Sunday, July 28, 2019

Yuusha-sama no Oshishou-sama Chapter 59 Bahasa Indonesia


Chapter 58 – Hari Pertama ②



            Anggota keluarga kerajaan mulai mengemban tanggung jawab mereka saat usianya beranjak 18 tahun.

            Namun beda halnya dengan Cornelia, sebagai tuan putri ia masih punya kewajiban untuk menjamu para tamu, seperti bangsawan dan orang terkemuka luar negeri.

            Orangnya pun baru menghadiri acara tersebut, di mana ia mesti bersabar meladeni sanjungan angkuh para bangsawan yang datang untuk menemui ayahnya. Pasca-acara tersebut, ia terburu-buru melewati koridor yang berliku-liku untuk menuju kediamannya di bagian dalam istana.

            Karena panjang dan lebarnya koridor, pergi ke mana pun serasa merepotkan.

            Pilar demi pilar terperinci dilewatinya. Para arsitek dan seniman terbaik negeri ini telah bekerja keras demi menjungjung tinggi simbol kekaisaran ini, tetapi itu hanyalah sekadar rumah saja bagi para penghuni istana.

            Orangnya sendiri padahal berharap supaya tidak membangun istana ini terlalu luas.

            Padahal ini hari pertama Wynn, dan aku malah membuatnya menunggu!

            Melihatnya berlari di aula kastel membuat para kesatria dan pegawai merasa geram. Akan tetapi, tiap ada orang yang berpapasan dengannya akan merasa terkejut dan berusaha menegurnya. Namun, kecerobohan yang dilakukannya itu berhasil ditutupi dengan sapaan santunnya yang terkesan terburu-buru.

            Gaun yang dikenakan Cornelian pun bukanlah pakaian khas kerajaan dan tidak menunjukkan kedudukannya. Ia mengenakan pakaian polos tanpa hiasan yang nyaman dikenakan.

            Mary pasti akan memarahi perbuatanku ini, deh. Oh, baru saja dibicarakan.

            Wajah yang dikenali muncul di hadapannya. Itu memang Mary.

            Gadis itu membungkuk serendah-rendahnya begitu melihat Cornelia.

            "Maaf aku terlambat. Wynn belum tiba?"

            "Sudah, Tuan Putri. Akan tetapi …."

            "Apa ada masalah?"

            Mary pun menceritakan perbincangan dirinya dengan Raymond.

            "Oh, Viscount Hoffman … salah satu yang jadi anggota faksi Marquis Cliffdorf, ya?"

            "Beliau merupakan Penyihir Istana baru."

            Jangan-jangan Cliffdorf berupaya meningkatkan pengaruhnya di antara Penyihir Istana?

            Berdasarkan sejarah, Ordo Kesatria dan Penyihir Istana tidak terlalu akrab.

            Lain halnya dengan kesatria kemiliteran, para penyihir lebih suka bergaul dengan para birokrat, dan kebanyakan dari mereka pun mengambil pekerjaan birokrat semasa tuanya.

            Itulah yang membuat para penyihir punya banyak pengaruh.

            Keluarga Cliffdorf berupaya mengambil keuntungan dengan menempatkan salah satu anggotanya ke dalam jajaran Penyihir Istana.

            "Tuan Bird juga tidak mengenakan seragamnya hari ini."

            "Benarkah? Kuharap kamu memperingatinya?"

            "Sudah saya peringati, Tuan Putri."

            Keduanya pun berjalan berdampingan menuju kediaman pribadi Cornelia.

            Sesampainya di sana, tuan putri melihat teman Akademi Kesatria-nya. Dia akhirnya berhasil menjadi seorang kesatria usai empat tahun lamanya, sekali pun sebagai Pengawal Kekaisaran di bawah perintah langsung Cornelia, bukan Kekesatriaan ….

            "Selamat pagi, Tuan Putri."

            "Selamat pagi juga, Wynn. Panggil saja aku Cornelia saat tidak ada orang lain. Lagian, kamu sudah aku anggap teman berhargaku."

            "Dimengerti, Tuan Putri Cornelia."

            "Jangan terlalu sopan. Aku memaksa."

            "Baik … eng, Cornelia?"

