Friday, July 5, 2019

Yuusha-sama no Oshishou-sama Chapter 58 Bahasa Indonesia



Chapter 58 – Hari Pertama ①


            "Wow, selalu saja terlihat mengagumkan," gumam Wynn sendiri. Meski pernah ke sana, tempat tersebut tetap saja terlihat besar nan mengesankan. Dia memandangi gerbang yang berdiri di pusat kekaisaran; kediaman kaisar. Dia berdiri di pusat alun-alun yang luas, dikelilingi lahan dan bangunan bangsawan. Tempat tinggal para kesatria dan pedagang kaya berada di luar distrik bangsawan, area yang sulit ‘tuk dikunjungi penduduk biasa. Dulu, Wynn berulang kali melalui jalanan dan gerbang itu sewaktu mengirim surat.

Kring, kring.

            "Oh, maaf."

            Suara bel di belakangnya membuat Wynn kembali tersadar. Dia meminta maaf pada si pengemudi saat menyingkir dari jalan. Saat kereta kuda itu lekas melewatinya dan memasuki pekarangan istana, Wynn terus menengadah ‘tuk memandangi gerbang hingga lehernya terasa sakit.

            Tenanglah, tidak usah gugup.

            Wynn mengeratkan kepalan tangannya untuk meningkatkan semangatnya, dan melangkah pergi ke gerbang terbuka.

            Rasanya aku tidak pantas saja berada di sana, tetapi pada akhirnya aku juga harus segera terbiasa.

            Dia mungkin mendambakan itu sepanjang hidupnya. Namun, begitu dia melewati gerbang, maka dia akan memasuki dunia di luar imajinasinya. Bagi rakyat jelata tulen sepertinya, gerbang tersebut saja sudah merupakan rintangan besar.

            Satu per satu, kereta kuda emas yang berkilauan melewati Wynn saat dia merasa ragu untuk melangkah. Lambang keluarga atau bendera yang menyolok terpampang jelas di setiap kereta kuda yang mewah. Kereta kuda tersebut setingkat lebih tinggi dari kereta kuda pedagang yang biasa berpapasan di jalan dengannya. Bukannya itu kelewat bersinar terang? Itulah kesan pertama darinya, tetapi dia sendiri pun akan melangkahkan kaki ke dunia tersebut.

            Kayaknya, aku harus cepat terbiasa. Aku juga tidak boleh terus-terusan berkeluyuran di sekitar sini.

            Wynn membulatkan tekadnya dan mulai berjalan. Dia pun terhenti lagi usai beberapa langkah.

            Waktu itu aku tidak tersesat karena datang bersama Leti, tetapi sekarang bagaimana, nih?

            Di balik gerbang itu ada jalan setapak mewah yang diapit oleh pepohonan hijau yang tak terhitung jumlahnya. Dia mengikuti jalan tersebut menuju alun-alun yang luas. Terlihat semburan air yang berasal dari air mancur pusat. Pria dan wanita berbagai usia—Wynn mengira mereka adalah pelayan—terburu-buru melewati alun-alun. Sama halnya dengan Wynn, mereka tidak menaiki kereta kuda saat menuju istana. Wynn menghela napas, merasa lega karena tidak hanya dia saja yang berjalan. Pikirnya, semua orang akan menaiki kereta kuda. Dia ada dengar kalau tak semua orang yang bekerja di istana merupakan bangsawan, tetapi dia masih tetap penasaran sampai bisa melihat dengan kedua matanya. Kini dia bisa merasa tenang setelah memastikan dengan kedua matanya sendiri.

            Tunas hijau mulai bertunas pada pepohonan yang mengapit jalan. Bunga bermekaran, burung berkicauan, menandakan dimulainya musim semi. Wynn merasakan sejuknya angin yang membelai wajahnya. Dia bertanya-tanya, apakah kicauan burung di dalam kastel akan terdengar berbeda. Namun, akhirnya ia pun merasa senang usai tahu ternyata tidak ada bedanya.

            Di kedua sisi jalan seperti sudah ditumbuhi hutan asli saja. Mungkin lebih pantas untuk menyebutnya belukar, karena memang dibudidayakan oleh tukang kebun istana. Bangunan terkadang bisa terlihat di antara pepohonan bila dilihat dengan saksama. Wynn pun berhenti dan berdecak kagum pada tiap bangunan yang dilihatnya sebelum lanjut berjalan lagi.

