Arc 2
Chapter 44.5 – Hadiah Ulang Tahun
Penginapan Pengelana Bird’s.
Setiap malamnya, petualang, pedagang, dan pengelana
yang kelelahan mencari tempat beristirahat di sana. Baik orang asing maupun
kenalan akan sama-sama minum dan makan bersama saat mereka melakukan
perundingan dan berbagi kabar antar satu sama lain. Mereka tertawa dan
berteriak bersama, dan terkadang, saling bertengkar.
Setiap harinya, penginapan itu dipenuhi dengan
semangat. Tetapi, saat malam tiba, hiruk piuk pun akan mereda, seakan itu tak
pernah terjadi. Setelah pegawai penginapan selesai membereskannya, mereka akan
tidur, dan penginapan itu pun akan benar-benar sunyi.
Dia menggigil. Bagian dalam gubuk tak lebih hangat
dari udara di luar. Wynn mengunci pintu dan meregangkan tubuh lelahnya, yang
telah bekerja dari pagi hingga larut malam.
Dinginnya.
Awan tebal menutupi langit malam.
Dinginnya angin malam membelai kulitnya. Dia saling menggosokkan
kedua tangannya yang kasar dan berlari pelan di tempat. Hanna memberikannya
pakaian bekas Mark dan Abel, tapi pakaiannya tak bisa menghalau udara dingin,
jadi dia tak punya pilihan selain menggerakkan tubuhnya.
Turun salju,ya.
Kuharap tak terlalu banyak salju yang turun.
Setelah sedikit menghangatkan tubuhnya, Wynn
menyelinap ke kain bulu yang digunakan sebagai selimutnya.
Dia juga menerima beberapa pakaian kulit hangat,
tapi pakaian itu digunakan sebagai bagian dari selimutnya. Sambil terbangun, dia
dapat menggerakkan tubuhnya agar hangat. Juga, dapur tempat dia bekerja pun
hangat.
Akan tetapi, saat dia tidur, lain lagi ceritanya.
Perasaan menggigil membuatnya tak bisa tidur dengan nyenyak. Masalah ini juga mempengaruhi
banyak orang yang tidur di jalanan.
Sekitar saat tahun ini, selagi joging pagi di
sekitar kota, dia melihat banyak orang yang tidur di jalanan menggigil
kedinginan. Suatu waktu, Leti ketakutan oleh mayat yang membeku, jadi sekarang,
dia hanya membawa Leti melalui jalan-jalan yang mempunyai ketertiban umum yang
lebih baik.
Semakin cepat
aku tidur, semakin cepat pula aku bisa bangun untuk berlatih.
Setelah seharian bekerja, Wynn menyerahkan tubuhnya
yang kelelahan pada rasa kantuknya.
*krek*
Dia mendengar suara pintu yang bergetar.
Anginnya cukup
kencang
Wynn mengabaikannya dan terus berusaha untuk tidur.
*krak*
Dia sadar bahwa itu tak mungkin angin. Kedengarannya
seakan ada yang mencoba membuka pintu.
Siapa ya, pada
jam segini?
Takkan ada pencuri yang ingin mencuri dari gubuk
kecil semacam itu.
Wynn mennggosok matanya, lalu membuka kunci
pintunya.
“Onii-chan!”
Seorang gadis kecil berlari melewati pintu yang
terbuka, dan masuk ke gubuk kecilnya Wynn.
“Huh?
Leti? Kenapa kau ada di sini?”
Leti adalah teman masa kecilnya Wynn, seorang gadis
yang berusia 7 tahun. Leti mendekap Wynn yang terkejut, terisak-isak sembari
terus mengatakan, “Onii-chan, Onii-chan!”.
Tubuh Leti yang hangat dan lembut, pakaiannya yang
tebal memberikan Wynn sedikit rasa hangat dari dingin yang menusuk tulangnya,
tapi masalah seorang gadis yang menangis menantinya.
Terelpas dari kenyataan bahwa salju sudah mulai
turun, ia pasti telah pergi dari rumahnya dan menahan dinginnya angin yang
membeku. Ia mengenakan pakaian yang hangat, tapi ia masih merasakan dingin
sampai ke tulangnya.
Wynn pergi ke dapur dan menuangkan segelas susu. Dia
menambahkan sedikit gula pada gelasnya, dan menyerahkannya pada Leti, berusaha
untuk menghiburnya.
