Wednesday, April 18, 2018

Chiyu Mahou no Machigatta Tsukaikata Volume 01 Chapter 02 Bahasa Indonesia


Chapter 02




Ujung-ujungnya, Kazuki pun menerima permintaan raja.

Memang pada awalnya Kazuki hendak untuk menolaknya, tapi usai mendengar malapetaka yang disebabkan oleh Raja Iblis dalam pertarungan sebelumnya..... akhirnya dia pun menerimanya, mungkin karena sifat bawaannya.

Selain keputusannya Kazuki, Inukami-senpai juga enggak keberatan......

Malahan..... dari awal aku enggak merasa kalau dia bakalan nolak.

Aku enggak tahu alasannya, aku sama sekali enggak tahu apa yang dipikirkannya......

            "Kalau begitu..... Kazuki, Suzune, Usato. Aku ingin menggunakan kristal ini untuk menilai bakat kalian."

Welsey, seorang penyihir perempuan yang diperkenalkan raja, mengantarkan kami ke suatu ruangan.  Menurutnya, kami perlu menempatkan tangan kami pada kristal yang diabadikan di tengah ruangan. Bakat, ya..... itu artinya, kami akan bisa mengetahui tipe sihir apa yang bisa kami gunakan.

Kelihatannya tipe sihir yang bisa kau peroleh cukup beragam, tapi beberapa contoh tipe sihir yang kuno yakni, api, air, dan petir.

Ada cukup banyak juga susunan sihir lainnya seperti sihir teleportasi atau ilusi. Di antara semua itu, ada juga tipe sihir yang hanya bisa digunakan oleh ras tertentu yang jarang terlihat.

Bagiku, sihir itu adalah sesuatu seperti terbang dengan sapu dan mengeluarkan roh yang menaungi tongkat. Kenyataan ini masih enggak terasa nyata buatku, tapi jantungku berdebar-debar, berharap bisa menggunakan sihir.

            "Nah Kazuki, cobalah sentuh kristalnya."

Aku bertanya-tanya kemampuan macam apa yang akan kuperoleh.... sembari terus berpikir begitu, aku menunggu giliranku tiba.

.....

            "Suzune warnanya kuning.... Bakat Anda tipe-nya petir!! Jumlah daya sihirnya pun sama hebatnya dengan Kazuki!!"

            "Petir.... kufufu."

Kazuki cahaya, dan Inukami-senpai petir.

Karakter Inukami-senpai yang sebelumnya sudah hancur.

Welsey kelihatan bersemangat usai melihat jumlah daya sihir mereka yang luar biasa. "Pahlawan memang hebat", ucap Welsey yang senang. Akan tetapi, reaksinya itu malah membuat mentalku hampir hancur dan lemah bagaikan tisu basah.

Eng? Kazuki enggak kelihatan begitu senang.

            "Ada apa Kazuki?"

            "..... Memangnya, apa yang bisa dilakukan oleh pancaran cahaya? Saat kita bertarung, apa aku harus menyinari mata musuh supaya mereka kesilauan?"

            "Tidak apa-apa Kazuki-kun, kamu itu hanya perlu menembakkan sesuatu seperti sinar laser, lalu kamu juga bisa menggunakan pedang cahaya untuk menebas—"

            "Bisa kau diam sebentar? Inukami-senpai, menghancurkan dunia itu enggak bagus, lo?"

Ini orang bakalan nyusahin, deh.

Sesampainya di dunia lain, sikapnya jadi aneh.

            "Usato­-kun teh, ternyata orangnya pedes juga, ya. Meski..... aku sama sekali tidak  membencinya, lo?"

Aku sudah enggak mau berhubungan lagi ama ni orang.

Siapa sih yang bilang kalau ni orang cewek tercantik di sekolah? Oh iya, itu aku.

Mengesampingkan Inukami-senpai, keadaan Kazuki saat ini......

