Chapter
04
Buku
Harian Latihan
Diberitahu Rose-san
untuk menulis buku harian, aku pun akan menulisnya mulai dari hari ini.
Aku enggak tahu cara menulis menggunakan huruf-huruf
di dunia ini, tapi baguslah kalau ini akan menjadi hal yang pribadi.
Akan kulakukan dengan baik, akan kutuliskan semua
kesebalan harianku di sini.
Hari
Pertama
Untuk saat ini, aku harus menuliskan soal kejadian
hari ini.
Kemarin, sehabis dikasih tahu oleh Tong soal latihan
neraka; enggak disangka, ternyata mudah.
Mula-mula, aku disuruh agar bisa merasakan kekuatan
sihir. Aku bisa melakukannya dengan mudah.
Di pertengahan dadaku, aku merasakan perasaan hangat
yang memenuhiku. Rupanya, itu adalah perasaan dari kekuatan sihir. Setelahnya,
aku dikasih tahu Rose-san supaya bisa
mengambil kekuatan sihir tersebut dari luar tubuhku.
Sehabis latihan sihir, aku mempelajari informasi
mengenai dunia ini.
Sembari duduk di atas meja, dia menyerahkan suatu
artikel beserta perintah padaku; "Baca itu", hanya itu yang
dikatakannya. Sensei, yang barusan kau katakan itu enggak masuk akal, lo.
Mana mungkin aku bisa membaca huruf-huruf dunia ini!
Lalu, aku pun meneriakkan keberatanku padanya.
Menurut Rose, para pahlawan yang dipanggil mempunyai
sihir penerjemah otomatis yang tertanam padan mereka.
Dengan ragu, aku pun membuka artikel tersebut untuk
melihatnya. Memang, aku bisa membacanya kalau itu hanya sekedar kata-kata saja.
Aku sangat tercengang.
Sekali lagi, sihir itu memang mantap jiwa.
Rupanya, ada makhluk yang disebut monster di dunia
ini. Rasanya sudah macam RPG saja. Aku yang berpikir begitu pun, terkuasai oleh
perasaanku sendiri dan menyuarakan pemikiranku dengan suara aneh. Lalu, Rose-san pun memukulku.
Rasannya sakit sekali.
Saat kusedang membaca di dalam hati, aku pun mulai
mengetahui berbagai macam ras di dunia ini. Di antaranya, yakni Elf, Beastmen,
dan lain-lain. Ada berbagai ras yang sering kau lihat di dalam gim.
Selain Kerajaan Lyngle, ada berbagai negara lainnya
juga. Namun, sebagian besarnya adalah negara manusia.
Saat kusedang membaca buku yang besar dan tebal di
dalam hati, Rose-san duduk pada kursi
di depanku dengan terdiam.
Tapi, semisal latihanku setiap harinya memang macam
ini, aku bisa mengatasinya, ‘kan?
Akan tetapi, Tong menatapku dengan iba, dan ini
membuatku prihatin.
Terserah ah, besok aku akan tetap berlatih.
Hari
Kedua
Aku banyak belari.
Hari
Ketiga
Aku lari sampai seluruh otot-otot pada tubuhku
terasa nyeri.
Aku enggak dikasih istirahat. Saat aku pingsan,
Rose-san memulihkan tubuhku dan
membuatku berlari lagi.
Aku enggak ingin bilang terima kasih. Lagian, orang
ini beneran aneh. Berkata seperti "Latihlah kakimu, maka kau takkan
mati" atau "Rasakan kekuatan sihirmu saat berlari".
Aku ini bukan budaknya. Kuucapkan itu padanya dan
dia menjawab, "Lakukan ini seolah kau akan mati, kalau kau mati, aku akan
menyembuhkanmu".
Di hadapan orang ini, bahkan mati saja terasa
melegakan.
Setelahnya, Rose-san
memberitahuku "Kakiku kelelahan!", lalu dia pun diam-diam menepuk
sisi pahaku.
Saat aku berguling-guling kesakitan, rasa sakitnya
pun hilang.
"Nyeri
otot sudah dipulihkan secara paksa. Dengan ini, kakimu sudah sembuh. Cepat lari
lagi sana, sampah."
..... Dia benar-benar berbahaya.
Hari
Keempat
Hari ini aku bergabung bersama anggota kelompok
lainnya.
Aku menjalani latihan otot. Ini mah lebih ke latihan
prajurit ketimbang latihan tim penyelamat.