Susu dan gula cukup mahal, dan Hanna akan sangat
memarahinya bila ia menggunakannnya tanpa izin. Tetapi, ia yakin kalau Hanna
akan memaafkannya bia itu untuk Leti.
Dalam kasus terburuk, Wynn bersedia menerima hukuman
demi menghibur Leti.
Setelah meneguk segelas susu hangat, Leti pun mengehela
napas dan mulai menceritakan pada Wynn apa yang telah terjadi.
“Demi
debutnya Leti, keluarga Leti akan mengadakan perayaan ulang tahun untuk ulang
tahun Leti yang kedelapan”
“Aku
tak ingat pesta ulang tahun kakak lelakiku, tapi untuk ulang tahun kedua kakak
perempuanku, banyak orang yang diundang dan ada jamuan besar dengan banyak
manisan. Ada banyak hadiah juga”
Lalu, tak biasanya bagi mereka, saudarinya membual
mengenai hadiah untuk adik perempuannya, yang mempunyai sebuah ruangan di
bagian belakang rumah, saat mereka mengunjunginya.
“Saat
kau berusia delapan tahun, kau akan mendapatkan gaun yang cantik, manisan, dan
hadiah yang sangat banyak!”
Mata Leti berkilau dengan gembira saat
memikirkannya.
Jadi saat aku
berumur delapan tahun, aku akan makan dengan seluruh keluargaku, bersama? Kita
akan saling mengobrol setiap hari?
Leti sangat begitu menantikan hari itu. Ia telah
menantikan untuk bisa memakan manisan yang akan diterimanya bersama dengan
Onii-chan tercintanya.
Lalu, akhirnya, ulang tahun yang telah lama dinanti
itu pun tinggal satu hari lagi. Akan tetapi, harapannya pun musnah.
“Kau
tak boleh pergi ke luar. Kau kurang bertata krama, dan tarianmu pun sangat
buruk. Dan kau bahkan belum bisa menulis! Sungguh memalukan! Kau dilarang
meninggalkan kamar!”
Pesta ulang tahunnya pun berakhir bahkan sebelum
dimulai.
Itu tak benar!
Aku tahu tata krama. Aku bisa menari dan aku pun tahu bagaimana cara menulis!
Ia belajar membaca dan menulis bersama Wynn.
Apalagi, setiap saat ia akan memilih sebuah buku untuk ditunjukkan pada Wynn.
Tanpa disadari, ia secara perlahan bisa membaca buku-buku sihir tingkat lanjut.
Lewat latihan menari bersama Wyn, kemampuan fisiknya menjadi sangat baik untuk
anak seusianya.
Tentunya, tata kramanya belum sempurna, tapi bagi
seorang gadis seusianya masihlah bisa dierima.
Sanggahan Leti tak pernah menjangkau orang tuanya.
Itu karena baron yang merupakan mantan guru
pribadinya Leti telah menyerah untuk mengajarinya, menyatakan bahwa ia adalah
seorang pelajar yang tak kompeten.
Akan tetapi, Leti sama sekali tak mengetahuinya.
Ia hanya bisa pergi merangkak ke tempat tidurnya
dengan sedih. Ia telah berusaha untuk mencari tahu apa kesalahan yang telah
diperbuatnya, tapi tak dapat menemukan jawabannya. Akhirnya, rasa kesepiannya
pun mendorngnya untuk pergi ke gubuknya Wynn.
Leti selesai menceritakan kisahnya dan kembali
terisak-isak secara tak karuan.
“Tak
apa. Ada aku di sini. Benar, bagaimana kalau kita merayakan ulang tahunmu
bersama-sama, hanya kita berdua? Tapi tak bisa sepanjang hari karena aku harus
bekerja, tapi aku bisa meminta pada Bibi Hanna untuk istirahat sebentar”
Wynn membelai rambut emas cantiknya Leti dan
menghiburnya.
“Ayo
tidur, Leti. Sudah malam”
Mereka berdua pun merangkak ke tempat tidur.
Karena kelelahan setelah menangis dan merasa lega
berada bersama Wynn, Leti pun tertidur lelap.
Cahaya bulan menembus awan tebal dan mengalirkan
cahanya melalui jendela kisi-kisi yang berguna sebagai ventilasi, tepat pada
wajah Leti yang tak berdosa.