            Inilah kali keduanya dia di istana. Dia dibawa Leticia kemari sebelumnya, tetapi tak sempat menikmati lingkungan sekitar. Lalu, dia pun lanjut berjalan di sepanjang alun-alun dan menuju istana.

            Gaya bangunan ini mengingatkanku akan Akademi Kesatria.

            Akhirnya, dia pun sampai di dinding kastel untuk kedua kalinya dalam hidupnya. Gerbang menuju kastel lebih kecil ketimbang gerbang utama.

            "Tolong berhenti. Mulai dari sini, Anda memerlukan izin untuk membawa senjata apa pun. Silahkan tulis nama Anda pada buku catatan ini."

            Wynn berjalan ke pos penjaga kecil, di mana sorang Pengawal Kekaisaran tengah sibuk menerima tamu.

            "Baik."

            "Wynn Bard… oh, jangan-jangan Anda…."

            Penjaga tersebut melihat pada buku catatan, lalu kembali menatap Wynn.

            "Saya sudah diberitahu bahwa Anda memang diizinkan untuk membawa senjata di dalam istana. Silahkan masuk."

            "Terima kasih banyak."

            Wynn lanjut berjalan ke kastel usai berterima kasih pada si penjaga. Wynn tak sadar kalau beberapa Pengawal Kekaisaran berprasangka buruk terhadapnya.

            Dia Master sang Pahlawan? Orang yang akan menjadi kesatria pengawal Tuan Putri Cornelia?

            Mikir apa coba Pangeran Alfred ini, mengizinkan bocah antah berantah melayani tuan putri yang lajang? Bagaimana coba kalau ada apa-apa?

            Kesatria pengawal tuan putri mesti dipilih dari Kesatria Pengawal yang asal usulnya jelas. Tatapan mereka dipenuhi rasa iri dan penasaran saat melihat anak muda itu berjalan menuju kastel.

***

            "Lama tidak bersua, Tuan Bard."

            Begitu Wynn masuk, seorang wanita memanggilnya.

            "Oh, kamu yang waktu itu memanduku...."

            "Saya Mary, pelayan Putri Cornelia. Sepertinya kita berdua melayani tuan yang sama. Mohon bantuannya."

            Mary, si pelayan tersebut mulai berjalan, mengisyaratkan Wynn ‘tuk mengikutinya. Usianya terlihat sekitar dua atau tiga tahun lebih tua dari Wynn. Untuk seorang pelayan, dia terlihat berbudi bahasa. Jangan-jangan, dia berasal dari keluarga bangsawan? Wynn memandangi hiasan yang mendetail. Dari pilar, dinding, hingga langit-langit, semuanya merupakan paduan suatu mahakarya dekoratif.

            "Kalau boleh tau, mengapa Anda masih mengenakan seragam pelajar. Bukankah Anda sudah diberi seragam Pengawal Kekaisaran?"

            "Eng, aku ini masih pelajar… dan tiap kali aku melihat seragam itu—bagaimana, ya… rasanya aku sangat tidak pantas menerimanya."

            "Ini di dalam istana. Hanya segelintir orang saja yang diizinkan ‘tuk menginjakkan kaki di tempat ini. Pakaian yang Anda kenakan mencerminkan status Anda di sini. Jadi, jangan lupa untuk mengenakan seragam itu lain kali."

            "Baik."

            "Tolonglah untuk segera terbiasa. Awalnya mungkin terasa aneh, tetapi lama kelamaan pasti akan terbiasa."

            "Begitu, ya?"

            "Ya, memang begitu."

            Mary sekilas menyeringai pada Wynn.

            "Akan menjadi masalah nantinya bila Anda tidak terbiasa saat harus menemani tuan putri sewaktu menjalankan tugas resminya."

            "Eng, Mary? Aku boleh memanggilmu Mary saja, ‘kan? Memangnya aku juga harus menemani tuan putri sewaktu menjalankan tugas resminya?"

