Sunday, February 3, 2019

Chiyu Mahou no Machigatta Tsukaikata Volume 01 Chapter 14 Bahasa Indonesia



Chapter 14


            Ini kali keduanya aku mengunjungi kota ini.

            Ada banyak orang yang berjalan di sepanjang jalan, tapi aku enggak boleh memperlambat kecepatanku.

            Seperti yang dibilang Rose, aku harus terbiasa berlari di sekitar orang.

            Akan tetapi, kebanyakan orang mungkin akan menatapiku saat berlarian di sekitar kota sembari menggendong Bluerin.


            Normalnya, orang-orang di kota harusnya takut sama Bluerin karena dia merupakan monster. Namun entah kenapa, mereka malah menunjukkan tampang ‘lagi, ya’ setiap mereka melihatku.

            "Aku heran, kok kita enggak membuat gaduh, ya, Bluerin?"

            Di mata orang lain, harusnya penampilanku terlihat aneh. Bagaimanapun juga, aku ini mengenakan rompi latihan aneh dengan beruang di atasku.

            Kalau itu aku, pasti akan kulaporkan.

            "Yah, kurasa memang lebih bagus kalau enggak gaduh. Jadinya, aku bisa konsentrasi."

            Kota ini lumayan besar… aku pernah ke sini sebelumnya, tapi aku langsung ngibrit dari jalan utama yang kebanyakan ada orangnya ketimbang di gang-gang. Karena kalau nantinya aku tersesat, aku bisa menggunakan kastil besar untuk dijadikan penunjuk arah.

            Akan tetapi, ada banyak toko di sini. Banyak buah-buahan yang kuberi makan pada Bluerin tadi pagi di jual di sini, aku ingin tahu, apa mereka itu ciri khas di tempat ini. Akan kutanya Tong saja nanti.

            "Hei."

            Terakhir kali aku lewat sini, aku hanya melihat sepinatas saja, tapi kali ini aku mencium bau yang enak.

            Aku mengintip bagian dalam stan jalanan selagi berlari; mereka menjual makanan yang bentuknya aneh, dan bentuk makanan itu berbeda jauh dibandingkan dengan makanan di duniaku sebelumnya.

            "Haa… haa… tung… gu…"

            Yang jelas, ada apaan ini?

            Barusan, aku ada dengar sesuatu. Suaranya pun semakin dekat, kelihatannya kami terpisah agak jauh. Mungkin karena aku ini sedang lari, tapi rasanya aneh ada seseorang yang menghampiriku.

            Apa ada seseorang yang mencoba memanggilku?

            Aku yang merasa ragu pun menengok ke belakang—

            "… Uhuk… haa… haa… kamu yang di sana, tunggu…"

            Terpaut 10 meter, ada seseorang lelaki ramping yang ambruk karena sudah kehabisan tenaga.

            Aku melongo melihat pemandangan di hadapanku, tapi teriakan Bluerin membuatku tersadar kembali. Aku menghampiri orang yang berada di tengah jalan itu.

            Menurunkan Bluerin sebentar, kutempatkan telapak tanganku pada punggung pria itu dan menyalurkan sihir penyembuhan ke dalam dirinya.

            "Ka-Kamu baik-baik saja…?"

            "Uhuk… akhirnya… kamu menyadari juga…"

            Orang ini kelihatannya ada perlu denganku.

            Aku berdiri sembari menggunakan sihir penyembuh.

            Pria kurus yang wajahnya pucat itu menunjukkan ekspresi menyesal dan berdiri juga.

            Dia pria berambut pirang yang lumayan tampan. Akan tetapi, dia terlihat sangat sengsara dilihat dari bayangan penampilannya.

            Kelihatannya dia masih merasa kurang baikan, saat ini kita harus kembali ke jalan utama dulu. Di sana, aku menemukan sebuah kotak kayu untuk diduduki.

            "Bagaimana perasaanmu?"

            "Tidak, hanya saja… maaf…."

            "Aku enggak keberatan. Kamu punya perlu denganku?"

            Dia kelihatannya sudah tenang, wajahnya sudah kembali mendingan. Pria itu, merasa malu, menggaruk kepalanya dengan tangannya.

            "Yah~, kelihatannya aku sudah disapa oleh juniorku."

            "Junior kamu bilang…."

            "Eh? Ketua belum ada bilang padamu?"

            Junior? Para senior yang kuingat di Pasukan Penyelamat setelah datang ke dunia ini, hanyalah Tong dan kawan-kawannya.

            Kelompok menakutkan itu enggak cocok dipanggil senior, sih.

            Kalau begitu, orang ini… ah.

            "Kamu pasti penyihir penyembuh selain diriku dan ketua!"