Sembari menariak-neriakkan teriakan aneh supaya
lebih bersemangat, kami berlari habis-habisan selama berada dalam kecepatan
yang berdekatan. Tentu saja, aku tertinggal.
Ditambah, Rose-san
melihat ke arahku dan berkata, "Oi, ada serangga yang ketinggalan
nih?".
Kazuki, selamatkan aku.
Hari
Kelima
Bertanya-tanya apa sinyal SOS dalam benakku
tersampaikan, Kazuki dan Inukami-senpai
pun muncul.
Tampaknya, keduanya mengambil latihan di kastil.
Sebagian besar latihannya mencakup pedang dan sihir.
Para pengajarnya adalah sang penyihir Welsey-san, dan Komandan Pasukan bernama Sigris-san.
Menurut Welsey-san,
Sigris-san adalah orang yang sangat
ketat, tapi orangnya juga baik.
Ada juga putri raja, Tuan Putri Seria. Dia kerap
kali mengikuti Kazuki latihan. Seperti raja, dia juga baik, atau menurut
senpai; orangnya sangat baik.
Aku enggak bisa berkata apa-apa.
Lo? Aku heran, apa Kazuki dan senpai ada di tempat
yang berbeda denganku di dunia ini.
Kenapa Kazuki dan senpai punya fantasi yang pantas?
Aku ditanyai tengah melakukan apa, tapi aku hanya
bilang pada mereka bahwa aku hanya berlari.
Mereka menunjukkan eksrepsi wajah bertanya-tanya,
tapi Inukami-senpai sendiri tengah
melihat bagian kakiku dan menelan ludah.
Dia bertanya apa boleh menyentuhnya sebentar, namun
dia bernapas berat, jadinya aku mengabaikannya.
Semuanya juga lagi berjuang. Makanya, aku juga harus
berjuang lebih keras.
Hari
Keenam
Aku lari seharian.
Saat aku tengah berlari, aku sadar bahwa cahaya
hijau pucat berkumpul di tanganku.
Saat itu aku berpikir, "Apa ini diperlukan
sekarang?".
Hari ini Rose-san
adalah seorang Mak lampir ganasberdarah dingin.
Enggak bisa membaca ini semua memberikanku alasan
untuk menulis hinaan.
Hari
Ketujuh
Maafkan aku karena menjelek-jelekkanmu.
Hari
Kedelapan
Aku menarik kembali kata-kataku kemarin lusa, sihir
penyembuhan sangat diperlukan.
Hari
Kesembilan
Sihir Penyembuhan memang sangat diperlukan.
Hari
Kesepuluh
Aku bisa menyadari kondisi mentalku yang jadi berat.
Aku sudah sampai bisa melepaskan sihir dari tubuhku.
Enggak peduli seberapa banyak aku lari, aku enggak merasa lelah lagi.
Membuatku lesu tiap harinya...... aku
bertanya-tanya, apa alasannya.
Aku sudah muak dipanggil menyusahkan oleh Rose-san.
Kakiku terasa nyeri, tapi aku memulihkannya menggunakan
sihir penyembuhanku.
Hari
Kesebelas
Mulai hari ini, menu baru ditambahkan.
Itu adalah push-up.
Untuk saat ini, aku dikasih tahu untuk melakukannya
seribu kali.... dan aku benar-benar melakukannya sembari menggunakan sihir
penyembuhan.
Entah kenapa, Rose-san menunjukkan wajah puas pada keadaanku. Apa ada sesuatu di wajahku,
aku penasaran?
Hari
Kedua Belas
Dari pagi hingga siang aku terus berlari. Lalu aku
melakukan push-up hingga malam.
Selain itu, enggak ada yang bisa ditulis lagi. Kalau
harus..... entah bagaimana, tubuhku jadi terasa ringan.
Hari
Ketiga Belas
Perasaan apa ini...... saat aku menyadarinya, pemberat
dilekatkan padaku. Ini berat banget.
Saat aku lagi lari, ada penjaga yang melihatku, tapi
kemudian segera menjauh dan berhenti melihat ke arahku.
Hari
Keempat Belas
Si Tong kampret, ngambil jatah makan siang gua.
Si kampret, kagak bakalan gua maafin....!
Kalau dipikir-pikir, sudah dua minggu semenjak aku
mulai berlatih.
Hah, emang tujuanku datang ke sini buat apa?
Chiyu Mahou no Machigatta Tsukaikata Volume 01 Chapter 04 Bahasa Indonesia
4/
5
Oleh
Lumia