            "Tentu saja. Sebagai kesatria pengawal, sudah menjadi kewajiban Anda untuk mengawal tuan putri. Akan tetapi, ada para Pengawal Kekaisaran juga yang bertugas untuk mengawal Tuan Putri. Jadi, Anda tidak akan selalu melakukannya. Namun, berbeda dengan para Pengawal Kekaisaran, hanya Baginda Kaisar dan Tuan Putri sajalah yang bisa memerintah Anda."

            "A-Aku kurang paham dengan perkataanmu barusan…."

            "Siapa pun di keluarga kerajaan bisa memerintah para Pengawal Kekaisaran, tetapi hanya kaisar dan tuan putri saja yang bisa memerintah Anda."

            Mary membawanya ke ruangan bagian dalam istana usai tersenyum pahit padanya.

            "Ini ruangan pribadi Anda. Lebih tepatnya, ruangan untuk Kesatria Pengawal Putri Cornelia."

            "Aku punya ruangan di bagian dalam kastel?"

            "Maka dari itu, harap segera kenakan seragam Anda."

            Wynn melihat pakaian yang dikenakannya. Seragam Akademi Kesatria hanya pantas untuk dikenakan pada seremoni saja. Desainnya murahan dan seragam Wynn pun sudah lumayan usang. Wynn merasa seragam itu akan terlihat mengecewakan untuk mendampingi Cornelia. Di dalam ruangan yang luas, ada meja kayu bundar dan kursi yang kelihatan mewah. Juga, ada rak buku kosong.

            "Saat ini hanya Anda seorang lah yang tinggal di sini, sehingga ruangan sedikit terasa kosong. Namun, nanti juga akan dipenuhi perabotan dengan banyaknya Kesatria Pengawal yang direkrut."

            "Benar-benar berbeda dari yang kubayangkan… kupikir, tadinya aku akan bekerja di luar kastel."

            "Biasanya, memang akan seperti itu."

            Wynn melihat empat buah tempat tidur saat membukakan pintu kamarnya.

                        "Bila dibutuhkan, Anda juga bisa menggunakan kamar ini untuk tidur."

                        Uwa, bagaimana bisa aku bersantai di sini?

            Benar-benar ruangan yang pantas untuk istana, sekali pun ini ruangan pengawal. Bahkan, kamar tidurnya saja jauh lebih besar dari kamar asrama yang dikhususkan untuk para bangsawan.

            "Tuan Putri saat ini tidak ada. Jadi, izinkan saya untuk menunjukkan tempat lainnya."

            Perkataan Mary menyadarkan Wynn dari kekagumannya terhadap luasnya ruangan. Dia menoleh ke belakang, dan melihat Mary keluar ruangan.

            "Apa ada tempat yang bisa kupakai untuk berlatih?"

            "Tentu saja ada. Para Pengawal Kekaisaran juga berlatih di sana. Silahkan lewat sini."

            Mary memandunya ke luar ruangan pengawal dan menyusuri koridor lainnya. Mereka berjalan menelusuri koridor panjang yang berkelok-kelok, dan tiba di sebuah jendela. Jauh di luar jendela, mereka melihat beberapa orang tengah berlatih dengan senjatanya di bangunan berbentuk mangkuk.

            "Ini salah satu dari sekian banyaknya tempat latihan. Di bawah tanah, terdapat juga tempat untuk menguji mantra sihir yang berbahaya."

            "Rasanya aku akan tersesat…."

            Mary tertawa kecil melihat Wynn yang merasa putus asa.

            "Yah, nanti juga Anda akan mengingatnya."

            "Rasanya aku harus berjuan—"

            "Hei, kamu!" sela seorang pemuda pada Wynn. Usianya sekitar dua puluh lima tahunan, dan sedikit rada tinggi dari Mary. Mata dan rambut cokelat muda dengan wajah polos.

            "Sekalipun tak terlihat seperti bangsawan, kamu masih diizinkan memasuki bagian dalam istana? Kebetulan sekali. Pelayanku sepertinya tersesat."

            Ada tas kulit yang mengembung dekat kakinya.

            "Lihatlah, kastel ini sungguh mengagumkan. Tempat yang pantas buat seorang kaisar. Namun saat ini, ukurannya ini merepotkan."

            "Hah?"

            Tiap perkataannya diiringi dengan lambaian tangan yang lebai.