Dengan lemah lembut, Wynn menyeka bekas air matanya,
juga bekas susu di sekitar mulutnya, sebelum membaringkannya pada tempat
tidurnya sendiri.
Udara yang berhembus melewati ruangan terasa dingin
seperti biasanya, tapi karena adanya Leti, tempat tidurnya sedikit lebih hangat
dari biasanya.
Aku harus meluangkan
waktu saat sore.
Wynn memikirkan bagaimana caranya agar dia bisa meluangkan
waktu pada sore hari saat dia melawan rasa kantuknya. Begitu dia terpikirkan
sebuah rencana, dia pun jatuh tertidur dengan lelap.
Pagi pun tiba.
Untuk pertama kalinya semenjak dia memutuskan untuk
menjadi kesatira, Wynn melewatkan latihannya.
Biasanya, Leti akan ikut bergabung dalam
pelatihannya. Tetapi, ia masih tertidur.
Wynn diam-diam keluar dari tempat tidur dan membasuh
wajahnya.
Dia bermaksud untuk menghabiskan seluruh waktu
sorenya dengan bermain bersama Leti.
Dia harus membuat perayaan ulang tahun yang sangat
bagus untuk Leti. Dia sudah merencanakan semuanya.
Dia menuangkan air dalam tong besar ke dalam
beberapa wadah yang lebih kecil, lalu membersihkan tongnya. Lalu, dengan satu
ember pada setiap tangannya, dia berlari ke sumur umum terdekat. Dia
bolak-balik antara penginapan dan sumur sampai tongnya penuh, lalu mulai
memberishkan bar dan dapur penginapan. Setelah itu, dia mencuci dan mengelapi
peralatan makanan, dan menggunakan air yang diambil dari tong untuk mencuci
kentang dan sayuran lainnya. Setelah mencuci sayuran, dia mengambil persediaan
bahan yang dimiliki penginapan.
Saat itu, langit pun sudah mulai terang.
Randell dan Hanna pun terbangun dan mulai bekerja.
Wynn melaporkan keadaan persediaan bahan-bahan saat
ini pada Randell.
“Hei,
ada apa denganmu hari ini? Kau melakukan semua pekerjaan ini lebih awal dari
biasanya!”
“Yah,
sebenarnya..... Leti sangat sedih karena keluarganya membatalkan perayaan ulang
tahunnya. Karena itu, ia datang ke rumahku semalam. Makanya, agar sore ini bisa
bermain dengan Leti, aku ingin libur saat sore nanti”
“Yah,
kurasa sesekali tidak apa”
Hanna pun menyetujuinya dengan mudah.
Wynn membelalakkan matanya, terkejut bahwa ia dengan
mudah menyetujuinya. Randell pun ikut tertegun.
“Ada
apa? Apa aku mengatakan sesuatu yang aneh? Aku tak keberatan, karena dia telah
menyelesaikan pekerjaannya. Akan sangat menyedihkan kalau ia tak bisa merayakan
hari ulang tahunnya, jadi cepat dan selsaikanlah pekerjaanmu!”
Dengan begitu, Hanna pun membuka buku laporannya.
Kelihatannya ia akan menuliskannnya pada buku
laporannya.
Wynn menegur Randell, yang terkejut melihat istrinya
bertingkah tak biasanya, kembali sadar untuk menanyakan bahan-bahan mana saja
yang perlu dibeli. Ia kemudian menerima uangnya dari Hanna dan pergi ke pasar.
“Apa
yang merasukimu? Kau bahkan tak pernah memberi Wynn istirahat”
Randell masih tak paham kenapa istrinya bertingkah
begitu. Hanna mendongak dari buku laporannya.
“Dia
bilang perayaan ulang tahun. Itu berarti gadis itu berasal dari keluarga
bangsawan”
Satu pernyataan ini pun menenangkan Randell.
***
“Hmmm.....
huh? Onii-chan?”
Saat Leti terbangun, mahari pun sudah cukup tinggi
di langit.
Ia belum pernah mengunjungi Wynn setelat hari ini.
Ia meninggalkan gudang. Terlepas dari kenyataan
bahwa itu merupakan hari ulang tahunnya, awan salju menutupi langit,
menyebabkan suasana yang mendung.
Perasaan kuat bergejeloak di dalam dirinya. Saat
ini, bukanlah kesedihan, melainkan kemarahan dan kebencian terhadap dirinya.
