Thursday, May 9, 2019

Dungeon Defense Bahasa Indonesia - Jilid 4 Bab 3 (Bag. 1)

Bab 3 - Hari Di Mana Bunga Sakura Gugur




▯Raja Rakyat Jelata, Peringkat 71, Dantalian
Kalender Kekaisaran: Tahun 1506, Bulan 4, Hari 7
Dataran Bruno, Tentara Aliansi Bulan Sabit, Penjara Sederhana

  
Di pertengahan malam.

Farnese kembali.

“Nona muda ini telah membawa hadiah peringatan, Lord. Ada banyak.”

Hadiah yang Farnese bawa sambil mengatakan itu, hadiah paling pertama yang gadis miliki di usianya yang baru beranjak 17, sebuah usia di mana seorang gadis akan melepaskan perasaan menyegarkan, berikan padaku, orang yang merupkan keberadaan paling dekat sebgai ayahnya, bukanlah sesuatu menggemaskan seperti dompet uang atau surat tulis tangan tradisional, itu adalah sebuah gunung yang muncul dari ratusan kepala manusia.

Selanjutnya, mereka adalah tengkorak yang masih terdapat daging.

“······.”

“Ini kesatria dari Brittany. Ini pemimpin dari prusahaan bebas paling sukses di tentara Francia. Individu itu, yang nona muda ini dapatkan informasinya setelah menyisaksa para tahanan, kelihatannya telah memiliki reputasi yang cukup besar. Dan ini dalah komandan brigadir yang dikenal baik di Republik Batavia······.”

Dengan wajah beremosi kosong, namun, seolah-olah dia adalah anak kecil yang telah kembali dari perjalanan pertamanya dan membawa oleh-oleh untuk anggota keluarganya, Farnese menungjukkan tengkorak-tengkorak dan mempersembahkannya sekaligus. Dia mampu membedakan mereka dengan cukup baik. Meskipun mereka semua terlihat sama dimataku dan kepala-kepala yang kuharap dia abaikan sebentar, entah kenapa, tampaknya mata Farnese sendiri seolah terdapa label nama penuh warna untuk setiap kepala.

“Begitu. Aku mengerti bahwa kau punya orientasi seksual yang sangat eksentik dan nilai akademis dalam penilitian. Oleh karena itu, bisakah kau singkirkan semua itu sekaligus sebelum aku akhirnya muntah? Aku terlalu normal untuk merima seluruh preferensimu sekaligus.”

“Tunggu sebentar, Lord. Nona muda ini masih belum menunjukkan hadiah yang sesungguhnya. Bergembiralah. Seluas apapun semesta ini, satu-satunya gadis yang mampu memberikan hadiah pada Yang Mulia degan hadiah penuh kenangan adalah nona muda ini. Nona muda ini tidak yakin, namun bukankah itu karena Yang Mulia telah melakukan tindakan yang baik di kehidupan terdahulu.

Farnese berkelakuan dengan sombongnya.

Itu sebenarnya sedikit menjengkelken.

Sebenarnya apa yang anak ini ambil kejar sampai-sampai bertindak seperti itu.

Jika dia berkelakuan sepertiitu, mau itu dia cantik atau tidak, aku penasaran apakah pria akan pernah tertarik padanya. Tolong jangan cuma hidup menempel di sisiku, dasar bodoh. Aku tidak punya hobi untuk hidup dengan pertunjukan tinggi psikopat menempati sudut rumahku.

“Oke. Kalau begitu, pikiranmu itu, yang tidak hanya ingin memberikan berita kemenangan namun memberiku hadiah juga, memang patut untuk dipuji. Jadi, apa hadiah sebenarnya?”

“Hu-hum”

Farnese melintangkan lengannya sambil membuat efek suara ‘Tadah’ dengan lidahnya (Akan kutambahkan fakta bahwa tindakan itu benar-benar tidak cocok dengannya).

“Diantara ini semua, nona muda ini akan selamanya memberikan Yang Mulia terngkorang yang Anda sukai. Bagaimana? Apa yang mulia tidak tergerak untuk membangun perpustakaan hanya untuk nona muda ini?”