            "Aku ditunjuk sebagai penyihir istana pada musim semi ini, tetapi barang bawaan yang kubawa terlalu berat. Aku ini seorang cendekiawan. Tak pantas bagiku untuk melakukan pekerjaan tangan. Aku ingin menjadikanmu pelayanku."

            Penyihir itu menunjuk Wynn.

            "Pel—Eh? Pelayan?!"

            Wynn celingak-celinguk, tetapi tidak menemukan orang lain selain dirinya yang ditunjuk. Dia bersabung mata dengan Mari. Dia pasti di salah kira sebagai pelayan karena tengah berjalan bersama seorang pelayan.

            "Orang ini adalah kesatria pengawal tuan putri. Seorang bangsawan sekali pun tidak diizinkan untuk memerintahnya."

            "Terima kasih sudah membantuku. Pasti akan mengerikan kalau aku terlambat di hari pertamaku."

            Dia mengabaikannya! Perkataan tersebut terlintas dalam benak Wynn dan Mary.

            "Maka dari itu, kamu akan membantu membawakan barang-barangku."

            "Seperti yang sudah saya katakan…"

            "Iya, iya, aku paham."

            Penyihir itu mengangguk saat menyodorkan tangan terbukanya ke dekat wajah Mary, menyelanya.

            "Tentu saja, aku tidak bilang untuk melakukannya secara percuma. Izinkan aku memperkenalkan diri, Aku adalah Viscount Raymond von Hoffman. Mungkin aku tidak terlihat begitu, tetapi aku punya hubungan dengan Marquis Cliffdorf. Jadi, aku yakin akan sangat menguntungkan bagimu untuk mengenalku secara pribadi. Kamu juga cukup memikat hati."

            Raymond mengambil tangan Mary.

            Keluarga Cliffdorf memegang sebagian besar kendali kekaisaran ini. Raymond yang merupakan viscount saja merupakan bukti pengaruhnya karena memiliki hubungan dengan keluarga Cliffdorf. Senyuman Mary menjadi kaku sewaktu Raymond mengambil tangannya.

            "Baiklah. Kami akan membantu membawa barang bawaan Anda, Viscount Hoffman."

            Pasrah, Wynn pun mengambil tas Raymond. Tasnya memang agak berat, sehingga Wynn pun mengerti mengapa penyihir ramping itu kesulitan.

            "Eng, Tuan Bird."

            "Tak apa. Tuan Putri juga belum kembali. Jadi, kita bisa langsung kembali sesudah membantunya."

            "Baik sekali kamu ini. Apa kamu punya niat untuk mencuri isinya? Rakyat jelata cenderung suka mencuri."

            "Bukankah Anda sudah sangat berlebihan, Viscount Hoffman? Tidak ada seorang pun penjahat di istana!"

            Suara Mary menjadi terdengar kasar, marah akan tuduhan angkuhnya Raymond. Akan tetapi, Wynn menghentikannya.

            "Tenanglah."

            Mary meminta maaf pada Wynn.

            "Apakah tuanmu sering mempekerjakan pelayan yang tidak sopan? Kamu harusnya tahu diri. Selain itu, apa yang dilakukan pelayanku? Aku tidak boleh membiarkan rakyat jelata ini menanganinya."

            Raymond mengalihkan kembali tatapannya pada Mary, tersenyum ramah padanya.

            "Oh, benar juga. Aku belum tahu namamu."

            Dia berusaha merangkulkan tangannya pada bahu Mary, tetapi Mary langsung melangkah pergi.

            "He-Hei!"

            "Masih ada pekerjaan yang harus saya kerjakan. Juga, tolong jangan terlalu lama mempekerjakan Tuan Bard."

            Usai sedikit mengangguk, Mary pun berbalik dan menyusuri koridor. Raymond menyaksikannya pergi sebelum kembali berbalik pada Wynn.

            "Jadi, ke mana saya harus membawa ini?"

            "Cih," Raymond mendecakkan lidahnya, "Ke sini."

            Wynn pun mengikuti Raymond menyusuri koridor.



⟵Back         Main          Next⟶




Related Posts

Yuusha-sama no Oshishou-sama Chapter 58 Bahasa Indonesia
4/ 5
Oleh

2 komentar

July 26, 2019 at 8:37 PM delete

Dr covernya iti evelina wynn and leti.

Reply
avatar