Wednesday, September 11, 2019

Hajimari no Mahoutsukai Volume 02 Chapter 05 Bahasa Indonesia


Chapter 05 – Pemburu Padang Rumput


Menyerah lah. Sudah menjadi DNA mereka untuk terus-menerus mengejar ke mana pun targetnya pergi




            "Oh, itu yang namanya Behemoth, Kak?"

            Apa yang Yuuki tunjuk adalah seekor binatang lamban bertubuh raksasa yang melintasi padang rumput dan memekik.

            "Iya. Sudah lama aku tidak melihatnya … kami juga sering memakannya dulu."

            "Memangnya enak?"

            "Ya—ah, enak."

            Aku sempat mengangguk, tetapi akhirnya hanya menjawab dengan kata-kata saja. Saat ini aku dalam wujud nagaku, sementara Yuuki tengah duduk di atas kepalaku. Berada di punggungku akan lebih aman ketimbang di atas kepalaku, tetapi untuk mengobrol kurang terdengar.

            "… Mereka kelihatan kecil sekali."

            Gumamku. Sekalipun ada perbedaan jarak di antara kami, Behemoth yang ditunjuk Yuuki terlihat rada kecil. Mereka tidak mengecil juga, sih.

            Aku saja yang membesar.

            Panjang tubuhku saja sudah sepuluh meteran sekarang. Perbedaan ukuran kami sudah tidak sejauh dulu. Aku yakin bisa bertarung satu lawan satu dengannya sekarang.

            "Mau memburunya?"

            "Percuma. Kita berdua takkan bisa membawa pulangnya …, jumlah mereka pun sudah tidak banyak lagi."

            Behemoth besar nan kuat. Namun, tetap bisa dikalahkan. Pemburu ulung Scarlet saja bisa mengalahkannya dengan bantuan beberapa orang. Akan tetapi, mereka akan cepat punah bila diburu terus-terusan. Soalnya, tingkat kelahirannya sangat kecil dan memerlukan waktu yang lama untuk tumbuh dewasa bila dilihat dari tubuh raksasanya itu.

            "Ya sudaaah."

            "Nah, ayo turun. Mereka sudah menunggu."

            Memanggil Yuuki yang merasa tidak puas, aku pun turun ke tempat yang kami tuju dan berubah ke dalam wujud manusiaku ….

            "Kita lagi di mana ini, Kak?"

            Tanya Yuuki saat celingak-celinguk dan melihat bangunan yang asing baginya. Kami berada di desa kecil di tengah-tengah padang rumput.

            Rumah Yuuki dan yang lainnya dibangun dari kayu, tetapi semua bangunan di desa ini adalah tenda dan paviliun yang dibangun dari bulu dan kulit binatang, sedangkan kerangkanya sendiri terbuat dari tulang Behemoth. Bangunan-bangunan tersebut mudah di bawa dan dibongkar pasang.

            "Kita ada di desanya Lykos. Mestinya di sini ada calon anak pertukaran pelajar, tetapi …."

            "Terus … di mana si Lykos itu?"

            Aneh. Rasanya tidak ada siapa pun di desa. Di salah satu tenda saja bahkan aku tidak melihat seorang pun. Mestinya tadi masih ada seseorang di sini karena api masih menyala di perapian. Sekalipun mereka pergi ke suatu tempat, rasanya aneh karena tidak ada seorang anak pun yang terlihat.

            "Ke sini, Kak!"

            Yuuki menunjuk tanah dan berteriak terburu-buru.

            Apa yang ditunjuknya adalah sejumlah jejak kaki. Mereka berasal dari sejenis karnivora bila dilihat dari cakar pada jejak kaki tersebut.

            "Mereka baru saja diserang."

            Yuuki melacak jejak kaki tersebut dengan tampang serius. Jejak-jejak kaki itu ada pada tanah gembur dan akan cepat memudar. Dengan kata lain, si pemilik jejak kaki terebut masih belum jauh—

            Di saat aku merasakan hawa keberadaannya, aku sudah dijatuhkan oleh binatang buas.

            Mereka berkaki empat, bertaring tajam, berbulu perak dan rupanya semakin memperkuat keganasan mereka. Kaki panjang nan tebal membuatnya unggul dalam daya tahan ketimbang tenaga sesaat, mereka takkan berhenti mengejar targetnya dengan indra penciumannya yang tajam. Tubuh mereka menyerupai serigala … kecuali dalam satu bagian.

            Kawanan mereka menindih tubuhku, menggigit bahu dan lenganku saat geraman terdengar dari tenggorokan mereka.

            "He-Hentikan!"

            Spontan aku pun berteriak, tetapi para serigala tersebut tak mengindahkannya.

            Sial. Mereka bisa terluka kalau aku …!

            "Oi—hentikan! Kalian menyusahkan Mentor!"

            Begitu aku hendak berubah ke wujud nagaku karena merasa bahaya, seorang gadis muda berseru. Tak lama berselang, anak-anak yang pada menindihku berhenti dan Yuuki pun tak jadi menghunuskan pedangnya.

            "Terima kasih Luka, kau menyelamatkanku."

            Aku yang merasa lega pun berterima kasih pada gadis yang telah membelaku. Yuuki rada kurang tanggap karena tak merasakan adanya haus darah apa pun dari anak-anak itu, tetapi kalau lebih lama lagi, dia mungkin sudah menebas mereka.

            "Padahal Mentor sendiri bisa mengenyahkan mereka, ‘kan?"

