Chapter 58 – Hari Pertama ②
Anggota keluarga kerajaan mulai
mengemban tanggung jawab mereka saat usianya beranjak 18 tahun.
Namun beda halnya dengan Cornelia,
sebagai tuan putri ia masih punya kewajiban untuk menjamu para tamu, seperti
bangsawan dan orang terkemuka luar negeri.
Orangnya pun baru menghadiri acara
tersebut, di mana ia mesti bersabar meladeni sanjungan angkuh para bangsawan
yang datang untuk menemui ayahnya. Pasca-acara tersebut, ia terburu-buru melewati
koridor yang berliku-liku untuk menuju kediamannya di bagian dalam istana.
Karena panjang dan lebarnya koridor,
pergi ke mana pun serasa merepotkan.
Pilar demi pilar terperinci
dilewatinya. Para arsitek dan seniman terbaik negeri ini telah bekerja keras
demi menjungjung tinggi simbol kekaisaran ini, tetapi itu hanyalah sekadar
rumah saja bagi para penghuni istana.
Orangnya sendiri padahal berharap
supaya tidak membangun istana ini terlalu luas.
Padahal ini hari pertama Wynn,
dan aku malah membuatnya menunggu!
Melihatnya berlari di aula kastel
membuat para kesatria dan pegawai merasa geram. Akan tetapi, tiap ada orang
yang berpapasan dengannya akan merasa terkejut dan berusaha menegurnya. Namun, kecerobohan
yang dilakukannya itu berhasil ditutupi dengan sapaan santunnya yang terkesan
terburu-buru.
Gaun yang dikenakan Cornelian pun
bukanlah pakaian khas kerajaan dan tidak menunjukkan kedudukannya. Ia mengenakan
pakaian polos tanpa hiasan yang nyaman dikenakan.
Mary pasti akan memarahi
perbuatanku ini, deh. Oh, baru saja dibicarakan.
Wajah yang dikenali muncul di
hadapannya. Itu memang Mary.
Gadis itu membungkuk
serendah-rendahnya begitu melihat Cornelia.
"Maaf aku terlambat. Wynn belum
tiba?"
"Sudah, Tuan Putri. Akan tetapi
…."
"Apa ada masalah?"
Mary pun menceritakan perbincangan
dirinya dengan Raymond.
"Oh, Viscount Hoffman … salah
satu yang jadi anggota faksi Marquis Cliffdorf, ya?"
"Beliau merupakan Penyihir
Istana baru."
Jangan-jangan Cliffdorf berupaya
meningkatkan pengaruhnya di antara Penyihir Istana?
Berdasarkan sejarah, Ordo Kesatria dan Penyihir Istana
tidak terlalu akrab.
Lain halnya dengan kesatria
kemiliteran, para penyihir lebih suka bergaul dengan para birokrat, dan
kebanyakan dari mereka pun mengambil pekerjaan birokrat semasa tuanya.
Itulah yang membuat para penyihir
punya banyak pengaruh.
Keluarga Cliffdorf berupaya
mengambil keuntungan dengan menempatkan salah satu anggotanya ke dalam jajaran
Penyihir Istana.
"Tuan Bird juga tidak
mengenakan seragamnya hari ini."
"Benarkah? Kuharap kamu
memperingatinya?"
"Sudah saya peringati, Tuan
Putri."
Keduanya pun berjalan berdampingan
menuju kediaman pribadi Cornelia.
Sesampainya di sana, tuan putri
melihat teman Akademi Kesatria-nya. Dia akhirnya berhasil menjadi seorang
kesatria usai empat tahun lamanya, sekali pun sebagai Pengawal Kekaisaran di
bawah perintah langsung Cornelia, bukan Kekesatriaan ….
"Selamat pagi, Tuan
Putri."
"Selamat pagi juga, Wynn.
Panggil saja aku Cornelia saat tidak ada orang lain. Lagian, kamu sudah aku
anggap teman berhargaku."
"Dimengerti, Tuan Putri
Cornelia."
"Jangan terlalu sopan. Aku
memaksa."
"Baik … eng, Cornelia?"