“Aku tidak butuh semuanya!”

Aku berteriak dan berdiri untk menjitak kepala Farnese. Namun, aku sadar itu mustahil. Sayangnya, ada jeruji besi yang diletakkan di antara Fanese dan diriku, terlebih, juga ada jarak di antara kami. Tubuhku dihalangi oleh jeriji besi dengan bunyi clang.

“Apa kau datang ke sini sambil membawa sesuatu seperti itu dalam bundelan sebagai hadiah pertama untuk tuanmu? Jika kau hanya mempertimbangkan jumlah pelajaaran yang telah kuberikan pafamu, maka bayaran pembelajaran itu sendiri akan cukup untuk membangun kuil. Datanglah ke sini dan dipukulah sedikit.”

“······Tentu, apa Yang Mulia tidak puas dengan tengkorak-tengkorak ini? SUngguh merepotkan. Ini adalah barang-barang berkualitas unggul yang nona muda ini pilih dengan ketat. Namun jangan khawatir. Apa Yang Mulia  pikir bahwa nona muda ini tidak mempertimbangkan rasa keindahan Yang Mulia? Mengetahui ini.”

Farnese menepuk tangannya.

Padasaat dia menepuk, tentara datang sambil menarik gerobak kuda. Mengejutkannya, gerobak kuta tersebut di isi dengan luapan tengkorak manusia. Meskipun hujan telah berhenti, langit telah sama gelapnya seperti sebelumnya sehingga jarak pandangku terbatas, aku bisa melihat barisan kereta kuda, yang mencapa bagian paling bawah bukit, menuju di mana kami berada. Farnese dengan perkasa meletakkan tangannya di bibirnya dan menyatakan.

“Nona muda ini mengumpulkan segala mayat di medan tempur dan hanya mengambil kepala mereka. Nah, Lord. Mohon hargai mereka dengan tidak tergesa gesa sampai Yang Muia mampu menemukan kepala yang sesuai dengan selera Anda.”

“Udah kubilang, kaburlah dari ide memberikan tengkorang ke orang lain, dasar imbisis.”

Orang ini tidak benar······. Sungguh, dia benar-benar salah······.”

Farnese memiringkan kepalanya dan bergumam, anehnya, bagaimana bisa Yang Mulia tidak menyukai karya seni menakjubkan ini. Itu tampak seolah-olah dia terkejut.

Bagi Farnese, seni berarti saat di mana hidup dan mati berkedip dengan jelasnya. Dalam hal itu, ekspresi yang dibuat oleh mayat-mayat di medan tempur pasti telah memuncakkan seni dalam dirinya. Meskipun aku tidak tagal untuk mengerti logika aneh itu, aku hanya tidak memiliki jumlah kemurahan hari yang dibutuhkan untuk dengan pasifnya mengizinkannya.

Aku mengeluarkan desahan.

“Apa kau cemburu?”

“Mm? Apa maksud Yang Mulia?”

“Berbeda denganmu, wajah yang bisa menunjukkan ekspresi dengan bebas, aku bertanya apakah kau cemburu pada kebebasan orang-orang yang terlahir normar dan biasa.”

Farnese membeku.

Di kejauhan, sebuah api membakar dan bergejolak. Kami akan berperang sambil membakar mayat. Abu yang mengabang-ambang seolah menggarami langin, dan malawannya, asap hitam mengepul ke atas. Adakalanya, para tahanan, uang hampir mati dan menjada benang hidup mereka selama yang mereka bisa, ditebas dan dibunuh oleh tentara kami secara pribadi. Gemercik gemercik······ ah, aaack······ setiap kali apa melambung ke atas, sakaratulmaut bisa didengar dengan sedikit penundaan.

Farnese meletakkan teriakan tersebut di belakangnya dan mulai melamun padaku. Emosinya samar. Ketika orang bilang temperatur tatapan seseorang itu sama dengan hati mereka, mata rasanya seolah-olah Farnese bahkan tidak memiliki sesuau yang disebut temperature.