Meski ia bilang
kita akan bersama.
Dia merasa kesepian dan gelisah.
Tetesan kecil air mata terjatuh dari mata hijau
zamrud-nya.
“Oh,
Leti!”
Ia mendengar suara yang paling ingin didengarnya.
Saat ia berbalik, ia melihat Wynn, yang sedang tersenyum lebar.
“Sedang
apa kau? Ayo pergi dan cuci muka dulu. Menangis tidak cocok dengan wajah
manismu”
“Pergi?
Kemana?”
“Bukannya
kemarin aku sudah bilang? Kita akan merayakan ulang tahunmu hari ini! Lihat,
aku punya roti, keju, dan beberapa sosis dari Randell”
Dia sedang memegangi keranjang yang penuh dengan
makanan.
Tembikar kecil itu mungkin berisikan jus buah segar.
Ia juga melihat beberapa buah yang mahal.
“Whoaa”
Leta melebarkan matanya.
“Kurasa
ini takkan benar-benar sebanding dengan apa yang akan disiapkan keluargamu,
tapi ayo kita pergi dan memakannya di luar kota!”
“Oke!”
Leti bersusah payah menahan air matanya. Tetapi,
perasaan kuat yang sempat bergejolak dalam dirinya pun melemah dan menjadi
lembut.
***
Ada sebuah bukit kecil di luar kota.
Mereka berdua makan di sana, di lapangan berumput,
saat mereka membicarakan pembicaraan konyol dan kekanak-kanakan.
Makanan dan minumannya telah mendingin karena
cuacanya yang dingin, namun Leti rasa itu masih lebih enak ketimbang makanan
yang biasanya ia makan.
Setelah mereka makan sampai kenyang, mereka pun
berlarian di sekitar rumput.
“Lihat,
salju! Onii-chan, turun salju!”
Salju putih seakan terlihat menari saat melayang
menuju tanah.
“Hey
Onii-chan, ayo menari!”
Leti meraih tangan Wynn.
Keduanya berputar-putar dalam tarian yang tak
terlihat seperti tarian, bersama Wynn yang mengiringinya dengan canggung. Itu
bukanlah tarian yang bisa dilihat dari masyarakat kalangan atas.
Akan tetapi, mereka tak mempermasalahkannya.
Leti bernyanyi saat mereka menari.
Bahkan setelah Wynn lelah karena melakukan tarian
yang tak biasa dan duduk, Leti masih terus melanjutkan tariannya yang
memusingkan.
Suaranya sejelas suara lonceng. Salju terlihat
menari bersamaan dengan suaranya itu.
Suara Leti lebih baik dari salah satu penyanyi yang
pernah tinggal di Penginapan Pengelana Bird’s.
Wynn merasa sosok Leti yang menari selaras dengan
salju jauh lebih cantik dari gambar manapun yang bisa digambar oleh seorang
seniman.
Waktu berlalu begitu cepat.
Pintu gerbang kota pun akan segera ditutup.
Wynn mengepalkan kedua tangannya saat ia melihat
Leti dengan enggan bersiap-siap untuk kembali.
Mereka telah berpesta dan berdansa. Hal terakhir
yang tersisa adalah memberinya hadiah.
Saat berada di pasar untuk membeli bahan persediaan
penginapan, dia membawa sejumlah uang yang telah ditabungnya untuk membayar
biaya masuk ke Akademi Kesatria.
Dia membeli kotak bekal makan siang dari Randell
sebagai pelanggan.
Dia lalu membeli hadiah dari toko aksesoris di
pasar.
Leti terkadang berhenti untuk melihat-lihat aksesoris
itu.
Leti tak pernah kekurangan makanan maupun pakaian,
tapi tak seperti saudara-saudarinya yang lebih tua, ia tak pernah menerima
hadiah.
Ia hanya bisa melihat dari kejauhan saat saudarinya
menikmati hadiah mereka sendiri.
Hadiah itu sangatlah mahal harganya, dan tak mungkin
bagi Wynn untuk bisa mendapatkan sebagian besar dari hadiah sejenis itu.
Tetapi, ada beberapa yang bisa dia beli yang dijual di beberapa kios di pasar.