Biarpun rada canggung, Wynn
menurutinya untuk memanggilnya seperti dulu. Cornelia pun tersenyum senang, dan
memicingkan mata untuk menilai penampilannya.
"Apa pakaian barumu belum tiba …
atau mungkin karena tidak muat, ya?"
"Tidak ada masalah dengan
ukurannya. Hanya saja, aku masih belum resmi menjadi Kesatria Pengawal-mu. Jadi,
rasanya belum pantas saja untuk mengenakan seragam itu."
Wynn hanya bisa tertawa dengan rada
malu.
Seragam Pengawal Kekaisaran terbuat
dari kain putih mewah.
Hanya orang berpangkat tinggi
sajalah yang mengenakan pakaian putih.
Di acara resmi pun, hanya segelintir
orang sajalah yang mengenakan warna tersebut, seperti keluarga kerajaan, kepala
keluarga bangsawan, dan menteri kabinet.
Terlebih lagi, manset dan kerah
biru, serta sulaman emas dan perak membuat seragam putih cemerlang itu semakin
menonjol.
Kini, hanya Wynn seorang lah yang
diberi kehormatan untuk mengenakan seragam itu.
Dialah satu-satunya Kesatria Pengawal
Cornelia saat ini, apalagi ia tuan putri yang masih lajang. Besar kemungkinan
akan ada banyak yang menentangnya karena bisa berada sangat dekat dengannya.
Alfred sepertinya sibuk untuk
mengatur persiapan yang diperlukan supaya situasinya bisa terkendali tepat
sebelum diumumkan.
Hanya segelintir orang saja yang
sudah mendengar soal pengawal baru Cornelia, dan itu pun masih sekadar rumor
belaka.
"Mary memang menyuruhku untuk
sering mengenakannya supaya cepat terbiasa, sih."
"Kalau sudah terbiasa, nanti
kamu akan bisa menunjukkan penampilan yang pantas."
Wynn menghela napas.
"Tapi, aku pakai lencana
itu."
Dia menunjuk ke dadanya.
Di dadanya Cornelia, bersinar
lencana lonceng berbentuk bintang.
"Kurasa kamu memang perlu
terbiasa."
Tuan putri memasuki ruangannya
dengan tersenyum pasrah, dan mempersilakan Wynn duduk.
Mary pun lekas menyiapkan teh untuk
mereka berdua.
"Omong-omong, apa tugasku
sebagai Kesatria Pengawal?"
"Pertanyaan bagus …."
Cornelia sejenak memikirkan
pertanyaan tersebut.
"Biasanya, kamu akan senantiasa
mendampingiku sebagai pengawal selama acara resmi …, tetapi karena saat ini aku
tidak perlu hadir, sesekali menemaniku minum teh juga sudah cukup."
"Hmm. Rasanya seperti bukan
pekerjaan saja."
"Lalu, karena aku masih pengin
melanjutkan Akademi, kamu juga bertanggung jawab atas keselamatanku di
sekolah."
"Oh, iya. Akademi sudah dibuka
kembali, ya. Syukurlah aku tidak perlu membayar biaya pendaftaran atau apa pun
lagi."
Akademi yang sempat ditutup semenjak
kudeta telah dibuka kembali.
Para pejabat sekolah telah berusaha
keras untuk mengganti semua anggota pengajar yang meninggal selama insiden
tersebut.
Ada juga desakan untuk merombak ordo
kesatria atas memburuknya hubungan dengan Petersia.
Maka dari itu, para pejabat sekolah
pun membuat pengecualian terhadap para murid yang sudah terdaftar tahun lalu
untuk mendaftar ulang.
Juga, semua murid yang mengalami
kudeta dibebaskan dari ujian seleksi dan langsung dipromosikan.
Mereka yang tadinya kadet, kini
menjadi pelayan kesatria.
Mereka yang tadinya pelayan kesatria,
kini menjadi kesatria.
Dikarenakan kekurangan personel,
para kesatria baru pun mesti menyelesaikan tugas-tugas yang sewajarnya harus
dilakukan oleh para kesatria yang lebih berpengalaman.
Di antara semua kesatria baru
tersebut, hanya Wynn seorang lah yang menjadi Kesatria Pengawal.
