Chapter 26 – Ia yang Dihidupkan Kembali Dari Kematian ④
*** Sudut Pandang Tamaki Yui ***
"Bergeraklah."
"Kyah—"
Tanpa
dipikir pun, kakiku bergerak sendiri saat berupaya melindungi Shuri.
Aku
mendorong jauh Shuri dan mesti jadi santapan sihir tersebut.
Akan
tetapi, malah Katsuragi yang berada di sana.
"Ka-Katsuragi....?!"
Orang
itu melihat padaku dan berkata.
"Jangan salah paham.
Menyelamatkan Shuri adalah tugasku."
Mengapa
dia datang membantu? Mengapa Shuri memutuskan untuk mengikuti orang ini?
Sepintas,
rasanya aku bisa melihat alasannya.
Tadinya
kupikir Shuri dipaksa untuk berhubungan dengannya. Bagaimanapun juga, ini pertama
kalinya aku melihat Shuri yang begitu tergila-gila pada seseorang.
Meski
terdapat lubang di dadanya, meski sampai compang-camping, Katsuragi menahan
rasa sakitnya, dan semua itu hanya demi menyelamatkan Shuri semata.
Sama
sekali tak ada keraguan di wajahnya.
Mengesampingkan
kenyataan dirinya yang akan mati, dia datang untuk menolong Shuri.
Dirubah
jadi patung es lewat sihir tipe es, artinya dia takkan merasakan rasa sakit
sampai es tersebut meleleh atau hancur, tapi itu artinya dia juga takkan mati. Dengan
kata lain, kemampuan Katsuragi tidak akan aktif.
Buat
Katsuragi yang sampai berbuat begitu meski pun mengetahuinya—dia memang
benar-benar mencintai Shuri.
Memikirkan
hal tersebut, mulutku pun bergerak sendiri.
"Triple Guard!"
Kusebarkan
lapisan sihir tipe es tingkat jiwa di hadapan bagian atas tubuhnya Katsuragi. Sebenarnya
aku ingin melindungi seluruh tubuhnya, tapi aku sadar kalau sihirku ini bukan
tandingannya sihir Fantra. Maka dari itu, kususutkan area es-nya agar
pertahanannya meningkat.
Dengan
begini, Katsuragi akan bisa membunuh dirinya sendiri dan mengaktifkan Revenge of the Grudgebearer miliknya.
Sihirnya
Fantra pun menyelimuti Katsuragi. Area yang kupasangkan perisai berlapis tiga
pun selamat.
"Katsuragi!"
Kuberlari
menghampirinya. Tubuh bagian bawahnya membeku dengan padat.
"Kau tidak apa-apa?!"
".... Kau mengkhawatirkanku,
apa bakalan terjadi bencana alam?"
"Be-Berisik!.... Aku sudah keliru."
Biarpun
dalam situasi sekarang ini, Katsuragi kelihatan bingung. Seperti sudah melihat
hewan langka saja.
".... Serius, kupukul kepalamu,
ya?"
"Ini bukan waktunya ngelucu
begitu? Yang lebih penting, sekarang kesempatanmu untuk sembuh! Memang menyebalkan
untuk mengatakannya, tapi bisakah kau mati?"
"Tidak bisa, tanganku beku."
"Kalau begitu, biar aku saja
yang membunuhmu."
"Seorang budak kelas tinggi takkan
bisa menyerang master-nya."
"Yaelah! Kalau begitu, aku akan
memeriksa kantungmu!"
Aku
memeriksa kantungnya Katsuragi. Ada potion,
tiga daun yanu, dan peta. Percuma. Dia tak punya apa pun yang bisa menyembuhkan
status bekunya.
"Katsuragi! Apa kau tak punya
apa-apa lagi?!"
".... Tunggu
sebentar....."
"Hei, jangan abaikan....
aku?!"
Tiba-tiba,
Katsuragi mendekatkan wajahnya ke telingaku dan berbisik.
"—?!"
Aku
terkejut mendengar apa yang dikatakannya. Bahkan aku tahu seberapa gugupnya aku
ini. Tapi memang benar, cuma ini satu-satunya cara yang mungkin berhasil.
"A-Aku akan membawa Shuri
dan....."
"Kita tidak punya waktu untuk
melakukan itu. Dia juga mungkin akan mencegahnya. Selain itu, ini juga untuk
kebaikan Shuri."
"Ta-Tapi, ini pertama....
pertama kalinya buatku...."
"Apa ini memang waktunya untuk
memikirkan itu?"
"A-Apa aku beneran harus....?"
"Harus."
Katsuragi
sudah membulatkan tekadnya. Aku juga tahu itu.
Aku
tahu ini memang diperlukan.
Aku
mempersiapkan diriku untuk apa yang akan terjadi.
"Kalau kau benar-benar tidak
mau, aku bisa memakai Absolute Command."
"Bu-bukan begitu!
Se-setidaknya, biarkan aku....."
"Maaf,tapi sudah tak ada waktu
lagi."
"..... Iya, iya, aku
tahu!"
Kutempatkan
bibirku pada bibirnya Katsuragi, berbuat seolah-olah mempercayakan beratku
padanya. Dengan keangkuhan yang tak terbayangkan dari seorang Katsuragi, dia
tanpa ragu menjamah mulutku dengan lidahnya, membelit lidahku.
O-Orang
ini....!
Akan
tetapi, rasanya menjengkelkan karena aku tak merasa begitu jijik untuk
melakukannya.
"Puah...."
Usai
ciuman yang lama, dia pun melepaskanku.
"Sisanya tergantung dirimu. Kupertaruhkan
pada persahabatanmu dengan Shuri."
Persahabatan.
Sesuatu yang mustahil bagi Katsuragi yang memasuki SMA.
Dia
mempercayakan nasibku, Leadred, dan Shuri pada pada emosi yang amat tak
diyakininya, emosi yang sudah lama dia lupakan.
Kalau
begini, aku mesti menanggapinya.
Perasaanku
terhadap Shuri sebagai sahabatku takkan kalah dari siapa pun.
"Serahkan saja padaku. Bagaimanapun
juga, aku menyayangi Shuri seratus kali lebih banyak darimu. Aku pasti bakal
menang—lihat saja."
Mendengar
pernyataanku yang penuh percaya diri, Katsuragi tersenyum.
Lalu,
dia pun tak sadarkan diri di dalam es.
The Forsaken Hero - Volume 01 - Chapter 26 Bahasa Indonesia
4/
5
Oleh
Lumia
2 komentar
langsung min 2 volume...
Replykeep spiriTT
ditunggu lanjutannya min
Reply