Chapter 06
Sudah sebulan semenjak aku bergabung dengan Pasukan
Penyelamat. Dalam waktu yang sesingkat itu, tubuhku sudah sangat berubah.
Pertama, kemampuan fisikku sangatlah meningkat.
Tentunya, ini merupakan hasil dari menjalani semua latihan neraka itu. Semua
bagian tubuhku yang terlatih ini didapat dari melakukan lari, push-up, sit-up, dan berlari menaiki tangga. Usai menyelesaikan latihan
tersebut, untuk kali pertamanya aku merasa sudah benar-benar pantas untuk
bergabung dengan Pasukan Penyelamat.
Menurut Rose, alasan untuk melatih tubuhku adalah supaya
bisa kabur dengan cepat dari musuh di medan perang. Tentunya bukan berarti
semua itu hanya dilakukan semata-mata untuk kabur saja, tapi juga agar bisa
membawa orang yang terluka dengan kecepatan penuh.
"Semakin cepat kau menolong mereka, maka
semakin banyak pula nyawa yang bisa kita selamatkan", itulah yang Rose
katakan selama latihan.
"Memang benar sih", apa yang kebanyakan
orang pikirkan, tapi untuk melakukannya sangatlah sulit. Orang-orang yang
terluka di medan perang harus dibawa dan dipindahkan kembali secara langsung. Percuma
kalau kau enggak punya keberanian dan juga kemampuan.
Sanggup memahami itu setelah berada di sini selama
sebulan, dengan penuh semangat kukatakan pada diriku sendiri, "Aku akan
berjuang dalam latihan hari ini!"
♦
"Kita
akan pergi."
Balikin semangatku, kumohon.
..... Oh iya, semenjak aku dipanggil ke dunia ini,
aku hanya pernah ke kastil dan penginapan Pasukan Penyelamat.
Bagaimanapun juga, aku sudah diculik semenjak aku
menginjakan kaki di sini. Biarpun aku enggak tahu tujuannya, untuk saat ini aku
harus menemani Rose.
Anggota kelompok yang lainnya akan melakukan tugas
mereka masing-masing dan enggak akan ikut bersama kami. Syukurlah, mereka itu
makhluk yang patut dikasihani, tapi dalam hati aku mengejek mereka.
"Bawa
ini."
Rose memberikanku suatu ransel besar, yang ukurannya
sekitaran tinggi badanku.
"Apaan
ini?"
Tanyaku, tapi Rose pergi menuju gerbang ke arah kota
tanpa berkata apa pun.
Nn? Apa itu, Tong? Wajahnya terlihat seperti seroang
prajurit yang mengantar pergi kematian rekannya. Kalau itu bukan apa-apa, maka
enggak terlalu penting.
"Ada
apa? Ayo cepat."
Rose menunggu di pintu masuk. Entah bagaimana, aku
punya firasat buruk. Firasat yang sangat enggak mengenakkan. Menentangnya
sangatlah merepotkan; untuk saat ini aku lebih baik mengikutinya.
♦
Mengunjungi kota untuk kali pertamanya adalah
pengalaman anyar buatku. Di sini enggak ada banyak perlatan seperti di duniaku,
tapi ada pasar yang dijejeri dengan toko-toko seperti yang kulihat saat masih
kecil.
"Kerajaan
Lyngle adalah negeri dengan perdagangan yang makmur. Ada banyak orang yang
datang dari negeri lain untuk bekerja di sini."
"Begitu,
ya.... Ah....."
Pada suatu toko yang menjual buah-buahan ada seorang
gadis dengan telinga yang mirip rubah. Tindakannya agak mencurigakan untuk
seseorang penjaga toko.
Dia salah seorang dari ras binatang buas, ‘kan?
Aku sudah dengar soal mereka sebelumnya, tapi saat
melihatnya tepat di di depanku, entah bagaimana, aku merasa sangat terharu.
"Jangan
terus-terusan menatap ras binatang buas itu, bodoh. Aku tahu bagimu itu tak
biasa, tapi buat mereka itu sangat tidak mengenakkan. Bahkan bisa saja kau
ditangkap dan di bawa ke negeri mereka."