            "Tidak, tidak, tidak! Sihir cahaya sangatlah hebat! Bagaimanapun juga, hanya segelintir orang yang mempunyainya, itu tipe sihir yang langka! Dengan mempunyai cahaya kau bisa menggunakannya untuk mengusir kejahatan! Itu merupakan kekuatan yang tiada taranya saat bertarung melawan para iblis! Itu adalah sesuatu yang bisa dibanggakan, karena bagaimanapun juga, itu merupakan atribut kelas tinggi dan paling unggul!"

            "Be-Begitu, ya....."

            "Fufufu, aku tak sabar untuk melatihnya!! Nah, mari kita pergi! Kita harus melaporkannya pada raja!!"

Eh, aku masih belom, lo? Apa aku ini enggak dianggap?

Lupa akan diriku, Welsey pun mengambil tangan Kazuki dan hendak berjalan ke luar ruangan.

Aku enggak boleh membiarkannya, begitu aku hendak memanggilnya untuk berhenti.... Inukami-senpai menggenggam lengannya Welsey.

            "Masih ada orang yang belum kita uji, ‘kan? Welsey-san."

            "..... Siapa? Eeehh, aaah maaf!! Aku lupa! Eng, eng.... eng."

            "Usato."

Aku enggak tahu kalau ternyata rasanya sesakit ini saat dilupakan seseorang.....

Aku pun mendekati kristalnya sembari merasa depresi karena sebelumnya sudah menunggu dengan semangat-semangatnya.

Aku menatap kristalnya, dan tak lama kemudian warnanya pun berubah menjadi hijau yang agak transparan.

            "Suu!!"

            "Warnannya cantik, mirip seperti zamrud."

            "Tentu saja cantik, yang aku punya hanya bersinar dan tak mempunyai warna apa pun."

Inukami-senpai dan Kazuki berkata begitu saat mereka berdua menyaksikanku yang menyentuh kristal.

Intensitas warna menunjukkan jumlah daya sihirnya, sementara warnanya sendiri menunjukkan atributnya. Setidaknya begitulah yang kudengar dari Welsey.

Warnanya patut dipertanyakan karena tipis, apa itu artinya sedikit di atas rata-rata kalau dibandingkan dengan orang biasa?

Dengan kata lain, karena kristalnya berwarna hijau zamrud mungkin—

            "Kelihatannya memanipulasi tanaman atau tumbuhan....eng, ada apa? Welsey-san, kenapa ekspresimu begitu..... wajahmu kelihatan biru."

            "A-Aku harus melaporkan ini."

            "Hah? Kenapa kau menggenggam tanganku?"

            "Aku harus melaporkan iniiiiiiiiii!!"

Welsey mecengkeram lenganku seperti catokan, dan mulai berlari.

Eh? Apa? Apaan ini? Apa aku berbuat salah?!

***

Kami pun sampai di ruangan perjamuan, di tempat sang raja berada.

Napasku enggak teratur, dan saat aku kesulitan mengambil napas, tanganku masih digenggam oleh Welsey saat raja muncul di hadapan kami.

Ini kali pertamanya aku berpegangan tangan dengan seorang gadis semenjak SD, tapi ada sesuatu yang enggak beres. Seharusnya enggak terasa ngeri karena lari dengan segenap tenaga.

Di ruang perjamuan, ada raja bersama dengan para penjaga istana yang berbaris di sepanjang tembok dengan mengenakan baju zirah.

            "Raja Lloyd!"

            "Ada apa Welsey? Apa kau sudah mengetahui kemampuan Kazuki berserta yang lainnya? Oh, bukannya itu Usato? Di mana kedua orang lainnya?"

            "Kazuki dan Suzune, keduanya mempunyai kualitas dan ukuran yang mengagumkan. Akan tetapi....."

            "..... Ada apa? Dari awal Usato adalah orang yang kebetulan keseret ke dunia ini. Dia datang ke sini bukan untuk bertarung, tahu?"