            Biarpun rada canggung, Wynn menurutinya untuk memanggilnya seperti dulu. Cornelia pun tersenyum senang, dan memicingkan mata untuk menilai penampilannya.

            "Apa pakaian barumu belum tiba … atau mungkin karena tidak muat, ya?"

            "Tidak ada masalah dengan ukurannya. Hanya saja, aku masih belum resmi menjadi Kesatria Pengawal-mu. Jadi, rasanya belum pantas saja untuk mengenakan seragam itu."

            Wynn hanya bisa tertawa dengan rada malu.

            Seragam Pengawal Kekaisaran terbuat dari kain putih mewah.

            Hanya orang berpangkat tinggi sajalah yang mengenakan pakaian putih.

            Di acara resmi pun, hanya segelintir orang sajalah yang mengenakan warna tersebut, seperti keluarga kerajaan, kepala keluarga bangsawan, dan menteri kabinet.

            Terlebih lagi, manset dan kerah biru, serta sulaman emas dan perak membuat seragam putih cemerlang itu semakin menonjol.

            Kini, hanya Wynn seorang lah yang diberi kehormatan untuk mengenakan seragam itu.

            Dialah satu-satunya Kesatria Pengawal Cornelia saat ini, apalagi ia tuan putri yang masih lajang. Besar kemungkinan akan ada banyak yang menentangnya karena bisa berada sangat dekat dengannya.

            Alfred sepertinya sibuk untuk mengatur persiapan yang diperlukan supaya situasinya bisa terkendali tepat sebelum diumumkan.

            Hanya segelintir orang saja yang sudah mendengar soal pengawal baru Cornelia, dan itu pun masih sekadar rumor belaka.

            "Mary memang menyuruhku untuk sering mengenakannya supaya cepat terbiasa, sih."

            "Kalau sudah terbiasa, nanti kamu akan bisa menunjukkan penampilan yang pantas."

            Wynn menghela napas.

            "Tapi, aku pakai lencana itu."

            Dia menunjuk ke dadanya.

            Di dadanya Cornelia, bersinar lencana lonceng berbentuk bintang.

            "Kurasa kamu memang perlu terbiasa."

            Tuan putri memasuki ruangannya dengan tersenyum pasrah, dan mempersilakan Wynn duduk.
            Mary pun lekas menyiapkan teh untuk mereka berdua.

            "Omong-omong, apa tugasku sebagai Kesatria Pengawal?"

            "Pertanyaan bagus …."

            Cornelia sejenak memikirkan pertanyaan tersebut.

            "Biasanya, kamu akan senantiasa mendampingiku sebagai pengawal selama acara resmi …, tetapi karena saat ini aku tidak perlu hadir, sesekali menemaniku minum teh juga sudah cukup."

            "Hmm. Rasanya seperti bukan pekerjaan saja."

            "Lalu, karena aku masih pengin melanjutkan Akademi, kamu juga bertanggung jawab atas keselamatanku di sekolah."

            "Oh, iya. Akademi sudah dibuka kembali, ya. Syukurlah aku tidak perlu membayar biaya pendaftaran atau apa pun lagi."

            Akademi yang sempat ditutup semenjak kudeta telah dibuka kembali.

            Para pejabat sekolah telah berusaha keras untuk mengganti semua anggota pengajar yang meninggal selama insiden tersebut.

            Ada juga desakan untuk merombak ordo kesatria atas memburuknya hubungan dengan Petersia.

            Maka dari itu, para pejabat sekolah pun membuat pengecualian terhadap para murid yang sudah terdaftar tahun lalu untuk mendaftar ulang.

            Juga, semua murid yang mengalami kudeta dibebaskan dari ujian seleksi dan langsung dipromosikan.

            Mereka yang tadinya kadet, kini menjadi pelayan kesatria.

            Mereka yang tadinya pelayan kesatria, kini menjadi kesatria.

            Dikarenakan kekurangan personel, para kesatria baru pun mesti menyelesaikan tugas-tugas yang sewajarnya harus dilakukan oleh para kesatria yang lebih berpengalaman.

            Di antara semua kesatria baru tersebut, hanya Wynn seorang lah yang menjadi Kesatria Pengawal.