"Ah,
maafkan aku."
Memang, ini bukanlah tontonan atau apa pun. Tidak
sopan untuk terus-terusan melongo seperti itu.
Saat aku hendak mengalihkan pandanganku dari gadis
binatang tersebut, kebetulan mata kami saling bertatap. Mata gadis tersebut terbelalak,
dan tatapannya tertuju pada wajahku.... Ini—
"....
Keimutan adalah keadilan."
"Hah?
Kau bilang apa? Jangan mengatakan hal-hal yang tak bisa dipahami."
"Ah,
aduhh?!"
Tolong jangan tiba-tiba menyentil dahiku.
Nn? Tapi untuk beberapa saat ini, aku belum melihat
ras binatang buas lainnya selain gadis tersebut....
"Kau
mungkin berpikir seharusnya ada lebih setengah-manusia dan ras binatang buas di
sini karena banyaknya pekerja yang datang jauh dari kampung halamannya. Akan
tetapi, masalahnya adalah perjalanan. Para bandit, penculik, dan pembunuh
bayaran, kau harus berhati-hati terhadap sampah seperti itu. Selama mereka
mengincar setengah-manusia, ras binatang buas sangat diincar karena beberapa di
antaranya ada yang punya kemampuan yang sangat berharga. Selain itu, mereka
juga dihargai sangat tinggi sebagai budak karena penampilannya."
"Budak...."
"Tentu
saja, mempunyai budak di negara ini ilegal, tapi..... ada tempat-tempat di luar
sana yang melegalkannya. Kau paham?"
"Yah,
kurang lebih."
Aku ngerti, tapi aku enggak bisa menyetujuinya.
Perbudakan, buat orang biasa sepertiku ini, mana mungkin aku bisa
menyetujuinya, tahu!
Oh iya, sebelumnya aku sudah melihat peta dunia.
Negeri ras binatang buas itu benar-benar jauh dari Kerajaan Lyngle.
"Buat
mereka yang datang ke sini, bukankah sangat sulit?"
"Memang
benar... kita pergi ke tempat selanjutnya."
Seperti biasa, aku enggak tahu apa yang akan
dilakukan Rose.
Tiba-tiba, aku merasakan sesuatu dan menoleh kembali
ke gadis binatang buas itu. Dia masih menatapku tanpa sekali pun mengalihkan
tatapannya, hanya melihat ke arahku.
.... Rasanya agak menakutkan, jadi ayo cepat pergi.
Setelahnya, aku pun mengikuti Rose tanpa menoleh ke
belakang.
♦
Usai meninggalkan pasar, kami pun tiba di depan
gerbang besar.
Arh? Apa mungkin kota-kota sekarang ini mempunyai
semua itu? Itu sangat mengagumkan, disusun ganda sehingga kota ini mempunyai
lapisan dalam....
.... Mana mungkin bisa begitu! Enggak peduli
bagaimana kau melihatnya, ini adalah jalan keluar dari kerajaan!!
Rose memanggil penjaga yang tengah mengawas di dekat
gerbang. Dalam sebulan ini, aku sudah menyadari sesuatu. Enggak peduli siapa
pun yang diajak bicara oleh Rose, ekspresi mereka akan selalu berubah.
Bagaimanapun juga, aku bisa dengan jelas melihat ketakutan pada wajah mereka
sekarang.
"Ou,
sudah lama ya, Thomas."
"Ro-Rose-san, selamat siang! Hari ini kamu punya
urusan apa!"
"Selamat
siang, aku hanya ingin menunjukkan daerah pinggiran pada bawahanku."
Kalau aku terjemahkan, maka artinya itu seperti
"Cepat bukakan gerbangnya."
Rose memang hebat, keberadaannya saja sudah membuat
penjaga gerbang ketakutan.
"Kami
akan segera membukanya!"
"Ou."
"Rose-san, bicaramu seperti preman saja. Ah,
erm bukan apa-apa kok, lupakan saja apa yang kukatakan."
Usai menghabiskan sebulan bersamanya, aku
meningkatkan seberapa jauh aku bisa melakukan itu sebelum dia membentak.