Raja ini memang benar-benar orang yang baik.

Dia mungkin mengira bahwa Welsey­-san mengangap aku ini enggak berguna, lantas dia pun berkata begitu untuk menyiratkan niat baiknya. Meski kurasa bukan itulah yang dimaksud Welsey, karena dia sudah menggenggam erat tanganku seperti mau mencoba mematahkannya hanya dengan kekuatan fisiknya saja.

            "Bukan mengenai itu! Saya sangat mengerti alasan dibalik perkataan tersebut. Akan tetapi, bakatnya itu..... ialah......"

            "Apa bakatnya? Jangan-jangan kemampuan untuk menguasai atribut kegelapan?" Hahahahaha!!"

Sang raja pun mendadak tertawa di sekitar orang-orang di sekelilingnya.

Kemampuan untuk memanipulasi kegelapan sangatlah langka, bahkan di ras para iblis sekali pun.

Warna yang ditunjukkan kristalku juga adalah hijau zamrud, jadi mana mungkin begitu.

Tapi tetap saja, aku merasakan adanya bahaya dari ekspresinya Welsey yang kebingungan.

            "....... Sihir penyembuhan."

            "Haha.... hah? Barusan kau berkata apa?"

            "Kristalnya berwarna hijau zamrud, jadi artinya dia mempunyai kemampuan untuk menjadi seorang Healer."

Sihir penyembuhan?

Apaan itu? Apa semacam klas sihir pemulihan?

            "".........""

            "Kenapa pada jadi diam begini?"

Apa sihirku sebegitu jeleknya?! Sunguh jelek sampai enggak pantas buat ditertawakan?! Kalau dinilai dari namanya, seharusnya itu kemampuan tipe penyembuhan, ‘kan?! Terus kenapa suasananya jadi dingin macam udara malam saja?!

Raja pun berdeham dan melihat ke arahku.

Ekspresinya bukan senang atau bingung, melainkan kelihatan aneh.

            "Usato, kau mungkin tidak memahami kondisinya, jadi biar kujelaskan."

            "Ah, baik."

            "Seorang penyihir yang mampu menggunakan sihir penyembuhan sangatlah langka, namun penyihir biasa juga setidaknya mampu melakukan pertolongan pertama. Akan tetapi, sihir penyembuhan jauh melebihi itu, dan para penyihir yang mempunyai sihir tipe ini mampu berbuat lebih banyak lagi. Dan sebenarnya, di negeri ini pun ada beberapa orang yang mempunyainya juga."

            "Jadi itu artinya......?"

            "Eng, bagaimana cara mengatakannya, ya.... O-Oh iya, besok kita kirim saja Usato ke kota dekat kastil, dan melatihnya di bawah bimbingan dokter!! Bagaimana?!"

Pembicaraan ini malah jadi semakin memusingkan hingga aku enggak tahu apa yang sedang terjadi, tapi perlahan terasa mulai semakin menakutkan.

            ""Itu ide yang bagus lo, Usato-dono!""

            ""Itu benar!""

            "Bukankah itu penawaran yang bagus? Kau mesti menerimanya Usato-kun."

            "Welsey-san, dari tadi kau sudah menggenggam tanganku, dan sekarang sudah mulai basah, lo."

Keringat raja mengucur deras saat dia menatapku. Tiba-tiba dipaksa untuk diperkenalkan sama dokter. Tidak, malahan ini mah sudah hampir seperti perintah.

Dan sekarang ini tanganku berkeringat bukan karea digenggam, melainkan karena tangannya si penyihir perempuan di sampingku, Welsey.

            "Eh? Tapi bukannya negeri ini juga mempunyai seorang Healers yang sama denganku......"

            "Tidak! Jangan termanipulasi!! Pokoknya, jangan!! Itu juga kalau kau ingin menjadi seorang healers yang sebenarnya!!"

            "Termanipulasi......"

Memangnya siapa yang memanipulasi? Apa dia orang yang berbahaya buat raja?