            Dia tidak menjadi bagian dari Ordo Kesatria Kerajaan ataupun Pengawal Kekaisaran seperti yang didambakannya, tetapi malah menjadi Kesatria Pengawal Putri Cornelia Lute Lemmroussel.

            Akan tetapi, karena Cornelia baru akan mengemban tugas resminya saat berusia 18 tahun, maka kewajiban itu pun baru akan dimulai tahun depan.

            Jadi, pada akhirnya Wynn tetap menjadi siswa Akademi.

            Namun, dia dibebaskan dari beberapa tugas pelajaran.

            Dan dikarenakan kedudukan barunya, dia pun tidak berada dalam wewenang ordo kesatria.

            Karena tugas utamanya adalah melakukan pengawalan, maka dia hanya akan mengikuti pelajaran pada waktu luangnya saja.

            "Kamu mau kembali?"

            "Tentu saja. Kamu sendiri mungkin sudah menjadi kesatria, tetapi bagaimana denganku?"

            Cornelia tertawa kecil, melucu.

            "Di dalam istana ada tempat latihan, tempat di mana Pengawal Kekaisaran mengasah kemampuan mereka. Luangkanlah waktu untuk melihatnya nanti. Kita juga mungkin bisa berlatih bersama."

            "Boleh. Aku menantikannya."

            Mereka berdua pun lanjut menikmati teh dan berbincang-bincang seperti itu.

***

            "Hmm, seperti ini kayanya cukup."

            Wynn mendekatkan belati kesayangannya ke wajah untuk memeriksa bilah pedangnya. Bilahnya dipoles dengan baik hingga berseri di bawah sinar matahari. Dia duduk di batu paving tempat latihan istana. Di dalam istana terdapat penghalang guna menangkal siapa pun yang mengaktifkan mantra dari dalam, kecuali tempat seperti lab penyihir istana, tempat pengobatan serta tempat ini.

            Tempat latihan berbentuk mangkuk yang kukuh ini dirancang guna menahan mantra yang diaktifkan dari dalam. Tembok bagian dalamnya pun dilapisi sihir supaya bisa menangkal kerusakan apa pun dari bagian luar. Ada beberapa tempat duduk juga di luar tembok supaya bangsawan dan orang terkemuka dari luar negeri bisa menyaksikan turnamen. Tiap kali majikannya, Cornelia tidak ada, Wynn kerap kali menghabiskan waktunya di sini. Awalnya, dia memoles perlengkapannya sambil membaca buku yang didapatnya dari Leticia, tetapi dia pun gatal untuk menggerakkan badannya karena merasa bosan.

            Hmm … sekarang tidak ada banyak orang di sini.

            Dia kerap kali kesulitan saat berlatih karena menarik banyak perhatian.

            Itu hal yang wajar karena di dalam istana, kebanyakan orang di sekitarnya adalah para kesatria Pengawal Kekaisaran.

            Dan Wynn terlihat sangat mencolok di antara mereka.

            Mengulurkan pedang yang baru dipolesnya, Wynn pun mengambil kuda-kuda. Kata-kata dingin dari rekan latihannya belakangan ini selalu terngiang dalam benaknya.

            "Kau? Kesatria Pengawal? Pasti punya orang dalam."

            "Mau sparing denganku sebentar?"

            Seluruh tubuhnya terasa nyeri akibat sparing tersebut.

            Hmm. Aku harus lebih percaya diri melawan siswa lainnya.

            Hanya bangsawan saja yang terlahir dengan kekuatan sihir melimpah, dan hanya yang terbaik dari mereka sajalah yang bisa bergabung dengan Pengawal Kekaisaran.

            Maka dari itu, dalam pertarungan yang hanya mengandalkan kemampuan semata saja, Wynn sudah berjuang mati-matian. Dan ketika menggunakan penguatan tubuh, maka itu sudah bukan lagi pertandingan.

            Wynn lebih suka bertarung sambil menghindar, tetapi kemampuan lawan-lawannya di sini sulit untuk dihindari. Dia pun akhirnya dibuat kewalahan tiap pertandingannya.

            Dia berulang kali terkapar di lantai batu.

            Aku perlu banyak berlatih dan pengalaman.