Penjaga gerbang membukakan jalannya, kurasa aku
melihat sesuatu yang berkilau di dekat mata mereka. Saat aku melewati gerbang,
aku menundukkan kepala karena simpati pada para penjaga gerbang.
"Rose-san, kita akan pergi ke mana
sekarang?"
"Ke
hutan yang ada monsternya."
"Ap?"
"Akan
membutuhkan waktu 2 jam untuk sampai ke sana."
Maafkan aku. Aku enggak paham dengan kata-katamu.
Eh, jangan-jangan apa yang aku bawa ini adalah satu
set perkemahan?
Kau ingin aku menghabiskan malam dan berjelajah di
hutan yang ada monster-nya?!
Apa kau ini iblis?!
Sama sekali mengacuhkanku, Rose pun terus bejalan
menyusuri jalan pegunungan.
Enggak, tunggu sebentar. Dia enggak bilang bakalan
jadi situasi bertahan hidup! Aku enggak harus membuang semua harapan!!
♦
"Kita
sudah sampai."
Di hadapan kami terdapat hutan yang agak suram.
Melihat hutan dari tepi tebing, Rose ada di
belakangku dengan melipat lengannya.
"Hutan
ini juga dikenal dengan ‘Dark Lyngle’. Jangan kembali saampai kau memburu Grand
Grizzly dan membawanya kembali. Tak ada batasan waktu."
Kayaknya aku benar-benar dilemparkan ke dalam
situasi bertahan hidup. Tunggu, dibuku yang kubaca, Grand Grizzly, itu beruang
grizzly biru yang hidup selama seratus tahun.... bukannya itu monster beruang
yang sangat bahaya?! Kau benar-benar membenciku, ya?!
"Tidak,
mana mungkin aku membencimu, ‘kan?"
"Pembohong!"
"Ahh,
merepotkan sekali. Pokoknya, jangan kembali sampai kau membawa seekor beruang.
Saat ini, Grand Grizzly adalah monster yang bisa dengan mudah kau tundukkan.
Tinggalkan barang-barang berharga dan persediaanmu di sini bersamaku,
paham?"
"Eh?!
Kagaaak, jangan angkat aku!"
Aku menggelengkan kepalaku dengan kuat, akan tetapi
Rose dangan entengnya membawaku bersama ranselku.
Wanita ini, sekuat apa sih dia sebenarnya?! Ahh
kagak, hentikan pose kayak bisbol itu—
"URAAA!!"
"GYAAAAAAAAAAAAAAAH?!"
Gururu.
Aku dilemparkan sembari berputar di langit.
Terlebih lagi, karena Rose sangat kuat, aku enggak
melambat sama sekali. Kalau terus begini, apa aku akan mati kayak gini?
Penyebab kematian : dilemparkan oleh pemimpin
Pasukan Penyelamat.
Ini kagak lucu.....
Saat aku mulai melembat, aku turun ke dalam
pegunungan. Di bawahku ada berbagai pepohonan yang lebat.
Mana mungkin aku membiarkan diriku mati seperti
ini.....
Aku membalikkan diriku. Menghadap langit, aku
memperoleh kembali keseimbanganku. Di punggungku ada ransel besar. Aku bisa
mengurangi benturannya menggunakan ini. Sembari melindungi wajah dengan
tanganku dan bersiap untuk jatuh, aku benar-benar terlempar ke ‘Sarang Binatang
Buas’ dengan monster yang tengah mencari mangsa.
♦
Benturan dari pendaratannya enggak sekuat yang
kukira. Biarpun nyatanya pepohonan hancur karena jatuhku, itu juga berkat
ransel besar yang kagak guna ini.
Akan tetapi, aku enggak akan pernah berterima kasih
pada wanita itu. Sampai aku membawa pulang Grand Grizzly, dia mungkin akan
melemparkanku lagi ke sini.
"Ini
menyebalkan, tapi kurasa aku enggak punya pilihan selain menurutinya dan menundukkan
Grand Grizzly."