Dia tidak menjadi bagian dari Ordo
Kesatria Kerajaan ataupun Pengawal Kekaisaran seperti yang didambakannya,
tetapi malah menjadi Kesatria Pengawal Putri Cornelia Lute Lemmroussel.
Akan tetapi, karena Cornelia baru akan
mengemban tugas resminya saat berusia 18 tahun, maka kewajiban itu pun baru
akan dimulai tahun depan.
Jadi, pada akhirnya Wynn tetap
menjadi siswa Akademi.
Namun, dia dibebaskan dari beberapa
tugas pelajaran.
Dan dikarenakan kedudukan barunya,
dia pun tidak berada dalam wewenang ordo kesatria.
Karena tugas utamanya adalah
melakukan pengawalan, maka dia hanya akan mengikuti pelajaran pada waktu
luangnya saja.
"Kamu mau kembali?"
"Tentu saja. Kamu sendiri
mungkin sudah menjadi kesatria, tetapi bagaimana denganku?"
Cornelia tertawa kecil, melucu.
"Di dalam istana ada tempat
latihan, tempat di mana Pengawal Kekaisaran mengasah kemampuan mereka.
Luangkanlah waktu untuk melihatnya nanti. Kita juga mungkin bisa berlatih
bersama."
"Boleh. Aku menantikannya."
Mereka berdua pun lanjut menikmati
teh dan berbincang-bincang seperti itu.
***
"Hmm, seperti ini kayanya cukup."
Wynn mendekatkan belati
kesayangannya ke wajah untuk memeriksa bilah pedangnya. Bilahnya dipoles dengan
baik hingga berseri di bawah sinar matahari. Dia duduk di batu paving tempat
latihan istana. Di dalam istana terdapat penghalang guna menangkal siapa pun
yang mengaktifkan mantra dari dalam, kecuali tempat seperti lab penyihir istana,
tempat pengobatan serta tempat ini.
Tempat latihan berbentuk mangkuk
yang kukuh ini dirancang guna menahan mantra yang diaktifkan dari dalam. Tembok
bagian dalamnya pun dilapisi sihir supaya bisa menangkal kerusakan apa pun dari
bagian luar. Ada beberapa tempat duduk juga di luar tembok supaya bangsawan dan
orang terkemuka dari luar negeri bisa menyaksikan turnamen. Tiap kali
majikannya, Cornelia tidak ada, Wynn kerap kali menghabiskan waktunya di sini.
Awalnya, dia memoles perlengkapannya sambil membaca buku yang didapatnya dari
Leticia, tetapi dia pun gatal untuk menggerakkan badannya karena merasa bosan.
Hmm … sekarang tidak ada banyak
orang di sini.
Dia kerap kali kesulitan saat
berlatih karena menarik banyak perhatian.
Itu hal yang wajar karena di dalam
istana, kebanyakan orang di sekitarnya adalah para kesatria Pengawal
Kekaisaran.
Dan Wynn terlihat sangat mencolok di
antara mereka.
Mengulurkan pedang yang baru
dipolesnya, Wynn pun mengambil kuda-kuda. Kata-kata dingin dari rekan
latihannya belakangan ini selalu terngiang dalam benaknya.
"Kau? Kesatria Pengawal? Pasti
punya orang dalam."
"Mau sparing denganku
sebentar?"
Seluruh tubuhnya terasa nyeri akibat
sparing tersebut.
Hmm. Aku harus lebih percaya diri
melawan siswa lainnya.
Hanya bangsawan saja yang terlahir
dengan kekuatan sihir melimpah, dan hanya yang terbaik dari mereka sajalah yang
bisa bergabung dengan Pengawal Kekaisaran.
Maka dari itu, dalam pertarungan
yang hanya mengandalkan kemampuan semata saja, Wynn sudah berjuang mati-matian.
Dan ketika menggunakan penguatan tubuh, maka itu sudah bukan lagi pertandingan.
Wynn lebih suka bertarung sambil
menghindar, tetapi kemampuan lawan-lawannya di sini sulit untuk dihindari. Dia
pun akhirnya dibuat kewalahan tiap pertandingannya.
Dia berulang kali terkapar di lantai
batu.
