Saturday, June 30, 2018

The Forsaken Hero - Volume 01 - Chapter 26 Bahasa Indonesia


Chapter 26 – Ia yang Dihidupkan Kembali Dari Kematian ④



*** Sudut Pandang Tamaki Yui ***


            "Bergeraklah."

            "Kyah—"

Tanpa dipikir pun, kakiku bergerak sendiri saat berupaya melindungi Shuri.

Aku mendorong jauh Shuri dan mesti jadi santapan sihir tersebut.

Akan tetapi, malah Katsuragi yang berada di sana.

            "Ka-Katsuragi....?!"

Orang itu melihat padaku dan berkata.

            "Jangan salah paham. Menyelamatkan Shuri adalah tugasku."

Mengapa dia datang membantu? Mengapa Shuri memutuskan untuk mengikuti orang ini?

Sepintas, rasanya aku bisa melihat alasannya.

Tadinya kupikir Shuri dipaksa untuk berhubungan dengannya. Bagaimanapun juga, ini pertama kalinya aku melihat Shuri yang begitu tergila-gila pada seseorang.

Meski terdapat lubang di dadanya, meski sampai compang-camping, Katsuragi menahan rasa sakitnya, dan semua itu hanya demi menyelamatkan Shuri semata.

Sama sekali tak ada keraguan di wajahnya.

Mengesampingkan kenyataan dirinya yang akan mati, dia datang untuk menolong Shuri.

Dirubah jadi patung es lewat sihir tipe es, artinya dia takkan merasakan rasa sakit sampai es tersebut meleleh atau hancur, tapi itu artinya dia juga takkan mati. Dengan kata lain, kemampuan Katsuragi tidak akan aktif.

Buat Katsuragi yang sampai berbuat begitu meski pun mengetahuinya—dia memang benar-benar mencintai Shuri.

Memikirkan hal tersebut, mulutku pun bergerak sendiri.

            "Triple Guard!"

Kusebarkan lapisan sihir tipe es tingkat jiwa di hadapan bagian atas tubuhnya Katsuragi. Sebenarnya aku ingin melindungi seluruh tubuhnya, tapi aku sadar kalau sihirku ini bukan tandingannya sihir Fantra. Maka dari itu, kususutkan area es-nya agar pertahanannya meningkat.

Dengan begini, Katsuragi akan bisa membunuh dirinya sendiri dan mengaktifkan Revenge of the Grudgebearer miliknya.

Sihirnya Fantra pun menyelimuti Katsuragi. Area yang kupasangkan perisai berlapis tiga pun selamat.

            "Katsuragi!"

Kuberlari menghampirinya. Tubuh bagian bawahnya membeku dengan padat.

            "Kau tidak apa-apa?!"

            ".... Kau mengkhawatirkanku, apa bakalan terjadi bencana alam?"

            "Be-Berisik!.... Aku sudah keliru."

Biarpun dalam situasi sekarang ini, Katsuragi kelihatan bingung. Seperti sudah melihat hewan langka saja.

            ".... Serius, kupukul kepalamu, ya?"

            "Ini bukan waktunya ngelucu begitu? Yang lebih penting, sekarang kesempatanmu untuk sembuh! Memang menyebalkan untuk mengatakannya, tapi bisakah kau mati?"

            "Tidak bisa, tanganku beku."

            "Kalau begitu, biar aku saja yang membunuhmu."

            "Seorang budak kelas tinggi takkan bisa menyerang master-nya."

            "Yaelah! Kalau begitu, aku akan memeriksa kantungmu!"

Aku memeriksa kantungnya Katsuragi. Ada potion, tiga daun yanu, dan peta. Percuma. Dia tak punya apa pun yang bisa menyembuhkan status bekunya.

            "Katsuragi! Apa kau tak punya apa-apa lagi?!"

            ".... Tunggu sebentar....."

            "Hei, jangan abaikan.... aku?!"

Tiba-tiba, Katsuragi mendekatkan wajahnya ke telingaku dan berbisik.

            "—?!"

Aku terkejut mendengar apa yang dikatakannya. Bahkan aku tahu seberapa gugupnya aku ini. Tapi memang benar, cuma ini satu-satunya cara yang mungkin berhasil.

            "A-Aku akan membawa Shuri dan....."

            "Kita tidak punya waktu untuk melakukan itu. Dia juga mungkin akan mencegahnya. Selain itu, ini juga untuk kebaikan Shuri."

            "Ta-Tapi, ini pertama.... pertama kalinya buatku...."

            "Apa ini memang waktunya untuk memikirkan itu?"

            "A-Apa aku beneran harus....?"

            "Harus."

Katsuragi sudah membulatkan tekadnya. Aku juga tahu itu.

Aku tahu ini memang diperlukan.

Aku mempersiapkan diriku untuk apa yang akan terjadi.

            "Kalau kau benar-benar tidak mau, aku bisa memakai Absolute Command."

            "Bu-bukan begitu! Se-setidaknya, biarkan aku....."

            "Maaf,tapi sudah tak ada waktu lagi."

            "..... Iya, iya, aku tahu!"

Kutempatkan bibirku pada bibirnya Katsuragi, berbuat seolah-olah mempercayakan beratku padanya. Dengan keangkuhan yang tak terbayangkan dari seorang Katsuragi, dia tanpa ragu menjamah mulutku dengan lidahnya, membelit lidahku.

O-Orang ini....!

Akan tetapi, rasanya menjengkelkan karena aku tak merasa begitu jijik untuk melakukannya.




            "Puah...."

Usai ciuman yang lama, dia pun melepaskanku.

            "Sisanya tergantung dirimu. Kupertaruhkan pada persahabatanmu dengan Shuri."

Persahabatan. Sesuatu yang mustahil bagi Katsuragi yang memasuki SMA.

Dia mempercayakan nasibku, Leadred, dan Shuri pada pada emosi yang amat tak diyakininya, emosi yang sudah lama dia lupakan.

Kalau begini, aku mesti menanggapinya.

Perasaanku terhadap Shuri sebagai sahabatku takkan kalah dari siapa pun.

            "Serahkan saja padaku. Bagaimanapun juga, aku menyayangi Shuri seratus kali lebih banyak darimu. Aku pasti bakal menang—lihat saja."

Mendengar pernyataanku yang penuh percaya diri, Katsuragi tersenyum.

Lalu, dia pun tak sadarkan diri di dalam es.


⟵Back         Main          Next⟶

Related Posts

The Forsaken Hero - Volume 01 - Chapter 26 Bahasa Indonesia
4/ 5
Oleh

2 komentar