Tuesday, July 30, 2019

Genocide Online Bahasa Indonesia Bab 07


Bab 07 – Penjelajahan Makam Bawah Tanah ③


            "Nah, mulai sekarang mohon bantuannya, ya?"

            [… *bassa* *bassa*]

            Mulai sekarang namanya adalah Azabu, Mantel Bayangan yang telah aku jinakan sebelumnya.

==================================================

Nama: [Azabu]

Bangsa: [Phantom Cloak]    | Level: [9]

Kondisi: [Dikuasai]


[Halaman ∙ Skill]

[Floating Lv. 3] [Night Vision Lv.3] [Armor Possession Lv. 4] [Wind Magic Lv. 4] [Dark Magic Lv. 2] [Magic Enchantment Lv. 2] [Mental Abnormality Resistance Lv. —]

[Halaman ∙ Titel]

[Pengikut Rena]
  •      Monster yang berhasil menjadi pengikut rena
  •      Menambah efek buff yang diterima dari majikan <<Efek Kecil>>

==================================================

            Azabu menguasai jubah awalku.

            Aku menyuruh hal yang sama padanya seperti Kageyama, yakni untuk melindungiku dan menjaga bagian belakangku.

            "Karena semakin ramai, bagaimana kalau aku pilih skill pendukung baru juga?"

            Aku masih punya sisa SP, jadi apa yang mesti kupilih, ya?

            Berhubung skill penglihatan malam bisa aku dapatkan sendiri, dan ada Yamada serta yang lainnya juga, apa bisa memberikan buff pada yang lainnya? Bagus, sih kalau bisa.

<< Mengkonsumsi 3 SP untuk memperoleh skill baru: Encouragement>>

<<Mengkonsumsi 3 SP untuk memperoleh skill baru: Leadership>>

<<Mengkonsumsi 3 SP untuk memperoleh skill baru: Command>>

            <<Encouragement>> dan <<Leadership>>, keduanya merupakan skill yang akan meningkatkan status rekan party saat bertarung, sementara <<Command>> adalah skill yang bisa memberikan perintah pada pengikut dan makhluk buas panggilan tanpa meneriakkannya keras-keras.
            Aku memilih skill yang terlihat mudah digunakan.

            Mari sekalian pilih skill ketahanan yang juga sulit didapatkan sendiri.

<<Mengkonsumsi 5 SP untuk memperoleh skill baru: Physical Resistance>>

<<Mengkonsumsi 5 SP untuk memperoleh skill baru: Magic Resistance>>

<<Mengkonsumsi 5 SP untuk memperoleh skill baru: Physical Abnormality Resistance>>

<<Mengkonsumsi 5 SP untuk memperoleh skill baru: Mental Abnormality Resistance>>

            Kelihatannya bagus.

            Totalnya menghabiskan sekitar 29 SP, tetapi ini memang diperlukan. Nah, mari lanjut kembali.

***

            —Oh? Aku mendengar derap langkah kaki selagi tengah berburu monster. Semua monster di wilayah ini pada melayang atau menyeret kaki macam zombie, tetapi ini langkah kaki yang keras, sehingga terasa tidak masuk akal. Apalagi, ini serasa langkah kaki manusia … apa pemain lainnya?

            Untuk sementara, mari hilangkan suara dan hawa keberadaan sebisa mungkin sambil berhati-hati ….

            "…."

            Oh, sepertinya mereka ada di arah berlawanan pojok itu. Aku juga bisa mendengar suara mereka.

            Kalau memang pemain, mari langsung bunuh saja begitu sudah rada terlihat.

***

            "Kampret lah! Aku masih dendam ‘ama si bangke itu!"

            "Tenanglah Hannes, marah-marah sekarang juga tidak ada gunanya, ‘kan?"

            "Habisnya, apa-apaan coba cewek itu?! Tiba-tiba main bunuh NPC Tutorial, main PK, sampai anak kecil juga dijadikan tameng, kurang bangke apa lagi coba?"

            Namaku Hannes—tentu saja, ini nama karakterku—aku masih geram dengan kejadian beberapa jam lalu.

            Orang yang membuatku geram ini tiba-tiba muncul di tengah-tengah para pemain, dengan perlengkapan yang sama seperti pemula lainnya—mendekati NPC Tutorial dan langsung membunuhnya.

            Padahal, dia adalah NPC yang sudah menjaga kami sedari versi beta. Dia sungguh populer karena pribadinya yang akan selalu ramah terhadap para pemain, dan juga bisa diajak curhat. Makanya, kami pasti dibuat terkejut dengan kejadian itu.

            Namun, tidak ada banyak waktu untuk meratapi … karena enggak lama kemudian, dia membunuh para pemain di sekitarnya dan menenggelamkan tempat itu ke dalam pusaran kekacauan.

            Biar begitu, masih ada orang yang sigap berusaha menangkap atau mengalahkannya, termasuk diriku.

            Kami berhasil mengepungnya berkat pengorbanan seseorang yang aku kenal dari versi beta.

            Setelah sempat berpikir akan bisa mengakhirinya, ternyata malah tambah kacau.

            Padahal, begini-begini aku percaya sama kemampuan bermain gim-ku. Akan tetapi, kapak-ku dengan mudah dihindari, lalu seketika kepalaku terkena lemparan belati dan mati. Karenanya, hingga saat ini pun aku masih geram—!!!!!

            "Aku juga pikir orang itu memang jahat …."

            "Tuh, Ryne! Cherry juga sependapat, bukannya kau ini teman masa kecilnya? Kau ini tidak punya sepatah atau dua patah kata apa, sama orang yang sudah terbunuh di depan kedua matamu yang berusaha menolong anak kecil itu?"

            "Aku juga kesal, tapi bilang apa pun sekarang juga percuma, ‘kan? Orangnya sendiri sudah kabur sekarang, mending kita lanjut lagi mainnya."

            "Iya sih, tapi tetap ‘aja …."

            "Sudah, sudah, hentikan. Lanjutkan lagi saja sesudah pengejaran ini, paham?"

            Orang yang menyela kami adalah Eleanor, si penyihir. Memang benar, mau bilang apa pun sekarang juga percuma … tapi menurutku, Eleanor tadi kelihatan seperti iblis atau—aku enggak mikir apa-apa, aku enggak mikir apa-apa. Jadi, berhentilah melihatku dengan tatapan begitu ….

            "Maaf, aku agak naik pitam tadi, maafkan aku …."

            "Tak apa, aku juga paham, kok."

            "Sama! Leherku juga dibengkokkan ke belakang sampai patah! Itu membuatku trauma …."

            "… Aku juga sampai jantungan pas panahku menusuk anak kecil itu."

            Bukan hanya aku, Kellin si pengguna tombak dan Myra si pemanah punya pengalaman pahit juga ….

            Terutama, Kellin … dia kasihan sekali … semenjak saat itu, dia selalu terlihat bengong ….

            "Semuanya … mari jadi party pertama yang membereskan wilayah ini! Lain kali, kita takkan kalah!"

            "Ya, saat nanti kita bertemu lagi, kita pasti—"

            "—Selamat siang, tolong jangan sampai ceroboh di tempat semacam ini."

            Pas aku serasa mendengar suara cewek yang enggak aku kenal, leher Eleanor tertancap belati dan kepala Cherry jatuh ke belakang 


⟵Back         Main          Next⟶



Related Posts

Genocide Online Bahasa Indonesia Bab 07
4/ 5
Oleh

1 komentar:

October 11, 2019 at 5:20 PM delete

i like so much this novel
when update bab 25

Reply
avatar