            Kalau dia adalah seorang kesatria biasa, dia bisa memperolehnya pada ekspedisi penaklukan.

            Akan tetapi, tugas Pengawal Kekaisaran adalah untuk melindungi Kaisar beserta keluarganya.

            Terlepas dari fakta bahwa dia berada dalam pengawasan langsung Cornelia, dia pun takkan mendapatkan kesempatan untuk bertarung sebagai kesatria di luar.

            Menjadi kesatria ….

            Itulah impiannya selama ini.

            Dan akhirnya, impian tersebut terwujud.

            Namun, impiannya itu tidak ada artinya bila dia tidak bisa melindungi apa yang perlu dilindunginya.

            Aku harus menjadi lebih kuat lagi, hingga bisa melindungi orang yang kusayangi. Dan suatu saat nanti ….

            Dia mengayunkan pedangnya.

            Satu, dua, hingga berulang kali.

***

            Sekujur tubuhnya bercucuran keringat, Wynn pun pergi ke sumur di pojok tempat latihan.

            Air di sana dipakai minum dan membasuh keringat.

            Dia menanggalkan jaket dan mengguyur kepalanya dengan air.

Kucuran air dingin yang mengucuri tubuhnya terasa menyegarkan.

Terdengar suara yang memanggilnya saat dia menyeka keringat dan mengenakan kembali pakaiannya.

            "Oi."

            Wynn pun berbalik.

            "Ternyata kamu memang di sini."

            "Oh, Viscount Hoffman rupanya."

            Ia adalah Raymond.

            "Maaf atas kejadian kemarin. Aku baru sampai di Istana dan belum tahu jalan."

            "Tidak usak dipikirkan. Rupaku pasti membuat bingung."

            Raymond mendecakan lidah saat mengulurkan tangannya, dan Wynn pun menggenggamnya.

            "Panggil saja aku Raymond. Aku Penyihir Istana ini. Salam kenal."

            "Aku Wynn, Kesatria Pengawal Putri Cornelia."

            "Oh, tentu saja aku tahu. Rakyat Jelata. Orang-orang pada keheranan kenapa bisa rakyat jelata menjadi anggota Pengawal Kekaisaran. Ini menjadi persoalan besar."

            Wynn hanya bisa tertawa kecil dengan merasa malu.

            "Jadi, ada urusan apa denganku, Raymond?"

            "Seperti yang sudah aku bilang, aku ingin minta maaf atas kejadian kemarin. Aku mau ke tempat pengarsipan, jadi sekalian saja singgah ke sini sebentar. Semoga saja aku tidak mengganggu latihanmu."

            "Tidak, ini juga sudah mau selesai. Apa kamu mau melakukan riset di sana?"

            "Oh? Kamu punya minat pada buku juga?"

            "Yah … sedikit."

            "Oh, begitu, ya. Tak disangka sekali. Tadinya aku pikir kalian ini tipe kesatria berotak otot saja. Ternyata aku salah."

            Raymond mengangguk senang dan mendecak pelan lidahnya.

            "Arsip-arsip di sini punya banyak koleksi buku bagus. Periksalah nanti kalau kamu memang tertarik."

            "Memangnya bisa diakses sebarang orang?"

            "Tentu. Bahkan kesatria seperti dirimu tahu gunanya mempelajari sejarah militer, ‘kan?"

            "Benar juga. Memangnya buku apa yang kamu cari?"

            Mendecakan lidahnya lagi. Wynn heran apakah itu memang kebiasaannya.

            "Aku? Aku sedang mencari persoalan mengenai Raja Iblis. Penelitian utamaku terpusat pada iblis. Nah, aku harus segera pergi. Sampai jumpa."

            Raymond pun berjalan pergi.

            Iblis. Tampang Raymond saat mengatakan itu membuat Wynn cemas.

⟵Back         Main          Next⟶





Related Posts

Yuusha-sama no Oshishou-sama Chapter 59 Bahasa Indonesia
4/ 5
Oleh

2 komentar

September 7, 2019 at 5:42 AM delete

Thanks for the chapter

Penyihirnya mungkin yg bantuin lawan iblis di chapter selingan

Reply
avatar