            "Hahaha, dasar ketua. Sepertinya dia tidak banyak menjelaskan tentang kami. Kalau begitu, aku mesti mengenalkan diri. Aku anggota Pasukan Penyelamat, Olga fleur. Omong-omong, usiaku 23 tahun. Aku akan senang bila kamu memanggilku Olga saja."

            "Namaku Usato. Belum lama ini aku bergabung dengan Pasukan Penyelamat. Salam kenal, Olga-san."

            Orang ini bisa menggunakan sihir penyembuh sepertiku.

            Dari apa yang Rose bilang padaku, orang ini enggak ditugaskan di garis depan, melainkan mendukung di garis belakang.

            "Maaf, aku menganggu latihanmu. Aku kebetulan melihat seorang anggota Pasukan Penyelamat menggendong anak Beruang Grizzly saat sedang mau membeli beberapa obat-obatan… ditambah lagi, dia orang yang tidak kukenali. Makanya, kupikir dia mungkin anggota baru yang kudengar sebelumnya."

            "Ah, jadi begitu, ya… Eng? Bagaimana bisa kamu tahu aku ini anggota Pasukan Penyelamat?"

            Aku ‘ngerti kalau dia bisa tahu aku ini orang aneh yang menggendong beruang, tapi harusnya itu enggak memberikan petunjuk apa pun soal hubunganku dengan Pasukan Penyelamat.

            Bagaimana dia bisa tahu?

            "Hahaha, itu karena pakaian yang kamu kenakan. Itu seragam latihan khusus karena hanya anggota Pasukan Penyelamat saja yang diperbolehkan memakaiannya. Harusnya ada sulaman hijau pada seragamnya, ‘kan?"

            "Eh?... ah, benar juga."

            Sekuntum bunga hijau terjahit pada pantalon dekat pahaku.

            Aku enggak terlalu memikirkannya, tapi kelihatannya Olga-san bisa tahu kalau aku ini adalah bagian dari Pasukan Penyelamat dari jahitan ini.

            "Kebetulan juga, di sekitar daerah ini jugalah Tong dan yang lainnya biasa berlari. Para penduduk kota pun sekarang sudah cukup terbiasa."

            "Oh, jadi itu penyebab mereka enggak terlalu keheranan saat melihatku dan Bluerin…."

            "Meskipun aku akan dimakan kalau mencoba membawa anak Beruang Grizzly bersamaku… hahaha."

            Aku sudah sering berlari di kota dan aku heran, mengapa seseorang yang menggendong beruang enggak banyak berpengaruh. Yah sudahlah, lagian misteri itu sudah terpecahkan sekarang.

            Bluerin menatapiku selagi aku membuat tampang aneh. Aku dengan pelan mengelusnya, lalu melihat ke arah Olga.

            Dia tersenyum padaku dan berkata.

            "Walau begitu, rasanya sungguh mengejutkan bisa mengikuti latihan ketua yang kelewat melelahkan. Kami sama sekali tak bisa mengikutinya, lo."

            "Enggak, enggak, aku juga putus asa, makanya… eng? ‘Kami’, maksudmu... orang lainnya yang bisa menggunakan sihir penyembuh, ‘kan?"

            "Benar, dia adik perempuanku yang usianya lima tahun lebih muda dariku. Sebagai ganti tak berpartisipasi dalam latihan, kami menjalankan klinik."

            Kakak beradik yang bisa menggunakan sihir penyembuhan, ya. Bakat seseorang terhadap sihir kelihatannya hampir sama dalam keluarga.

            "Ooh, kakak beradik…"

            "Tapi bukan berarti kami tak berada di Pasukan Penyelamat lagi. Tiap kali ada keadaan darurat, kami kembali ke pihak ketua dan merawat yang terluka."

            Begitu, ya. Sebagai ganti enggak berpartisipasi dalam latihan, mereka membantu dengan mendiagnosis dan mengobati di sekitar kota. Sewaktu perang terjadi, tugas mereka adalah menyembuhkan para sekutu di barisan belakang. Kelihatannya orang ini sudah memikirkan berbagai hal.

            Akan tetapi, Olga-san harusnya juga seorang sihir penyembuh sepertiku. Kenapa dia enggak bisa menyembuhkan dirinya sendiri sewaktu mengejarku?

            "Olga-san, jangan-jangan kamu enggak bisa menyembuhkan tubuhmu sendiri?"

            "Ah, soal itu, keunggulanku bukanlah menyembuhkan diriku sendiri, melainkan menyembuhkan orang lain. Biar begitu, tubuhku yang lemah lah alasan mengapa latihan ketua tidak cocok bagiku… tapi, adikku lain lagi ceritanya."