Orang-orang di sekitarnya pun mengangguk setuju, aku tahu kalau itu pasti persoalan besar.

Saat ini, aku khawatir kurang paham soal pengirimanku besok. Saat kuhendak membuka mulutku untuk bertanya, pintu ruangan perjamuan terbuka, dan seorang penjaga yang kelihatan loyo pun masuk, kelihatannya dia kehabisan napas.

            "Baginda Raja! Ada masalah besar! Rose-sama sudah tiba!"

            "Apa?! Apa pun yang terjadi, pokoknya jangan izinkan dia masuk! Apalagi sekarang!!"

            "Ta-Tapi....."

Nah, sekarang siapa lagi ini Rose?

Mendengar nama tersebut, orang-orang di sekitar berteriak padaku..... "Sembunyi! Cepat sembunyi!".
Apa enggak apa-apa buat sembunyi? Tapi Welsey enggak mau ngelepasin tanganku, lo.

Welsey sedikit memisahkan diri dariku dan.... eh? "Maaf". Kenapa kau minta maaf?! Welsey-san dengan air mata di matanya, memisahkan diri dariku dan kelihatan berdukacita.

            "Lloyd-sama! Para pahlawan sudah tiba!"

            "Ah, ini gawat....."

Seseorang membukakan pintu dengan cukup keras; dia adalah seorang wanita cantik bernada tegar. Dengan jubah putih yang dikenakannya, membuatnya sedikit mirip seorang dokter. Di dekat mata kanannya ada bekas luka, dan yang paling menarik perhatian dari dirinya adalah rambut zamrudnya yang indah..... atau mungkin lebih tepatnya, sifatnya yang garang.

Wanita tersebut berjalan dengan cepat menuju singgasana, dan perlahan mulai semakin mendekati raja yang dipenuhi dengan keringat.

            "Kenapa Anda begitu terkejut melihat wajahku? Anda sedang tak merencanakan apa pun, ‘kan?"

            "Sa-Sama sekali tidak benar, kok. Aku pikir seharusnya kau sedang istirahat sekarang?"

            "Kahaha! Aku? Harus berlibur demi negara heh—..... eng? Siapa kau?"

Wanita bernama Rose pun menghadap ke arahku sembari melotot.

Uuu, orang ini menakutkan..... aku enggak ingin orang macam dia tahu kalau aku ini punya kemampuan sihir penyembuhan.

            "Di-Dia bukan pahlawan! Dia hanya seorang anak muda yang ikut keseret ke sini!"

Sang raja pun panik.

            "Begitu, ya.... oi bocah, siapa namamu?"

            "U-Usato....."

            ".... Usato, ya. namaku Rose.... hanya Rose. Aku adalah Pemimpin Pasukan Penyelamat Kerajaan ini. Salam kenal."

Pemimpin Pasukan Penyelamat?..... Di mataku, orang ini enggak terlihat sebagai seseorang yang akan bertanggung jawab untuk menyelamatkan nyawa orang lain.

Biarpun dia kelihatan begitu terhormat, rasanya aneh karena aku sempat merasa ketakutan.

Rasanya keringat di dahiku mengucur dengan deras.

            "Su-Sudah cukup, ‘kan? Usato mungkin kelelahan, aku ingin memberinya istirahat."

            "Ah benar juga, terus Lloyd-sama.... di mana para pahalawannya?"

            "Aah,kalau soal itu....."

            "Oi Usato! Apa kau baik-baik saja?"

            "Kenapa kau tiba-tiba langsung lari begitu, Welsey?"

Dari tempat Rose datang lewat pintu, Kazuki dan Inukami-senpai pun masuk.

Maaf, eksistensi orang di sebelahku ini mirip Ogre. Berbahaya kalau mendekatinya.

Raja pun menengok ke arah Kazuki.

            "Itu mereka."

            "Hoh, Anda punya ekspresi yang bagus, ya?"

