusaha mempertahankan senyumannya. Sementara itu,
Leticia menatapnya dengan berhati-hati. Dalam ingatannya, dua anak laki-laki
dari “Wandering Bird’s Mistletoe” adalah orang yang selalu mengganggu dia untuk
bermain dengan Wynn, menyembunyikan buku-buku dan mengolok-oloknya sampai akan
menangis.
Dia secara alami menaikan kewaspadaannya.
Abel, senang bahwa dia bisa bertemu kembali dengan
cinta pertamanya setelah empat tahun, tidak melihat lagi Leticia. Saat
anak-anak, kecantikannya saja sudah tak tertandingi. Setelah empat tahun, ia
menjadi sebanding dengan seorang dewi. Terutama mata hijau emerald-nya. Dia menatap Leticia—yang sedang waspada—dan
semangatnya melambung tinggi.
“Setelah
kau pergi, aku menjadi seorang petualang,”
Kata Abel dengan penuh semangat.
“Berbicara
tentang itu, Leti juga bekerja sebagai seorang petualang, ‘kan? Dengan Wynn.”
“Ya”
“Apakah
kau juga melakukannya hari ini?”
“Kami
tidak berencana melakukannya hari ini... tapi kami mungkin....”
Dia melihat Wynn dengan ekspresi bertanya-tanya.
Jika Wynn masih melakukan permintaan sebagai seorang petualang, maka Leticia
pasti akan mengikutinya.
“Kalau
begitu, kali ini, maukah kau pergi bersamaku?”
Menyilaukan ekspresi Leticia, dia sekali lagi
menarik pedangnya untuk menunjukkan padanya. Pedang baru berkilauan di bawah
sinar matahari saat ia mengangkatnya.
“Apakah
itu mengawal seorang pedagang, atau membasmi para bandit, itu akan baik-baik
saja. Aku belajar bagaimana cara menggunakan pedang dari seorang petualang
senior di guild, jadi akan baik-baik saja, bahkan jika kita diserang. Itu tidak
seperti teknik pedang yang mereka ajarkan di sekolah kesatria. Itu adalah
teknik pedang menusuk untuk membunuh”
Abel mengayunkan pedangnya yang ia pelahari dari
Guild Petualang.
“Ini
akan memungkinkankyu untuk menebas banyak monster sebanyak yang aku bisa, jadi
kau tidak perlu khawatir. Aku akan menunjukkan kepadamu bahwa aku bisa
melindungimu”
“...
Sebelumnya, bukankah kau bilang bahwa itu bisa menebas tiga monster?”
Wynn secara refleks menyelanya dengan suara kecil.
Abel menatap Wynn, yang berdiri diam di belakangnya.
“Ya,
aku juga akan mengajakmu Wynn. Kau membutuhkan uang, ‘kan? Lihatkah saat aku
bertarung melawan monster. Ketika mereka menyerang, aku hanya akan menghindar,
kemudian menebas mereka. Aku sudah benar-benar tidak tahan”
Mengabaikan seruan Wynn, Abel sekali lagi
mengayunkan pedangnya dengan pergerakan yang lebar.
Kali ini, ia menggenggam perisai.
Bingung dengan Abel yang dengan senang meniru-niru
gerakan untuk mengalahkan monster, Leticia melihat ke arah Wynn, meminta
bantuan. Di sisi lain, Wynn berpikir tentang apa yang harus dilakukan. Mereka
seharusnya melakukan pertarungan pura-pura, tapi setelah melihat Leticia, Wynn
lupa, dan sekarang, Abel sedang bersemangat meniru-niru pergerakan saat
bertarung melawan monster.
Tidak ada apa-apa selain kebingungan.
Tatapan kedua orang yang bingung itu saling bertemu.
Tiba-tiba, tatapan Leticia tertuju pada salah satu bagian tubuhnya.
“Onii-chan, apakah yang dirambutmu itu lumpur?”
Itu patsti menempel saat ia berbaring di tanah.
Leticia melangkah menuju Wynn, sementara melirik
sekilas pada Abel, yang terus melakukan sandiwara lucunya.
“—dan
kemudian, aku menebasnya seperti ini! Sikap pertempuranku pasti sangat bagus.
