Chapter
10
*** Sudut Pandang Ketiga ***
Di kawasan yang tak dihuni oleh manusia dan
tertutupi awan gelap, serta terpisah dari Kerajaan Lyngle; terdapat suatu
kastil angker yang dikelilingi tembok-tembok yang menjulang tinggi.
"......
Fumu."
Seorang pria cantik, yang mana merupakan majikan
kastil tersebut tengah duduk di kursi ornamen yang berkelas.
Tempat di sekitarnya kelam, dan desain interiornya
pun serupa dengan ruang singgasana.
Di hadapannya ada seorang wanita tinggi berambut
merah yang tengah berlutut. Wanita itu tak terlihat seperti seorang manusia.
Dengan rambut merah sebahunya, kulitnya juga berwarna coklat gelap. Namun yang
paling terpenting, ada tanduk yang melilit di atas kepalanya.
Kemungkinan besar, wanita berambut merah itu adalah
pelayannya.
Pria itu perlahan membuka mulutnya,
"Bagaimana
perkembangan invasi Kerajaan Lyngle?"
"Semuanya
berjalan lancar. Saat ini, para unit secara bertahap tengah membuat persiapan
untuk invasi. Kita bisa segera memulai operasinya."
Jawab wanita itu layaknya seorang pelayan sementara
si pria angkuh yang tak tertarik berkata,
"Begitu
ya.... baguslah kalau memang seperti itu. Kau boleh pergi."
"Ya."
Wanita itu membungkuk dengan hormat, lalu
melaksanakan perintah pria itu, dan meninggalkan ruangan.
Sekeluarnya dari ruangan, dia menghembuskan napas
untuk melepaskan ketegangannya. Itu merupakan ketegangan yang belum pernah ia
rasakan hingga sekarang.
"Haa....
memang hebat, seseorang pasti akan kesulitan bernapas saat berbicara dengan
Tuan Raja Iblis."
"Apa
itu tidak apa-apa? Kau bicara begitu walaupun merupakan komandan pasukan
ketiga....."
".....
Ternyata Hyululurk, ya."
Seseorang yang memanggil dari belakangnya ialah
seorang pria dengan tanduk yang serupa dengan domba pada kepalanya.
"Itu
bukan masalah besar. Tuan Raja Iblis adalah seorang pria yang toleran, dia
takkan memikirkan pemikiranku yang tak ada kaitannya. Ngomong-ngomong, kau
sendiri bagaimana? Dr. Profesor Monster?"
"Eh~
jangan memanggilku dengan nama aneh seperti itu. Kita ini sesama rekan kerja,
jadi panggil saja aku Hyululurk."
"Fuun...."
Wanita itu menggaruk kepalanya karena merasa
kesulitan dengan kepribadiannya Hyululurk.
"Hahaha,
akan kujawab pertanyaanmu tadi.... aku sudah menyelesaikan prototipe Monster
Sihir."
"Hoo,
seperti apa itu?"
"Punya
racun yang kuat, perawakan yang besar, serta taring yang tajam. Terlebih lagi,
kecantikannya melampaui semua kerangka makhluk-makhluk hidup lainnya....."
"Apa
namanya?"
"Prototipe
Monster Sihir Nomor 72, Balzinack! Ini mahakarya terhebatku!"
"Nn?
Bukannya nomor 71 sebelumnya juga punya nama yang sama? Apa yang terjadi
padanya?"
Menanggapi pertanyaan wanita itu, Hyululurk terjatuh
ke tanah sembari menutupi matanya dengan tangannya.
"Ah,
anak itu. Ia dikerahkan dalam invasi terakhir Kerajaan Lyngle. Ia bertemu
dengan Komandan Pasukan negara itu dan disingkarkan dengan luar biasa, itu
adalah akhir bagi dirinya.... pada saat itu, rasanya aku seperti kehilangan
anakku sendiri, lo."
"Komandan
Pasukan Sigiris, ya. Dengan kemampuan dia yang sesungguhnya, tentu saja dia
mungkin bisa melakukannya."
Apa yang muncul dalam benak wanita itu ialah sosok
seorang kesatria musuh yang penuh semangat dan pengguna pedang sederhana.
"Tapi
dalam pertarungan sebelumnya, ada juga kelompok yang sangat merepotkan di
pihaknya."
"Ah,
sebagai orang yang mendukung dari garis belakang, aku tidak begitu
mengetahuinya, tapi kau bicara soal si ‘Penculik’, ‘kan?"
"Ya,
benar. Meskipun menjadi prajurit di medan perang, mereka tidak bertarung. Dalam
pertarungan sebelumnya, kau tidak tahu seberapa banyak masalah yang mereka
berikan pada kita...."