Raja Lloyd diam-diam melakukan Sikap Berani.

Lalu, minat Rose pun beralih pada Kazuki. Orang-orang di sekitar pun menghela napas lega sembari memastikan bahwa Rose tidak menyadarinya.

            "Aku enggak kenapa-kenapa kok, Kazuki."

            "..... Fuu, saat kau menyentuh kristal dan warnanya berubah jadi hijau zamrud, eskpresinya Welsey-san berubah dan membawamu pergi, kupikir ada apa-apa."

Ah, kenapa kau malah bilang?

            "Hijau zamrud.... katamu?"

Rose-san melihat ke arahku, dan sudut mulutnya terangkat jadi senyuman.

Wajah raja pun menjadi pucat, dan tentunya wajahku juga sama. Saat ini, aku sudah terjatuh ke dalam masalah yang belum pernah kuhadapi sebelumnya. Pelakunya ialah seorang pemuda bernama Kazuki yang makin akrab denganku.

Aku tahu kalau dia enggak bermaksud jahat, tapi.... kuharap kau bisa membaca situasi......

            "Lloyd-sama, aku pinjam anak ini sebentar, ya?"

            "Welsey!! Cepat bawa pergi Usato!! Saat ini, keberadaannya sudah serupa dengan harta nasional negeri ini!!"

            "Memang sejak kapan aku jadi harta nasional negara ini?!"

Mendengar titah raja, Welsey yang sebelumnya memisahkan diri dari tanganku, kini mencoba mendekatiku lagi dan mempersiapkan tongkatnya. Aku enggak bisa melihat kalau kau berdiri di depanku.

Karena di depan enggak kelihatan, aku bergeser ke samping untuk melihat, tapi sosoknya Rose-san sudah hilang. "Di-Dimana kau?!", ucap Welsey yang kebingungan. Aku melihat ke sekitarku, tapi tiba-tiba aku merasa seperti mengapung..... seseorang merangkulku pada bawah lengannya.

Sebelum bisa kusadari, Rose-san sudah berada di sampingku. Dia mengangkatku dengan satu tangan di bawah ketiaknya....? Tinggiku ini 170 cm, tapi dia bisa mengangkatku dengan begitu mudahnya.

            "Lloyd-sama. Akan kutunjukkan pada Anda bagaimana aku akan membesarkan anak muda ini di Asosiasi Pertama Bagian Sihir Penyembuhan!!"

            "Tunggu! Tolong tunggu sebentar! Aku tidak ingin Usato-dono ternodai, dia seorang Healers yang masih bersiiiiiiiiiihhh!!"

Raja Lloyd bangkit dari kursinya, dan memanggil Rose-san yang membawaku pada bawah lengannya.

Tapi suaranya tak menjangkau Rose-san yang tengah tertawa keras. Aku bertanya-tanya, apa yang mesti kulakukan. Kazuki dan Inukami-senpai menatapku, mereka kelihatannya terkejut dengan situasi saat ini, dan enggak bisa mengikutinya. Eh? Eh? Apa ini, penculikan?! Di dalam negeri?! Saat ini, aku sekali lagi mencoba memahami situasiku saat ini. Aku mencoba untuk tetap memusatkan mataku pada Rose-san yang tersenyum dan tertawa bagaikan binatang buas.

*** Sudut Pandang Inukami-senpai ***

Usato-kun dibawa kabur.

Kami memang baru saja bertemu hari ini, tapi bahkan belum sampai setengah hari berlalu.... dia adalah seseorang yang bisa kuajak bicara dengan baik. Seharusnya begitulah yang terjadi, tapi..... maafkan aku Usato-kun! Saat kejadian itu kau terlihat seperti seorang heroine, jadinya aku tidak bisa berbuat apa-apa.

            "Aah, semenjak datang ke sini, Usato adalah orang biasa dan tidak ada hubungannya dengan dunia ini, tapi....."