“Aku bisa menebak alasun kenapa kau tidak bisa membuat ekspresi. Semakin kau membuat bermacam ekspresi wajah, semakin ayahmu harus bekerja. Jadi kau, sebagai tipe self-defense, paste telah memutuskan untuk menyingkirkan sesuatu seperti ekspresi sepenuhnya, mirip dengan bagaimana serangga hutan melemparkan warna intrinsiknya dan bersembunyi dalam hutan.”

“······.”

“Farnese, jika begitu, maka itu adalah sesuatu yang kau putuskan. Mau sekejam dan setidak adil apapun itu, saat sesuatu telah kau alami secara pribadi, pada akhirnya, itu adalah sesuatu yang hanya bisakau selesaikan. Meskipun kau mengumpulkan sepuluh ribu mayat yang mengandung ekspresi, hari di mana amarah dan lukamu akan terbebaskan tidak pernah datang.”

“Nona muda ini tidak mengerti, Lord.”

Farnese berbicara dengan tenang.

“Yang Mulia, Anda memberitahukan nona muda ini di hari itu di dalam hutan cemara bersalju. Anda berkata pada nona muda ini untuk membunuh apapun yang menghalangi jalannya, apapun itu, untuk jangan takut, untuk jangan ditahan oleh segala yang bukan tanggung jawab nona muda ini dan memotong segala yang mencoba menahannya. Yang Mulia sudah berkata pada nona muda ini bahwa jika dia memotong mereka, maka tempat itu adalah tempat di mana nona muda ini akan hidup. Mengapa Yang sekarang menyarankan nona muda ini untuk berhenti mengambil kepala musuh?”

Dengan jarinya, Farnese melingkarkan sisi rambutnya. Itu adalah kebiasaan yang dia tunjukkan kapanpun dia jatuh ke dalam pemikiran mendalam.

“Apa perlakuan nona muda ini terlalu kejam? Perang itu sudah cukup kejam. Apa metode nona muda ini terlalu jahat? Tak ada yang lebih bodoh dibandingkan mendiskusikan tugis seseorang di medan tempur. Atau mungkin, apa itu karena rasa kasihan, yang tidak cocok dengan Yang Mulia, yang bergelora······.”

“Aku bilang padamu untuk membunuh apapun yang menhalangimu.”

Aku memotong kata-katanya.

Meskipun dia telah menjadi fasih karena menerima pembelajaran retorika dari diriku dan Lapis, dia masih sangat jelas kekurangan kemampuan untuk melawanku.

“Hal yang menghalangimu bukan sesuatu seperti tengkorak. Perhatikanlah. Apa yang yang merintangi jalanmu, bukan masa lalu-mu?”

“······.”

Farnese menjadi hening.

Seolah-olah gadis, yang telah membunuh setidaknya beberapa ribu orang dan paling banyak sepuluh ribu orang hari ini, di halangi oleh dinding tak terlihat, dia berdiri di tempat tanpa bisa bergerak sdikitpun.

“Meskipun non muda ini tidak ingin mengakuinya.”

Pada saat Farnese bisa membukabibirnya, langit telah menjadi gelap dan beberapa obor telah dihidupkan di seluruh kamp militer.

“Yang Mulia benar. Meskipun nona muda ini mampu bebas sampai titik di mana nona muda ini telah menyulap dirinya untuk percaya bahwa suara salju adalah teriakan tonggeret, nona muda ini masih terikat oleh rantai masa lalu. Dan nona muda ini tak mampu mengontrolnya sendiri.”

Bukanya kata-kata, ungkapan Farnese lebih dekat dekat pada keluh kecil.

“Kapanpun ada wajah yang menunjukkan emosi di depan mata nona muda ini, nona muda ini ingin mencabiknya dengan pedang. Jika ada wajah yang mengutuk nona muda ini di antara mereka, maka nona muda ini ingin memamerkan wajah itu setelah mencabiknya. Dengan melakukan ini nona muda ini berharap untuk menikmati perasaan hidup dengan rangsangan fakta bahwa mereka mati dan nona muda ini hidup. Apa yang harus nona muda ini lakukan? Apa yangharus nona muda ini lakukan untuk merubah ini?”