Aku mempunyai permintaan kelas tinggi di guild petualang. Jadi tolong, bisakah
kau datang bersamaku karena aku telah bergabung dengan par...ty...”
Setelah selesai menebas para monster dalam
khayalannya, Abel perlahan mengembalikan pedang ke sarungnya. Kemudian, ia
dengan bangga berbalik ke arah Leticia, dan—kehilangan kata-katanya.
“Onii-chan, biarkan aku melakukannya”
“Tidak
apa-apa, aku bisa melakukannya”
“Sudahlah.
Jangan bergerak.”
Wynn sedang mundur dan Leticia mendekatinya, akan
tetapi, Leticia melangkah lebih dekat saat tangannya meraih kepalanya. Angin
dengan cepat menghembuskan rambut panjang Leticia, menggelitik lengan kanan
Wynn.
Baunya agak manis.
Semenjak Leticia mengusap kotoran pada bagian
belakang kepalanya dari depan, Wynn meraskan sebuah tonjolan lembut dari Leticia
pada tubuhnya. Leticia entah tidak menyadarinya, atau tidak keberatan, karena
dia tetap mengusap kotoran pada kepalanya.
“Ya,
sudah hilang”
‘T-Terima
kasih”
Wynn menggaruk pipinya dengan jari telunjuk kanannya
untuk membunyikan rasa malunya.
Leticia tersenyum, menatap Wynn.
Wynn sedikit tersipu dan mengalihkan matanya dari
Leticia saat senyumannya diterangi oleh matahari yang terbit.
“Hei,
Wynn”
Abel kembali sadar setelah adegan penuh semangatnya
telah diabaikan, dan berteriak pada Wynn.
“Kau.
Aku. Ayo kita duel”
“Tunggu
sebentar, Abel, matamu menakutkan!? Bukankah kau bilang bukan duel sebelumnya?”
“Berisik!
Diamlah!”
Teriak Abel yang marah.
Wynn secara refleks mundur ke belakang.
Abel saat itu menjadi sombong.
Bahkan Leticia, sang Brave, secara refleks menempel
pada lengan kanan Wynn.
“Tidak
apa-apa, cabutlah pedangmu! Duel denganku!”
Bahkan sejak dia masih kecil, Leti selalu menempel
pada Wynn. Bahkan Ayahnya, Randell, dan para petualang di guild, akan selalu
lebih mendukung Wynn.
Bahkan sekarang, dia akan mendengar Guild-master dan
para petualang senior mengatakan:
—“Apakah anak itu sudah menjadi kesatria? Oh, belum?
Tapi kalau itu Wynn, ia pasti bisa melakukannya”
Bahkan petualang kelas-atas tidak memiliki keraguan
sedikit pun bahwa Wynn pasti akan menjadi kesatria. Meskipun ia lebih muda dari
Abel, ia bekerja sebagai petualang, beberapa tahun yang lalu. Dengan yakin,
Abel seharusnya lebih dihargai dari dia sekarang.
Itu membuatnya frustasi!
Gadis yang dicintainya, para petualang yang dia
kagumi, semua orang mengakui Wynn. mengapa Wynn, yang belum menjadi kesatria,
lebih diakaui daripada dia?
‘Kalau begitu, aku akan menunjukkan padanya
kehebatanku’
“Apa boleh buat”
Wynn dengan lembut mendorong bahu Leticia ke
belakang. dia perlahan-lahan memegang pedang latihannya.
“Aku
datang, brengsek!”
Abel, dengan perisai di tangannya, melompat pada
Wynn
Pada akhirnya, ia dengan cepat menuju Wynn, dan
ketika ia menyadarinya, ujung pedang Wynn sudah menunjuk pada hidungnya.
Tanpa ragu-ragu, Abel, benar-benar telah dikalahkan.
Yuusha-sama no Oshishou-sama Chapter 24 Bahasa Indonesia
4/
5
Oleh
Lumia
4 komentar
aku bantu share ajah dah :v
Replysemangat dah nge TLnya
awoakwowkko bisa diabetes ini baca Leticia
Replylanjut min
Replyyg ditunggu2 akhirnya update juga \\(^-^)//
Reply