            "Sekarang Usato-kun di bawa ke mana? Saya dengar dia akan dilatih....."

Saat ini, bergegas keluar dari sini pun tidak akan ada gunanya.

Aku harus mendengarkan kondisinya dulu dari Raja Lloyd.

            "..... Welsey, kuserahkan penjelasannya padamu."

            "Baik.... eng."

Raja Lloyd pun kembali duduk, dan menunjukkan ekspresi yag lesu usai meminta Welsey untuk menjelaskannya.

Semangatnya pasti sudah habis digunakan untuk menghadapi wanita yang disebut Rose barusan.

Welsey menghampiriku dan Kazuki. Mentaati titah raja, dia pun mulai menjelaskan.

            "Tempat yang ditujunya adalah tempat organisasi perawatan medis yang jaraknya tidak jauh dari kastil ini. Di tempat tersebut, ada pemimpin khusus Rose-sama bersama dengan dua orang Healers dan lima orang pembantu dengan total semua anggotanya 8 orang."

            "Bukankah itu terlalu sedikit?"

Untuk Pasukan Penyelamat, bukannya terlalu sedikit?

Pastinya ada tuntutan yang memerlukan sejumlah besar orang saat kau bertarung melawan monster..... paling tidak seharusnya begitu.......

            "Itu cukup. Tidak peduli tipe bakat apa yang dimiliki seorang penyihir, mereka semua bisa menggunakan sihir pemulihan untuk melakukan pertolongan pertama. Karenanya, kau bisa menyembuhkan lukamu sendiri. Tentunya, kau juga bisa menyembuhkan luka rekan-rekanmu..... tapi..... luka yang parah tidak akan bisa langsung disembuhkan."

            "Itulah yang ingin kusampaikan......"

            "Bakat yang ditunjukkan Usato diperuntukkan untuk menggunakan sihir penyembuhan."

Dengan kata lain, luka yang tidak bisa kusembuhkan sendiri, bisa disembuhkan oleh para Healers yang merupakan spesialisasi mereka. Kalau memang benar begitu, itu artinya Usato-kun mempunyai kemungkinan yang tinggi untuk menjadi Healers yang berharga di negeri ini.

Tapi masih ada sesuatu yang belum bisa kupahami. Keraguan untuk mempercayakan Usato-kun pada Pemimpin Pasukan Penyelamat, Rose-san.

            "Kenapa Anda tidak ingin mempercayakan Usato pada wanita bernama Rose tersebut?"

            "..... Llyod-sama."

            "Aku tidak keberatan."

Lloyd memberikan izin pada Welsey.

Seperti yang diduga, ada beberapa kondisi yang bersangkutan.....

            "Rose-sama adalah seorang ahli sihir penyembuhan. Akan tetapi..... bagaimana mengatakannya, ya..... kebijakan dalam pelatihan pada bawahannya sedikit tidak biasa."

            "Tidak biasa? Memangnya seperti apa?"

            "Eng, aku kurang begitu tahu, tapi...... ‘Pasukan Penyelamat selalu berdampingan antar satu sama lain bahkan dalam kematian! Makanya, kalian orang-orang brengsek akan diberikan teknik bertahan hidup supaya bisa bertahan menghadapi segala jenis kesulitan yang menjengkelkanmu!’..... mereka terus mengatakan hal-hal seperti itu, mereka mempunyai pedoman yang ketat untuk anggota kelompoknya. Sebenarnya, Para Penjaga Istana dan Pasukan Penyelamat mempunyai pelatihan gabungan bersama Rose-sama sebagai instrukturnya, tetapi para Penjaga Istana dan prajurit tidak sanggup mengikutinya. Pada akhirnya, hanya Pasukan Penyelamat lah yang bisa menyelesaikan pelatihannya."

            "Kalau begitu, apa memang Rose-sama sendiri yang terlalu hebat sehingga para Penjaga Istana tidak sanggup bertahan dalam pelahitannya?"