Aku perlu banyak berlatih dan
pengalaman.
Kalau dia adalah seorang kesatria
biasa, dia bisa memperolehnya pada ekspedisi penaklukan.
Akan tetapi, tugas Pengawal
Kekaisaran adalah untuk melindungi Kaisar beserta keluarganya.
Terlepas dari fakta bahwa dia berada
dalam pengawasan langsung Cornelia, dia pun takkan mendapatkan kesempatan untuk
bertarung sebagai kesatria di luar.
Menjadi kesatria ….
Itulah impiannya selama ini.
Dan akhirnya, impian tersebut
terwujud.
Namun, impiannya itu tidak ada
artinya bila dia tidak bisa melindungi apa yang perlu dilindunginya.
Aku harus menjadi lebih kuat
lagi, hingga bisa melindungi orang yang kusayangi. Dan suatu saat nanti ….
Dia mengayunkan pedangnya.
Satu, dua, hingga berulang kali.
***
Sekujur tubuhnya bercucuran
keringat, Wynn pun pergi ke sumur di pojok tempat latihan.
Air di sana dipakai minum dan
membasuh keringat.
Dia menanggalkan jaket dan mengguyur
kepalanya dengan air.
Kucuran
air dingin yang mengucuri tubuhnya terasa menyegarkan.
Terdengar
suara yang memanggilnya saat dia menyeka keringat dan mengenakan kembali
pakaiannya.
"Oi."
Wynn pun berbalik.
"Ternyata kamu memang di
sini."
"Oh, Viscount Hoffman rupanya."
Ia adalah Raymond.
"Maaf atas kejadian kemarin.
Aku baru sampai di Istana dan belum tahu jalan."
"Tidak usak dipikirkan. Rupaku
pasti membuat bingung."
Raymond mendecakan lidah saat
mengulurkan tangannya, dan Wynn pun menggenggamnya.
"Panggil saja aku Raymond. Aku
Penyihir Istana ini. Salam kenal."
"Aku Wynn, Kesatria Pengawal
Putri Cornelia."
"Oh, tentu saja aku tahu.
Rakyat Jelata. Orang-orang pada keheranan kenapa bisa rakyat jelata menjadi
anggota Pengawal Kekaisaran. Ini menjadi persoalan besar."
Wynn hanya bisa tertawa kecil dengan
merasa malu.
"Jadi, ada urusan apa denganku,
Raymond?"
"Seperti yang sudah aku bilang,
aku ingin minta maaf atas kejadian kemarin. Aku mau ke tempat pengarsipan, jadi
sekalian saja singgah ke sini sebentar. Semoga saja aku tidak mengganggu
latihanmu."
"Tidak, ini juga sudah mau
selesai. Apa kamu mau melakukan riset di sana?"
"Oh? Kamu punya minat pada buku
juga?"
"Yah … sedikit."
"Oh, begitu, ya. Tak disangka
sekali. Tadinya aku pikir kalian ini tipe kesatria berotak otot saja. Ternyata
aku salah."
Raymond mengangguk senang dan
mendecak pelan lidahnya.
"Arsip-arsip di sini punya
banyak koleksi buku bagus. Periksalah nanti kalau kamu memang tertarik."
"Memangnya bisa diakses
sebarang orang?"
"Tentu. Bahkan kesatria seperti
dirimu tahu gunanya mempelajari sejarah militer, ‘kan?"
"Benar juga. Memangnya buku apa
yang kamu cari?"
Mendecakan lidahnya lagi. Wynn heran
apakah itu memang kebiasaannya.
"Aku? Aku sedang mencari
persoalan mengenai Raja Iblis. Penelitian utamaku terpusat pada iblis. Nah, aku
harus segera pergi. Sampai jumpa."
Raymond pun berjalan pergi.
Iblis. Tampang Raymond saat
mengatakan itu membuat Wynn cemas.
Yuusha-sama no Oshishou-sama Chapter 59 Bahasa Indonesia
4/
5
Oleh
Lumia
2 komentar
Thanks for the chapter
ReplyPenyihirnya mungkin yg bantuin lawan iblis di chapter selingan
Lanjutkan
Reply