Farnese merendahkan pandangannnya ke tanah.

Anak ini kemunginan besar berpikir bolak balik karena dia tak yakin akan melakukan apa. Dia tahu apa yang harus di benarkan, namun dia tidak tahu cara membenarkannya.

Namun, itu sendiri sudah merupakan langkah besar.

Sampai baru-baru ini, Farnese adalah massa teruma. Dia menolak fakta bahwa dia adalah subjek kekerasan oleh ayahnya sendiri, dia menyamarkan fakta sebagai kebohongan sambil tidak merubah ekspresi wajahnya sekalipun, dan dia hanya akan berbicara tentang luka yang ditekannya kapanpun dia berada dalam pengaruh alcohol dan obat-obatan. Dibandingkan hari ini, bukankah Farnese sudah menjadi semakin dewasa?

Lapis berkata bahwa Farnese berbahaya. Aku berkata pada Lapis bahwa aku akan bertanggung jawab dan memintanya untuk menyerahkannya padaku dan menunggunya dengan sabar. Sementara dipencara di kandang ini dan menatap Farnese di sisi lain jeruji besi, aku sekali lagi memastikan keputusanku saat itu tidaklah salah.

“Aku sama sepertimu.”

Sekarang, bukan lagi waktunya untuk menggali namun sekarang adalah waktunya untuk memimpin.

“Ada keberadaan seperti ayah di kehidupanku terdahulu juga. Terlebih, dalam istilah kepribadian kotor, dia mungkin sama atau malah lebih buruk dari ayahmu, tidak akan kurang dari itu. Hidupku rusak karena pria itu.”

“······Yang Mulia, juga?”

“Begitulah.”

Aku isa membalas karena aku secara pribadi terpenjara sekarang. Jawaban dari orang yang paling mudah dimasukkan ke penjara. Itu adalah ayahku. Ini bukan candaan.

Sebagai awalan, tidak ada kemungkinan lain selain fakta bawah ayahku adalah bianatang yang layak mati. Aku yakin hal ini karena ibuku, yang mencintainya dan makin mencintainya sampai dia akhirnya mencintai organ dalamnya, mencoba membunuhnya.

Kecuali, apakah dia dibunuh atau tidak, samapai hari itu tiba, ada banyak hal yang pasti harus ku ambil. Bahsak sementara ayahku membesarkanku, tak pernah ada hari di mana aku kelaparan. Apakah itu bukan sesuatu yang layak di syukuri? Meskipun aku dibesarkan oleh ayah macam anjing dan tumbuh menjadi bajingan, aku, beruntungnya, seorang manusia jujur. Aku tidak ada pilihan lain selain mengakui kenyataan bahwa dia agak menyelesaikan tugasnya sebagai ayak karena hanya fakta bahwa aku tidak pernah kelaparan sejak aku lahir.

Itu sebabnya, bukannya mengakhiri hidupnya, aku memutuskan untuk puas hanya dengan menjatuhkan hidupnya ke dalam lubang tak berdasar. Orang-orang yang tahu ampunan dan toleransi, mereka menyebutnya. Berubah menjadi aku adalah anak yang baik dan bertanggung jawab.

Metodenya sederhana.

Aku diam-diam mengirimkan anak dibawah umur untuk menukar pasangan yang sering ayah bawa di villa favoritnya. Dengan begiku. Meskipun dia memiliki empat atau lima istri, dia masih menikmati hubungan seksual bebas. Apa dia tidak sakit? Tidak mungkin seseorang tidak bisa menunjukkan hormat pada nafsu seksual. Aku percaya bahwa akan sia-sia jika aku hanya tahu kepribadian ayahku, oleh karena itu, aku dengan jelas menyiapkan orang-orangan sawah yang dikenal sebagai pelapor pelanggaran dan mengamankan bukti.