            Ucap gadis itu—Luka yang rada heran sambil mengulurkan tangannya padaku.

            "Tapi mereka akan terluka nanti. Selain itu, digigit anak-anak ini juga tidak sakit, malah terasa geli."

            "Mentor saja yang terlalu baik, semuanya pada heboh."

            Pas aku menggenggam tangannya dan berdiri, Luka yang mengembungkan pipinya terlihat manis. Dia sama saja dengan gadis manusia.

            … Selain bagian bawahnya yang serigala.

            Bila dinilai dari rupa manusia, usianya sekitar 15 atau 16 tahunan. Sebenarnya, rentang hidup mereka lebih lama dari manusia, tetapi bangsa yang rentang hidupnya lebih lama cenderung lambat masa dewasanya.

            Telinga bersegi tiga nongol dari bawah rambutnya yang sama berwarna perak. Semua bagian di bawah pinggangnya menyerupai serigala, termasuk ekornya yang sedang dikibaskan.

            "Anak-anak ini … Lykos?"

            "Ya. Setengah manusia, setengah serigala."

            Aku melihat ke sekitar anak-anak yang semuanya pada mirip Luka dan mengangguk untuk menanggapi pertanyaan Yuuki.

            Gampangnya, gadis-gadis ini adalah centaursunya serigala. Tubuh bagian atas mereka yang menyerupai manusia terletak pas di leher serigala. Mereka pun hidup dalam kawanan kecil, persis serigala asli.

            Saudara-saudari Luka selalu melompat padaku tiap kali melihatku, main gigit-gigitan. Mereka tidak benar-benar menyakitiku. Bagaimanapun juga, mereka sangat berbeda dari serigala buas. Malahan, mereka ini lebih mirip anjing daripada serigala karena pada tenang dan ramah.

            Kami sudah bicara dengan mereka dan saling tukar bermacam barang belum lama ini. Jadi, kelompok pertama yang terlintas dalam benakku soal pertukaran pelajar adalah mereka.

            "Jadi, ada urusan apa Mentor ke sini?"

            Luka berdeham dan bicara saat masih menangani adik-adiknya yang bermain-main.

            "Eng … aku kemari ingin menjadikanmu salah satu muridku, Luka."

            "Sungguh?!"

            Oh iya, aku belum memikirkan cara untuk mempermudah masalah ini, ya …?

            Tapi mata Luka berkilau sewaktu aku menyebutkan murid.

            "Mentor, aku selalu pengin pergi ke sekolahmu sedari pertama kali aku mendengarnya!"

            Ekornya mengibas-ngibas penuh semangat, Luka menggenggam kedua tangannya di dada dan bicara dengan antusias.

            "Ah, tetapi …."

            Namun, ekornya seketika lesu dibarengi dua telinga di kepalanya yang terkulai.




            "Tetapi … aku tidak bisa pergi. Maafkan aku, Mentor."


            "Eeeh? Mengapa?"

            Kata Yuuki yang kecewa saat melihat Luka tertunduk.

            "Aku harus menjaga anak-anak."

            Luka yang merasa sedih bicara sambil mengelus kepala adik-adiknya.

            "… Tidak mungkin, orang tuamu …?"

            Memahami keraguanku, Luka pun mengangguk. Lykocentaur perempuan hidup dalam kawanan yang berjumlah puluhan, membuat perkumpulan yang tidak melanggar wilayah kawanan lainnya. Para tetua desa akan mengasuh sambil mengajari para pemuda berburu, dan para pemuda itu pun nantinya akan membentuk kawanan mereka sendiri.

            Luka juga harusnya masih berada dalam asuhan ….

            "Apa yang terjadi?"

            Ekosistem Lykocentaur amatlah kuat. Apalagi, mereka juga mempunyai kekuatan serigala dan akal manusia. Tentu saja, di dunia ini masih banyak makhluk yang jauh lebih kuat dari mereka seperti naga atau raksasa, tetapi sangatlah jarang mendapati kedua orang tuanya mati berbarengan.

            "Belakangan ini sulit ditemukan, jadi …."

            "Mereka meninggalkan kalian?"

            "Ya. Mereka pergi jauh entah ke mana …."

            Aku merengut mendengar kisahnya yang memilukan.

            "Lalu, apa kalian bisa makan dengan cukup?"

            Luka menggelengkan kepalanya.

            "Aku kelaparan …."

            Melihat seorang gadis muda yang menekan perutnya dan mengeluh kelaparan—terasa menyayat hati.

            "Baiklah."

            Anggukku, membulatkan tekad. Aku tidak yakin harus bilang apa pas pulang nanti pada Nina, sih

            "Aku akan menjadi—"

            "Aku pulang, Luka!"

            —orang tua kalian. Begitu aku hendak menyelesaikan perkataanku, aku mendengar seruan dari belakangku.

            "Selamat datang kembali, Ayah! Ibu!"

            Wajah Luka tampak ceria saat melihat orang tuanya pulang membawa buruan berukuran besar.

            Oh. Jadi saat dia bilang pergi jauh entah ke mana … maksudnya secara fisik ….

            "Omong-omong, apa yang ingin Mentor katakan tadi?"

            Luka yang sangat penasaran memiringkan kepalanya.

            "Bukan apa-apa, kok"


⟵Back         Main          Next⟶

Related Posts

Hajimari no Mahoutsukai Volume 02 Chapter 05 Bahasa Indonesia
4/ 5
Oleh