Lagian, itu cuma beruang yang tingginya 2 meter. Aku
sudah berhasil melewati latihan neraka, dibandingkan dengan itu, beruang mah
pasti jauh lebih gampa—
""GUOOOOOOOOOOOOOOOOOOOO!!!"
"Eh......?"
Dari suatu tempat di hutan, aku mendengar suara
raungan binatang buas. Lalu, suara langkah kaki berat, semakin keras dan
lantang saat mereka semakin dekat denganku.
Dari sana, aku kabur bersamaan dengan kelinci yang
terkejut. Biarpun aku adalah Usato, ini mah.....!
*Nama keluarga Usato juga mempunyai
karakter yang artinya kelinci.
"Bagaiamanapun
juga, manusia mana mungkin menang melawan kekuatan fisik biantang buas!!
Pokoknya, aku harus menggunakan otakku dan menyusun strategi untuk
menundukkannya!!"
"GUOOOOOOOOOOOOOOOOO!!"
"Dia
mengejarku?!"
Menoleh ke belakang, ada beruang putih besar
berkuran sekitar 3 meter. Itu adalah Grand Grizzly yang tengah berlari dengan
merangkak ke arahku.
Aku sudah bertemu dengan targetku saat memasuki
hutan, tapi ini jauh lebih menakutkan dari yang kubayangkan.
Bahkan di kebun binatang saja aku belum pernah
melihat beruang besar dengan cakar dan taring seperti itu.
"Apa yang harus aku lakukan,
apa yang harus aku lakukan, apa yang harus aku lakukan?!"
Apa yang harus aku lakukan untuk melawan beruang?!
- Pura-pura mati.... itu mah cuma mitos tapi kalau aku mencobanya, rasanya aku akan dimakan.
- Pake lonceng buat mengusirnya...... tapi aku enggak punya.
- Kabur...... aku percaya diri dengan kakiku.
Strategi sudah diputuskan. Aku cuma bisa kabur!!
Aku berlari. Seekor beruang sepertimu, apa kau
benar-benar bisa menandingi kecepatanku?!
"GUOOOOOOOOOOOOOOOOOO!!"
"Kau
mengikutiku?! Hieeeh!"
Menoleh ke belakang, aku bisa melihat beruang itu
mengejar.
Mungkin sudah agak telat, tapi aku ingat dari acara
TV yang aku tonton dulu bahwa kecepatan lari seekor beruang liar bisa sampai 40
hingga 60 km/jam.
Kalau diterapkan pada beruang raksaksa di sini, aku
yakin beruang itu punya kecepatan yang lebih mengerikan..... bukannya ini
benar-benar bahaya?!
".....
Tenang saja, aku akan melawanmu satu lawan satu!! Kalau kau ingin memakanku,
cobalah tangkap aku!! Aku akan menjauh darimu!! Ayo sin—!"
"GUOOOOOOOOOOOOOOOOOOOO!!"
"GUOOOOOOOOOOOOOOOOOOOO!!"
"GUAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!"
".....
Nambah jumlah mah pengecut!"
Ini mah kagak adil!
Saat berlari menjauh dari Grand Grizzly, sekarang
ada beberapa beruang biru lainnya. Sebelum aku menyadarinya, mereka tambah
banyak!
Emangnya kau ini boneka matryoshka!
"Kampret!
Ransel ini ganggu!"
Akan tetapi, aku tak bisa membuangnya. Seharusnya
ada peralatan bertahan hidup yang diperlukan di dalamnya.
Kelihatannya beratnya sekitar 100 kg. Aku agak
khawatir dengan isinya karena ini berat, tapi namanya juga Rose. Pasti ada
sesuatu yang bermanfaat, aku yakin.
Akan tetapi—
"Mau
sampai kapan aku terus lari dari....."
"""GUOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOO!"""
Atau mungkin lebih tepatnya, aku penasaran apa aku
bahkan bisa keluar dari hutan ini.
Chiyu Mahou no Machigatta Tsukaikata Volume 01 Chapter 06 Bahasa Indonesia
4/
5
Oleh
Lumia
1 komentar:
Semangat min tl nya
Reply