Bahkan tidak dibutuhkan untukku keluar jalur untuk memulai insiden itu sendirian. Bahkan di tempat yang tak kujamah, ayahku menggoda banyak wanita. Di antara mereka, skandal kekerasan seksual kecil terjadi di sebuah tempat yang taka da hubungannya denganku. Benar-benar konsisten, itu adalah anak SMA lainnya         ada alasan kenapa aku menegaskan bahwa lolita complex adalah sebuah penyakit mental dari waktu ke waktu         sambil terperanjar, aku menungkan bahan bakar, yang telah kukumpulkan samapai saat itu, ke dalam insiden yang telah menyala dengan alaminya. Meskipun aku merujuknya sebagai bahan bakar, itu bukan sesuatu yang special. Aku hanya memanggil mereka diam-diam dan mengatakan sedikit kata pada mereka.

         Tuan Muda, mengapa kami harus diam-diam memasang kamera di sini??

Kuberitahu mereka apa yang mereka tidak tahu.

         Uh. A-apa tidak masalah······? Bisakah aku percaya bahwa kau akan benar-benar memberiku hadiah yang layak begitu ini selesai?

Aku mengintimidasi mereka untuk diam-diam percaya padaku.

         Kami sudah memanggil semua penasehat pembela, Tuan Muda. Jangan khawatir. Meskipun videonya bocor, situasi yang membuat keluarga ketua merugi tak akan terjadi. Fakta bahwa anak SMA terlibat hanyalah halangan kecil, kami akan lakukan apapun······ Maaf? Apa Anda bilang pada kami untuk membiarkannya? Tapi······?

Jika mereka memiliki keluhan, maka kusuruh mereka untuk mengeluh.

         ······.

         ······.

         ······.

Membuat mereka tak sadar akan hal-hal yang seharusnya mereka tahu, membuat mereka tak memiliki pilihan lain selain percaya pada hal-hal yang ingin mereka percaya, dan membuat mereka melakukan hal-hal yang tak harus mereka lakukan. Wewenang sejak awal adalah sesuatu seperti itu dan aku memiliki cukup wewenang.

Aku tersenyum pada mereka dan bicara. ‘Kenapa kalian tidak merespon?’. Mereka semua menelan ludah dan menjawabku, yang merupakan pewaris perusahaan.

         Ya.

         Ya, mengerti······.

         Dengan senang hati.

Waktu berburu telah tiba.

Ketika seekor singa memburu seekor rusa, mereka tidak akan dimabukkan oleh aroma darah hanya karena mereka telah merasakan darah pada leher rusa sekali.

Meskipun ayahku dipenjaran dan aku telah tengan segera membungkap seluruh pertolongannya, aku masih waspada. Aku menahan informasi dan menyimpangkannya. Pelapor pelanggarnya tak pernah berhenti-henti dan entah kenapa, reporter sejati tiba-tiba mulai menggelora dari pers busuk. Aha, jika seperti ini maka aku hanya bisa mengangkat bahu pada akhirnya.

Tetap di penjara selamanya.

Itu adalah harapan terakhirku dan ayahku dengan senang hari menuruti harapan kecilnya.

Itu menjadi semacam, konsekwensi.

Empat hari kemudian, ayahku mati karena serangan jantung.

“······.”

Aku mendongak kea rah langit yan hujannya telah berhenti. Uap menolak menghilang, dan malahan, dengan mengerikannya merembes ke dalam bumi. Farnese diam-diam menatapku yang berada dalam keadaan tersebut.

“Farnese. Aku mungkin telah berhasil, namun aku melakukan kesalahan di sat-sat paling vital. Meskipun aku berhasil memenjarakan pria itu, aku mungkin tidak menyangka bahwa dia akan mati karena penyakit kronis dalam empat hari.”

Aah.

Empat hari, hanya empat hari.

Sebuah waktu yang terlalu singkat atas bayaran akan dendam yang telah kutumpuk sepanjang hidupku.

Hanya empat hari.