            "Begitu, ya…"

            Kelihatannya ada perbedaan perorangan antara apa yang bisa dan enggak bisa dilakukan dengan sihir.

            Kalau nanti aku punya waktu luang, aku ingin mengunjungi klinik Olga-san dan adiknya.

            Menggendong Bluerin pada pundakku, aku pun berdiri.

            "Nah, aku harus kembali latihan sekarang. Olga-san lebih baik istirahat lagi saja sebentar."

            "Maaf, ya, sudah menganggumu, Usato-kun."

            "Enggak apa-apa, malah aku senang bisa bicara denganmu, Olga-san."

            Aku harusnya enggak istirahat terlalu lama.

            Nanti aku bakal kena marah, tapi itu juga karena aku ingin menjalani latihanku dengan serius.

            "Ah, ada satu hal lagi."

            "Ya?"

            Olga-san memanggilku dan aku berbalik untuk melihatnya, wajahnya enggak lagi tersenyum, tapi menunjukkan tampang serius.

            "Janganlah terlalu membenci Rose-san. Orang itu memang cukup kejam, tapi bagaimana bilangnya, ya… dia itu orangnya kaku dan canggung, makanya…"

            Mulai dari sini, mereka enggak memanggil ‘ketua’, melainkan ‘Rose-san’, artinya mereka mungkin menganggap Rose pribadi dan bukan sebagai ketua. Kalau begitu, jawabanku sudah pasti.

            "Tenang saja. Dari awal, aku enggak pernah membencinya! Kalau begitu, sampai ketemu lagi!!"

           Dia adalah ketua yang tegas, galak, bengis, tapi entah kenapa, aku enggak punya perasaan benci padanya.

            Biarpun aku punya satu atau dua hal yang ingin kukatakan padanya sewaktu dia melemparkanku ke hutan… kalau bukan karena itu, aku enggak akan ketemu Bluerin, jadi kurasa itu masih bisa diterima.

            Tapi menyangkut Grand Grizzly, itu patut disayangkan….

            Namun, memikirkan apa yang bakalan terjadi kalau ular yang ada di hutan itu pergi menyerang kerajaan, membuat punggungku terasa menggigil.

            "… Kalau dipikir-pikir, mungkin sebaiiknya memang begini."

            Sembari menghadap kedepan, aku berlari.

            Kalau aku berkeliling lagi di sekitar kastil, harusnya aku bisa melihat Kazuki dan Senpai saat ini. Sudah lama semenjak terakhir kali aku melihat wajah mereka, aku harus pergi melihat mereka.

            … Tapi bukannya bakalan gawat membawa Bluerin ke dalam kastil?

*

            Sambil melihat pemuda itu berlari dengan menggendong anak Beruang Blue Grizzly, aku larut dalam pikiranku sendiri.

            "Seorang penyihir penyembuh yang mirip dengan ketua, dia pemuda semacam itu…"

            Dia bukan penyihir penyembuh sepertiku yang bertipe berkemampuan khsusus, tapi lebih ke tipe yang seimbang. Sebenarnya, aku tidak mempunyai keluhan soal efek sihir penyembuh yang dia berikan padaku.

            Usiaku masih dua puluhan, tapi aku merasa sedikit tersentuh.

            Sembari duduk di atas kotak kayu yang disediakan Usato-kun untukku, aku mendongak ke langit.

            "Sepertinya kamu sudah menemukannya ketua… selanjutnya kamu tidak akan dikerahkan ke medan perang sendirian lagi, lo."

            "Kakaaaak."

            Kelihatannya adik perempuanku sudah datang.

            Biarpun kamu sangat khawatir, tidak usah memperlihatkan ekspresi sepanik begitu… sungguh, adik yang merepotkan.

            "Kakak! Kau sudah keluar sendirian seharian ini, kau ini pengin mati apa?"

            "Aku ini bukan orang lemah, tahu?!"

            "Eh? Tapi, ini ‘kan kakak."

            Apaan cara bicaranya itu…? Seperti sudah sewajarnya memperlakukan keberadaanku ini lemah… bukannya itu kejam?

            Tidak, tidak, aku tak boleh terlalu memikirkannya. Aku harus berbicara dengan adik manisku ini mengenai pertemuanku barusan.

            "Kesampingkan saja itu, hari ini aku bertemu dengan anak yang menarik, lo."

            "Ya?"

            "Kamu juga harus mencoba menemuinya."

            Mulai sekarang, pasti akan ada berbagai hal menarik di toko untuk dinantikan.


⟵Back         Main          Next⟶




Related Posts

Chiyu Mahou no Machigatta Tsukaikata Volume 01 Chapter 14 Bahasa Indonesia
4/ 5
Oleh