Para penjaga saat berlatih akan menyuarakan suara mereka kalau keberatan, Rose yang mampu melaksanakan pelatihan tersebut pastinya adalah orang yang mempunyai kemampuan yang hebat.

Saat kuajukan pertanyaan tersebut pada Raja Lloyd, dia menjawab sembari mengelus dagunya saat terlihat mengingatnya.

            "Aah, Pasukan Penyelamat yang kita miliki hari ini saat dulu itu..... tidak, mari kita hentikan pembicaraan ini..... lagi pula mereka itu sangat berbeda dari para pasukan rata-rata Anda. Saat pasukan Raja Iblis menyerang, banyak nyawa terselamatkan berkat bantuan Pasukan Penyelamat. Berkat mereka jugalah kami mampu memukul mundur pasukan  Raja Iblis.... dengan pencapaiannya tersebut, kebijakan pelatihan Rose tidaklah salah..... akan tetapi...."

            "Tetapi?"

            "Itu, untuk menyelesaikan pelatihanya itu..... haa."

Dari penjelasannya Welsey, helaan napas besar muncul dari Raja Lloyd di atas singgasana.

Kecemasan raja tak pantas dengan usianya saat ia terlihat khawatir mengenai keselamatan Usato-kun.

*** Sudut Pandang Usato ***

Rose membawaku ke suatu tempat yang jaraknya lumayan dekat dari kastil. Aku sampai di sebuah bangunan besar yang terbuat dari batu bata.

Langit sudah mulai gelap, dan di sekelilingku ada hutan yang lebat.

Rose mendesakku untuk masuk ke dalam bangunan tersebut, dan aku melihat bahwa bagian dalamnya benar-benar bersih. Di bagian dalam ada tempat tidur untuk pasien bersama dengan obat-obatan yang bergeletakkan di sekitar. Interior perawatan medis membuatku berkata, "Enggak diduga ternyata bersih juga", saat kumenyeruakan kekagumanku, aku melihat ke sekitar dengan gelisah.

            "Mulai hari ini, kau akan tinggal di sini."

            "Eh?"

            "Oi kalian semua!! Ada pendatang baru, keluarlah!!"

Sebelum menjawab pertanyaanku, Rose meninggikan suara kerasnya macam binatang buas untuk memanggil keluar beberapa orang.

Saat dia berbuat begitu, di dalam bangunan terdengar suara derak-derik langkah kaki yang serentak saat mereka mendekat. Orang yang pertama masuk adalah pria yang tampak muram, yang berdiri tegak di hadapan Rose dan meluruskan punggungnya.

Apaan orang ini.... menakutkan.

            "Selamat datang kembali, Rose-anego!!"

            "Ohh Alek, saat aku tidak ada, apa terjadi sesuatu?"

            "Sama seperti biasanya, tidak terjadi apa pun!"

            "Begitu, baguslah."

Para pria yang lainnya pun mulai berdatangan satu demi satu yang diawalai oleh pria yang dipanggil Alek.

Rasanya wajahku jadi kaku.

Apa hanya yang satu ini pertunjukkan yang berbeda di dunia ini.....?

            "Kalian semua, perkenalkanlah diri kalian masing-masing. Mulai hari ini, orang bernama Usato ini akan berada di bawah asuhanku. Kalian semua yang akurlah dengannya."

            """DIMENGERTI!!""

            "Bagus!!"

Sama sekali enggak bagus!!

Aku enggak percaya karakterku jadi hancur kayak gini. Di depan mataku ada lima pria yang terlihat jahat yang sedang mengamatiku, dan mengingat perkembangan sebelumnya malah membuatku merasa takut.

Kalau aku hidup, akankah aku bisa kembali ke rumah?

⟵Back         Main          Next⟶






Related Posts

Chiyu Mahou no Machigatta Tsukaikata Volume 01 Chapter 02 Bahasa Indonesia
4/ 5
Oleh