Aku, yang lari setelah mendengar berita kematian tiba-tiba ayahku, hancur. Bahkan saat aku membaca catatan yang seharusnya ditulis sepenuh hati, hanya sebuah pemikiran yang akan melewati kepalaku. Pemikiran bahwa pria ini, bajingan seperti tukang jagal ini, ular paling berbisa diantara ular berbisa ini, telah melihat keseluruhan rencana dan dengan sengaja menggunakan penyakit kronis sebagai alasan untuk melakukan bunuh diri.

Aku tidak yakin bagaimana rencanaku ketahuan. Dia kemungkinan besar tahu melalui intuisinya. Lagipula, dia adalah pria monster.

Karena masalah jantung adalah penyakit kronis yang dia alami sejak lama, tak ada yang mencurigai kematiannya. Kebanyakan opini mengatakan dia telah mati karena dia rentan terhadap kematian, dan itu adalah argumenku sendiri bahwa dia layak untuk dibunuh namun aku tidak bisa melakukannya. Pada akhirnya, aku mungkin telah sukses melakukan pembalasan dendamku, namun aku harus menjalani sisa hidupku dengan rasa pahit di mulutku.

Baguslah buatmu, ayah. Kau pasti merasa lega karena kau berhasil mempermainkan anakmu di waktu-waktu terakhir hidupmu. Itu benar, kerja bagus matinya. Apa kau sangat tidak suka akan ide menebus kesalamun terhadap diriku? Apa kau ingin menggambarkan padaku fakta bahwa kau tidak memiliki satupun hal dalam hidupmu untuk kau tebus?

“Haa······.”

Aku mendesah.

“Ada nilai moral yang cukup berharga di ceritaku. Apa kau tahu apa itu?”

“Tak peduli bagaimana bajingannya dia, karena ayahmu masihlah ayahmu, kau harusnya tidak memenjarakan mereka tanpa pikir panjang?”

“Dasar bodoh. Kau mendengarkan kata-katau dengan apa? Itu malah sebaliknya. Jangan memaafkan orang itu dan tinggalkan dia, dan tanpa gagal, bunuh dia, ayah yang menghancurkan hidupmu, dengan kedua tanganmu sendiri.”

“······.”

Aku menopang dagu Farnese dan menatapnya dengan jelas. Anak yang telah kuputuskan untuk kutanggungjawabi setelah datang ke dunia ini. Meskipun aku jarang mengekspresikan ini secara vocal, aku menganggapmu sebagai anak angkatku. Karena pandangan hidupmu telah menyimpang sebagaimana menyimpangnya pandangan hidupku.

“Orang-orang di dunia kemungkinan besar memberimu semacam nasehat. Maafkan dia. Perbaiki cara berpikirmu dan ubah hidupmu menjadi positif. Astaga. Itu adalah kata-kata yng cocok untuk orang seperti mereka saja. Mereka, mungkin, bukan kata-kata yang benar malah. Bagaimanapun, kau, apa kau tidak tersiksa dengan kata-kata yang mungkin tak bisa kau ucapkan kuat-kuat dan hal-halyang lebih parah dari itu, oleh ayahmu sendiri? Aku bisa dengan mudah menebaknya.”

“······.”

“Lapis membunuh ibunya sendiri. Harusnya itu menjadi yang pertama kali baginya sejak dia dilahirkan bisa bertemu dengan ibunya, namun dia hanya mengejarnya di tempat dan membelah tenggorokan ibunya. Oleh karena itu, aku menganggap Lapis sangat lebih bijak disbanding diriku. Pikirakanlah, Farnese. Apa yang akan kau lakukan jika ayahmu mati di tangan orang lain sebelum kau bisa membunuhnya sendiri? Bayangkanlah itu. Apa itu tidak mengerikan?”

“······.”

“Oleh karena itu, bunuh dia.”

AKu berbicara.

Menggunakan nada yang meyakinnkan jawaban.

