Chapter 30 – Sahabat dan Kekasih
Kami
membicarakan mengenai apa yang sudah terjadi hingga saat aku hidup kembali, selagi
menuju ke ruangan yang ada formasi sihir teleportasi-nya.
"Meski begitu, tetap saja itu
nyaris sekali. Di pertengahan kejadian aku tidak begitu sadar, jadinya aku tak
melihat keseluruhannya."
Terbebas
dari rantai yang mengekangnya, Leadred tengah sibuk menggunakan bola api kecil
untuk menghangatkan dirinya dengan menggerakkan bola api kecil tersebut dari
satu bagian tubuh ke bagian tubuh yang lainnya. Aku memberikan jubahku supaya
dia tidak kedinginan.
"Maaf.... Karena aku dikalahkan,
jadinya aku tak tahu apa yang terjadi."
Shuri
yang meminta maaf, memeluk leherku dengan tangannya dan bersandar pada
punggungku. Bahkan semenjak sadar, dia sudah bertingkah manja dan terus melekat
padaku.
Buat
seorang lelaki sepertiku, tentu saja itu merupakan hal yang bagus.
Miliknya
itu menyentuh punggungku.....
Mereka
bertempur melawan kemampuanku untuk berpikir.
Aku
berhasil menyelamatkan mereka berdua tanpa adanya masalah lain usai menangani
Fantra.
Karena
dadanya Shuri ditusuk, aku pun menggendongnya di punggungku. Sedangkan Leadred
menahan diri, dan malah memilih untuk berjalan sendiri.
"Tidak bisa mati karena
terperangkap dalam es merupakan hal yang masuk akal. Tapi, Pahlawan, kau kembali
dengan menggunakan Revenge of the
Grudgebearer...."
"Oh, ya. Aku menggunakan efek Deadly Poison."
""Deadly Poison?""
"Ya! Efek status Deadly Poison."
Jawab
Shuri dan Leadred secara serentak, suara mereka saling tumpang tindih. Orang yang
menjawabnya bukan aku sih, tapi Tamaki.
"Ingat saat aku mengeluarkan
semua barang dari kantungnya Katsuragi saat dia tak bisa bergerak karena sihir
tingkat kekaisaran? Salah satu dari barang-barang tersebut menarik perhatianku
saat sedang mencari-carinya—aku melihat daun yanu."
Melihat
sahabatnya yang masih kelihatan bingung, Tamaki pun melanjutkan.
"Kau akan mendapatkan efek
status Deadly Poison kalau
mengkonsumsi daun yanu secara berlebihan. Artinya, apa pun yang terjadi kau
akan kehilangan seratus stamina
setiap menit-nya. Terlebih lagi, kalau kau kehabisan stamina selama efeknya berlangsung, kau akan mati. Dengan kata
lain, terperangkapnya dia dalam es pun bukan masalah."
"Begitu, ya. Tapi kapan dia
memakannya? Aku tidak melihat dia memakan apa pun?"
"Itulah gunanya berciuman
dengannya."
Tamaki
berlagak seolah-olah dia tak memikirkan apa pun dan mengabaikan masalah itu.
"Aku
menempatkan daun yanu di mulutku. Dengan begitu, aku bisa memberikan itu
padanya dengan berpura-pura berciuman. Jadi—"
Tamaki
menepuk kepala sahabatnya dengan pelan.
".... Katsuragi tidak
membuangmu, Shuri. Kau tidak perlu meneruskan tindakanmu lagi, oke?"
Kasih
sayang dalam suaranya itu cukup untuk membuat Shuri menangis.
Tak
menyangka akan dilihat, Shuri pun mendongak ke arahnya dan berkedip karena
terkejut.
"Ka-Kau mengetahuinya?"
"Tentu sajalah. Kau ini ‘kan
sahabat terbaikku."
"Yang barusan kau ucapkan
itu..... beneran, ‘kan?"
"Ya."
"..... Ta-Tapi, tetap
saja....."
"Aduh, ayolah! Kalau kau mau
terus seperti itu, maka teruskan saja seperti biasanya! Jadi, silahkan saja
saling rayu satu sama lain! Pengganggu seperti kami akan meninggalkan kalian
berdua!"
Tamaki
menepuk punggungnya untuk menyemangatinya.
"Riajuu mah meledak saja sana! Leadred, ayo kita pergi!"
Tamaki
mengambil tangan Leadred dan berlari ke depan menuju ruangan teleportasi.
Kami
ditinggal berdua.
Dan
kami pun saling menatap satu sama lain.
Tak
ada orang di sekitar kami.
Apa
yang Tamaki ingin katakan, apa yang diharapkannya untuk gadis yang ada di
hadapanku ini.... aku mengetahuinya.
"Katsuragi.... apa kau
mencintaiku?"
"Tentu saja, Shuri. Aku mencitaimu.
Lebih dari siapa pun."
Dengan
begitu, aku—
......
Usai
bergabung kembali dengan yang lainnya bebera menit kemudian, kami pun berada di
formasi sihir teleportasi. Itu sudah bersinar, dan hanya tinggal menunggu kata
terakhir.
"Kalau dipikir-pikir, kita
tidak berhasil membuat iblis lainnya bergabung, ‘kan?
Shuri
yang kini sudah jauh lebih bersemangat ketimbang sebelumnya, membicarakan soal
tujuan awal kita datang ke dungeon
ini seolah-olah baru saja mengingatnya.
"Kita tak bisa berbuat apa-apa
soal itu. Bagaimanapun juga, orang itu bukanlah orang yang cocok buat kita.
Yang terpenting, aku berhasil mendapatkan beberapa informasi bagus, jadi aku
tak keberatan."
"Informasi seperti apa? Apa
soal dungeon lain yang harus didatangi?"
"Ya, semacam itulah. Soal dua
orang yang akan kita bawa untuk bergabung bersama kita."
"Heeeh, apa mereka iblis
juga?"
"Akan kubiarkan kau
mengetahuinya saat kita bertemu mereka. Kalian semua, sudah siap pergi?"
Leadred
mengangkat bahunya, Shuri menggenggam tanganku, dan Tamaki memperhatikan Shuri
dengan tatapan lembut.
Semuanya
menunjukkan kesiapan mereka dengan caranya tersendiri.
"Tiga, dua, satu—"
""""Teleport""""
Kami
mengaktifkan formasi sihir.
Kali
ini, cahaya sekuning bunga matahari bergetar ke atas dari tanah, memenuhi
semuanya, dan meneteleportasi kami ke permukaan.
Akhirnya,
kami pun kembali dari Trance Labyrinth.
The Forsaken Hero - Volume 01 - Chapter 30 Bahasa Indonesia
4/
5
Oleh
Lumia
2 komentar
lanjut kan min...
ReplySip dah min. ❤️❤️❤️
Reply