Walau begitu, itu masih membutuhkan sejumlah uang
yang tak terbayangkan bagi Wynn. Tetapi, begitu dia memutuskan untuk
membelinya, dia tak pernah ragu. Dia meminta pengrajin untuk membuatkan
aksesoris anak-anak.
Ada berbagai hal yang bahkan tak bisa dibeli oleh
uang.
Dan senyuman Leti lah salah satunya.
Dia mengambil sebungkusan kecil dari bawah
keranjang.
“Leti”
“Ada
apa, Onii-chan?”
Wynn meraih tangan Leti dan membawa isi bungkusan
itu dari belakang punggungnya dengan tangan kanannya.
Leti membelalakkan matanya.
“Selamat
ulang tahun yang kedelapan. Ini, hadiah untukmu”
Merasa malu, Wynn akhirnya berbicara dengan terus
terang.
Leti berkali-kali mengalihkan pandangannya ke antara
hadiah kecil di tangannya dan wajah Wynn.
Leti pun memeluk dengan erat hadiahnya di dadanya.
“.......
Aku sangat senang”
Ia pun menangis.
“.....
Aku sangat..... sangat senang......”
Ia mengulangi perkataan yang sama berulang-ulang.
“H-Hey,
kau menangis. G-Gerbangnya akan segera ditutup—”
Leti tertawa, melihat Wynn yang begitu kebingungan.
Bersamaan dengan itu, muncul celah pada awan yang
menutupi langit.
Wynn menjadi terengah-engah. Cahayanya itu
membuatnya tampak seakan Leti memancarkan cahaya keemasan.
Untuk sesaat, Leti terlihat suci. Ia hanya bisa
melihat dalam keadaan yang tertegun.
“Onii-chan?”
Suara Leti membawanya sadar kembali.
“A-ah.
Itu benar, kita harus pergi”
Saat melihat wajah Wynn berubah menjadi merah, Leti
tertawa lagi.
Air matanya belum berhenti, tapi perasaan di hatinya
sudah tak sedih lagi.
Ia menangis sembari tersenyum.
Itulah hari di mana Leti pertama kalinya menyadari
perasaannya.
***
“Hey,
apa kau sudah siap? Semuanya sudah menunggu, lo?”
“Ya,
aku akan segera ke sana”
Ia melihat dirinya pada cermin untuk memastikan
bahwa pakaiannya sudah rapih. Blazer putih dengan keliman biru. Keliman itu
disulam dengan benang emas. Itu benar-benar seragam yang pantas untuk seorang
bangsawan.
Hanya segelintir kesatria di kekaisaran yang bisa
mengenakan seragam itu.
Leticia berjuang dengan keras sebagai anggota dari
ordo kesatria itu.
“Apa
kau ingat, Onii-chan?”
Itu sudah terjadi enam tahun yang lalu.
Karena itu dibuat unuk anak-anak, hadiah itu pun
sudah tak muat lagi di jarinya. Ia melihat pada cincin kecil biru laut itu.
Itu bukanlah barang yang sangat mahal.
Itu tak cocok bagi putri ketiga seorang Duke. Dan
juga, itu bahkan mungkin kurang cocok untuk keluarga biasa.
Tetapi, Leticia selalu mengenakan cincin itu pada
rantai perak di lehernya.
Tak ada yang akan melihatnya.
Wynn telah melalui hidup dengan sangat miskin.
Dia telah bekerja sampai kelelahan setiap harinya
untuk menabung uangnya.
Dia tak ragu untuk menggunakan uang dari hasil kerja
kerasnya untuk membuat Leti bahagia.
Bagi Wynn pastinya harganya mahal.
Bagi para pelayan yang membantunya berganti baju
pasti bisa melihatnya, namun tak ada kritikan yang keluar dari mulut mereka.
Ia tak pernah memberi tahu Wynn bahwa cincin itu
masih tergantung di lehernya.
Ia menyentuh cincin di balik seragamnya itu dengan
tangan kanannya.
Leticia telah memutuskan hari di mana ia akan
memberi tahu Wynn mengenai cincinnya itu.
Hari itu pasti akan menjadi kenangan yang terpenting
dalam hidupnya. Pada hari itu, bersama Wynn yang berdiri di sampingnya, dia
akan berkata:
“Apakah
kau ingat, Onii-chan? Saat
itu.......”
Yuusha-sama no Oshishou-sama Chapter 44.5 Bahasa Indonesia
4/
5
Oleh
Lumia