“Hukum ayahmu degan kedua tanganmu sendiri. Balas dendamlah dan akhiri hidupnya. Seberapapun luasnya dunia, karena taka da orang lain di luar sana yang memiliki hak sebanyak dirimu untuk membalas dendam, kaulah yang harus melakukannya. Tugas yang tak bisa kupenuhi karena aku lemah, aku dengan senang hari berdoa akan keberhasilanmu.”

Seolah-olah aku meletakkan kutukan padanya di saat yang sama saat aku menganugrahkan rahmat padanya.

Aku memberikan jawaban pada putri angkatku.

“Begitu kau melakukannya, kau akan bebas.”

Farnese gemetar tanpa kata. Itu adalah reaksi alami. Kata-kataku adalah es. Jika seseorang berkeinginan melahap es sekaligus, maka mereka memerlukan perut yang kuar dan gigi yang keras. Dan gadis ini, yang berdiri di hadapanku, adalah pilar dari Lapis, wanita yang memiliki perut terkuat dan aku, yang memiliki gigi terkeras, telah kembangkan bersama. Meski dia tumbuh karena lelah akan kekejaman tindakan yang harus dia bawa mulai dari sekarang, dia tidak akan menolaknya.

Tentu.

“······Tapi, Yang Mulia. Ada masalah. Meskipun nona muda ini mencoba membunuh ayahnya, ayah nona muda ini tinggal di kerajaan selatan. Ada lebih dan lebih banyak orang di utara yang Yang Mulia dan nona muda ini harus ambil nyawanya, jadi kapan kita akan bisa menuju selatan?”

Farnese langsung menuju ke permasalahannya. Itu berarti pada dasarnya dia setuju pada kata-kataku yang menginstruksikan dirinya untuk membunuh ayahnya sendiri. Ini sebabnya aku tidak membeci anak-anak yang mengindahkan kata-kataku.

“Untuk menaklukan Kekaisaran, kita harus membinuh Putri Kekaisaran itu, tapi menurut Yang Mulia, Putri Kekaisaran adalah gunung terbesar. Tidakan untuk menyebrangi gunung cukup jauh, sampai harinya tiba, bagaimana nona muda ini haru menahan kebinasaan masa lalunya sementara berada dalam api penyucian ini? Bagaimana kita tahu apa itu akan butuh 5 tahun atau 10 tahun? Nona muda ini berharap untuk secepatnya bebas.”

“Bagus bahwa kau itu jujur. Setiap kali aku menyaksikanmu perlahan berubah menjadi bajingan jang semakin dan semakin jujur, itu membuatku merasa senang sampai-sampai aku ingin menari.”

“Meskipun nona muda ini sangat khawatir karena tampaknya seolah-olah kepribadiannya membusuk hari demi hari karena Yang Mulia dan Nona Lapis······.”

“Taak apa. Jangan khawatir soal itu. Semua yang kita lakukan hanya mengeluarkan yang telah busuk. Karena itu adalah esensi aslimu, berusahalah untuk mencintainya.”

“Yang Mulia memiliki bakat untuk menyentuh sebuah nada dengan hari orang lain setiap Anda membuka mulut. Sebuah bakat yang bisa menyentuh nada dengan hati orang lain dalam maksudyang amat buruk. Mohon segera gigit lidahmu dan bunuh dirimu, Lord.”

Aku mengangkat sudut bibirku.

“Tiga hari.”

“······?”

“Kau akan bisa membunuh ayahmu dalam tiga hari.”

“Itu aneh bin ajaib. Bagaimana nona  muda ini bisa menangkap ayahnya dalam tiga hari?”

“Bukan kau yang akan membawanya, dasar anak bodoh. Apa belum kukatakan padamu dari waktu ke waktu ini lagi? TOlonglah, kalau apa yang menempel di lehermu itu kepala, maka gunakanlah. Pikirkanlah. Mau kau sudah jatuh menjadi budak atau tidak, kau masihlah keturunan Rumah Farnese. Seorang keturunan dari keluarga mereka menghianati manusia dan bersama iblis, tapi apa kau pikir mereka akan tetap diam ketika martabat mereka sebagai keluarga bangsawan dipertaruhakan? Meskipun mereka mencoba tetap diam, apa kau pikir orang-orang di sekitar mereka akan diam saja?”

