Monday, July 1, 2019

Genocide Online Bahasa Indonesia Bab 03



Bab 03 – Suatu Tindakan Berani Pada Dewa Sekali pun


            Nah, kelihatannya aku berhasil dihidupkan kembali di kuil. Di tengah-tengah tempat indah ini, terdapat patung Dewa dari fraksi Ordo yang disebut [Dewa Mulia Tujuh Warna] kalau aku tidak salah… tunggu, aku tidak bisa mengamati dengan leluasa karena para pemain yang kubunuh juga berkumpul di sini. Dan sekarang, NPC uskup menunjukkan batang hidungnya untuk meredam kekalutan ini… kebetulan sekali.

            "A-Apa yang sudah terjadi di sana?"

            Salah satu korban malang yang tidak tahu apa pun soal diriku, segera berlari begitu berhasil dihidupkan kembali—omong-omong, aku sudah mengaktifkan skill [Camouflage] dan mengubah warna rambutku menjadi merah, sehingga aku pun berhasil menyelinap ke dalam kerumunan.

            "Semuanya, harap tenang!"

            Uskup kuil ini kelihatannya punya tingkatan yang tinggi di antara uskup lainnya karena kota pertama merupakan kota yang cukup besar. Kini, wanita ini tengah berusaha meredam kekalutan.

            "Orang itu kemungkinan besar merupakan utusan kekacauan, yang pada akhirnya akan menerima azab ilahi."

            "Utusan kekacauan? Pasti ini bagian dari event atau quest, ‘kan?"

            "Mana tahulah."

            "Tetapi, orang itu kayak pemain biasa juga, sih?"

            Begitu, ya. Jadi, aku dikira sebagai utusan kekacauan. Masih ada beberapa pemain yang mengira sebagai pemain juga, sih. Yah, wajar juga kalau mereka mengira begitu, lagian nilai karmaku sudah menurun drastis. Aku juga mesti memastikannya benar-benar.

            "Namun, jangan khawatir! Ordo telah mengaruniai kalian semua! Selama kalian berada di kuil ini, kami pasti akan menjamin keamanan dan keselamatan kalian!"

            Yakin, nih? Yah, biarkan saja dulu begitu.

            Perangkapnya sudah kupasang. Jadi, mari bunuh mereka.

            "Ah! Itu orangnya! Dia yang sudah membunuh kita!"

            Aku mengubah orang asing menjadi mirip denganku menggunakan skill [Camouflage], dan meneriakinya supaya perhatian semua orang tertuju padanya.

            "Bangsat! Besar juga nyalimu sampai muncul di sini!"

            "Tunggu! Bukan aku!"

            "Bacot, sia!"

            "Semuanya, tenanglah!"

            Tatapan semua orang langsung tertuju pada orang itu, dan menimbulkan keributan. Sang uskup pun kewalahan untuk menghentikannya.

            "BUNUH DIA! BUNUH DIA!"

            "SIKAT!"

            Bahkan, beberapa pemain yang merasa terhibur pun ikut memanas-manasi. Dengan begini, situasinya sulit untuk dikendalikan… sementara itu, aku langsung bergerak—

            "Ap!!"

—aku mengaktifkan skill [Fatal Blow] dan [Surprise Attack] yang baru kuperoleh, dan menusuk jantung sang uskup. Tepat sebelum dia terjatuh dengan menyemburkan darah dari mulutnya, aku merampas kalung yang terlihat mahal di lehernya. Lalu, kutendang beberapa pemain dan mengambil belati di atas altar yang mengeluarkan aura suci, kemungkinan besar itu merupakan suatu artefak.

            Setelahnya, aku pun memenggal biarawati yang menjadi pelayan sang uskup, melompati kepala para pemain—menyalakan obor dengan minyak yang aku curi tempo hari—dan berlari melalui kuil. Para pemain yang punya skill [Water Magic] mati-matian memadamkan api saat aku menyalakan obor tepat di tengah-tengah tempat kekacauan yang tadi aku mulai. Lagian, menuangkan minyak ke dalam api itu tidak baik, lo?

            "Cih! Itu orangnya! Gadis itulah pelaku aslinya!"

            "Dia juga orang yang menyalakan apinya!"

            "Tangkap dia!"

            "Minggir kalian!"

            Aku sudah dekat dengan jalan keluar pas mereka mulai menyadariku. Aku pun lekas membunuh penjaga gerbang kuil yang tidak tahu apa-apa soal keributan di dalam, dan lari ke makam bawah tanah di sebelah utara.

           Aku menyerang NPC penjaga yang menghalau jalan dengan belatiku. Lalu, kusambar salah satu penjaga, memotong kedua lengannya, dan menjadikannya tameng.

            "Dasar bajingan!!"

            Rekannya berteriak dengan geram, yang membuatku jengkel.

            Dengan begini, para penjaga bagian belakang takkan bisa mengganggu.

            Perlahan, aku maju sambil membawanya dan melemparkannya ke tengah-tengah mereka yang berusaha menahan diriku.

            "Hans!"

            Oh? Rupanya itu nama si penjaga tak bersenjata, ya… jangan-jangan, para NPC figuran juga bahkan diberikan nama?

            Kalau memang iya, sayang sekali….

            … aku bahkan tak merasa bersalah.

            "Dasar bajingan! Kami takkan hanya sekadar menangkapmu saja!!"

            "Persiapkan saja satu atau dua bagian tubuhmu!"

            Itu mah kalian kali? Kalau kalian tidak waspada, nanti kalian takkan bisa makan dengan benar, lo? Aku juga tidak yakin karena ini NPC, sih….

            Kulemparkan obor tepat di atas kepalanya si Hans dan menggunakan skill [Throwing] untuk melemparkan botol minyak dari tasku, yang kemudian pecah karena terbentur dan isinya pun tersebar ke obornya.

            "WAAAAA?!"

            "Matikan! Matikan!"

            Aku menyambar tengkuk salah satu penjaga yang panik dan melemparkannya ke rumah kayu terdekat—tentunya, selagi terbakar—lalu, aku pun kabur dengan memanfaatkan asap selagi para penjaga disibukkan dengan mematikan api.

==================================================

<<Level meningkat>>

<<Anda memperoleh SP>>

[Nilai karma menurun drastis]

<<Memperoleh Skill: [Escape]>>

<<Memperoleh Skill: [Voice Change]>>

<<Memperoleh Skill: [Disguise]>>

<<Level Skill [Camouflage] meningkat>>

<<Level Skill [Dagger Art] meningkat>>

<<Level Skill [Surprise Attack] meningkat>>

[Memperoleh Titel: God’s Enemy]

[Memperoleh Titel: Fugitive ∙ First Town]

[Memperoleh Titel: Fugitive ∙ Temple]

==================================================

            Banyak pemberitahuan muncul begitu aku memasuki makam di sebelah utara kota, tetapi kuabaikan dulu karena harus buru-buru menemukan tempat bersembunyi. Untuk sementara, bersembunyi dulu di tempat ini.


⟵Back         Main          Next⟶



Related Posts

Genocide Online Bahasa Indonesia Bab 03
4/ 5
Oleh