Wanita itu memasang tampang masam saat mengingat
penyerangan terakhir mereka di Kerajaan Lyngle. Harga dirinya sangat terluka
karena strategi yang dipergunakannya dalam invasi gagal.
Lantas Hyululurk pun bertanya,
"Hmm,
tidak bisakah kau mengalah mereka terlebih dahulu?"
".....
Mustahil. Ketangghuan mereka bukan main. Apalagi, mereka bisa memindahkan orang
yang terluka tanpa melambat sedikit pun. Terlebih lagi, pemimpin orang-orang
itu....."
"Pemimpin
mereka?"
"......."
Wanita itu mengerutkan dahinya, lalu menggertakan
giginya. Memang apa yang terjadi selama pertarungan terakhir dia dengan
pemimpin mereka? Sementara Hyululurk memikirkan itu, dia menjawab atas
keinginannya sendiri.
"Pemimpin
mereka adalah pengguna sihir penyembuhan."
"....
Begitu ya, para bawahannya bertanggung jawab untuk membawa orang yang terluka
ke tempat yang aman untuk disembuhkan."
"Itu
pekerjaan para bawahannya. Pemimpinnya sendiri terjun ke medan perang, dan dari
sana mereka bisa menyembuh luka-luka apa pun... itu menyebalkan karena tidak
peduli serangan apa yang digunakan, mereka bisa dengan cepat menyembuhkan
luka-lukanya. Mereka juga bisa menyembuhkan keletihan mereka, kekuatan mereka
yang tak wajar itu hingga bisa disalah artikan sebagai keabadian. Kecepatan
penyembuhan mereka terasa mustahil untuk bisa dicapai jikalau dibandingkan
dengan sihir pemulihan biasa. Pada dasarnya, sihir penyembuhan itu langka dan
tak menarik perhatian. Bahkan, mereka juga bisa menjaga kondisi tubuh mereka agar
selalu tetap prima."
"....
Dengan cara penggunaannya itu, tubuh manusia biasa seharusnya tidak akan bisa
menahannya."
Gelarnya Hyululurk sebagai Profesor Monster bukan
hanya sekedar nama saja.
Hyululurk sangat mengenal struktur tubuh manusia
karena itu juga termasuk sebagai subjek penelitiannya. Berdasarkan apa yang
diamati wanita itu.... tidak peduli bagaimana manusia melewati batasan tubuh
mereka dengan kemampuannya; jaringan-jaringan otot, tulang-tulang, serta
organ-organ dalam seharusnya merasakan rasa sakit yang takkan bisa ditahan oleh
manusia biasa.
Jangankan untuk benar-benar bisa melakukan itu..... Kau
pasti sudah jadi orang yang menteledorkan hidupmu sendiri.
"Tapi
masalahnya, mereka mampu menahannya. Saat itu, sebelum Tuan Raja Iblis
dibangkitkan kembali, guruku dan orang itu saling berusaha membunuh satu sama
lain. Orang itu mengakhiri pertarungan hanya dengan kehilangan mata kanannya
saja, monster semacam itulah pemimpin mereka itu."
"Maksudmu
pasukan pertama.... orang itu benar-benar monster, kau sebenarnya tahu,
‘kan?"
"....
Tidak, aku sama sekali tidak tahu."
Hyululurk menghela napas pada wanita yang pura-pura
tidak tahu itu.
".....
Untuk bisa hidup usai bertemu dengan gurumu, mereka pasti punya kemampuan yang
hebat."
"Fuu,
anak baru di unitku sama sekali tidak mempercayai ceritaku. Dalam invasi
selanjutnya, aku sudah mengaturnya sehingga mereka mau tidak mau akan
mengalaminya sendiri."
"Kau
merencanakan sampai sejauh itu, ya....."
"Tapi
aku sendirilah yang akan menghilangkan penyesalan guruku dalam operasi
selanjutnya.... orang itu..... Rose, akulah orang yang akan
mengalahkannya."
"Tapi
gurumu masih hidup, lo."
Gumam Hyululurk saat wanita itu melihat ke arah
Kerajaan Lyngle berada.
"Kali
ini, kau ditugaskan untuk memimpin para prajurit. Makanya, akan gawat kalau kau
pergi ke garis depan, bukan....?"
"Ah....."
Chiyu Mahou no Machigatta Tsukaikata Volume 01 Chapter 10 Bahasa Indonesia
4/
5
Oleh
Lumia
1 komentar:
Ahh masih penasaran sama penaklukan Giganoko nya,, ditunggu kelanjutannya min, & ttap semangat buat up dan TLnya~
Reply