“······.”

Farnese menjadi hening. Kau bisa bilang dari wajahnya itu adalah scenario yang idak pernah dia pertimbangkan. Aku membuat suara tsk-tsk dengan lidahku dan menggeleng. Ini sebabnya seorang anak, yang belajar dunia dari buku sejarah, meriliki perasaan yang buruk ketika itu datang pada sesuatu yang penting.

“Dengarlah. Dengar baik-baik dan pelajari. Sudah cukup lama sejak Putri Kekaisaran Elizabeth telah mendapatkan artefak memoria. Pada titik itu, Putri Kesaisaran pasti telah berhubungan dengan Rumah Farnese. Empat hari telah berlalu sejak kau menjadi pemimpin dan memberikan pidat itu, namun jika itu seseorang yang secakap Putri Kekaisaran, maka seberapa parahnya pun situasinya, mereka pasti bisa menyelesaikannya dalam satu minggu. Oleh karena itu, tiga hari dari sekarang. Apapun yang terjadi sebelum seminggu penuh berlalu, Putri Kekaisaran past, akan, menekanmu dengan meletakkan Duke Farnese di depan pasukannya.”

“Bagaimana bisa Yang Mulia yakin akan hal itu······.”

“Astaga. Untuk membawa seseorang sepertimu sebagai keturunanku, akulah yang harusnya sial. Tidak hanya kau tidak bisa berpikir, tapi kau tidak bisa mendengar juga? Nak, apa rumor bahwa bahwa kau keturunan Rumah Farnese dan anak seorang pelacur masih belum menyebar di baris depan Tentara Salib? Hm? Kau pikir siapa yang bisa mendapatkan informasi pribadimu dengan tepat dan telah mengedarkan rumor mengerikan tentangmu, dalam waktu hanya tiga hari? Mungkinkah itu orang lain selalin Putri Kekaisaran Elizabeth?”

“······.”

“Oleh karena itu, jangan khawatir tentang apakah kau akan menunggu 10 tahun atau tidak, malah, pikirkanhal hal yang berkaitan untuk segera mendatangkan tiga hari. Jenderal bodohku, meskipun seminggu adalah waktu yang berada diluar kapasitasmu. Meraba-raba sebuah hati dan menemukan hari esok lagi, masih setingkat itulah kau saat ini. Lancang sekali dirimu untuk mencoba dan membicarakan 10 tahun.”

“Nona muda ini makin tidak menyukai Yang Mulia······.”

“Itu karena langit di atas langitmu. Aku tahu perasaan itu juga.”

“Nona muda ini juga tidak suka Yang Mulia yang pura-pura tahu perasaan itu, juga······.”

“Oh? Kalau gitu cobalah menang dariku. Untuk seseorang yang tak mampu menang, kau pasti cukup bahagia karena masih masih memiliki kebanggaan yang tersisa. Apa otakmu itu merasa damai?”

“Guuuuh······.”

Farnese merintih tanpa menunjukkan emosi apapun dalam wajahnya. Orang yang sangat imut.

Utamanya, hasrat akan kekuatan adalah sesuatu untuk tidak memaafkan seseorang yang berada di atas mereka. Aku adalah seseorang yang telah membangkitkn hasrat kekuatan Farnese, dan aku jugalah orang yang sebenarnya telah mendiami langitnya. Karena hal itu, di posisi Farnese, dia hanya memliki pilihan untuk merasa tercekik.

“Bagaimanapub, karena hal-hal akan berproses seperti itu, maka ingatlah itu. Jadi bahkan jika Putri Kekaisaran tiba-tiba membawa ayahmu untuk mengguncangmu secara mental, jangan khawatir. Malahan, senanglah karena 10 tahun dipersingkat menjadi tiga hari. Balas dendamlah dan ambil nyawanya. Dan······.”

Dan.

Itu adalah saat dimana aku hampir menambahkan beberapa kata.

         Itu kata-kata yang bagus, Dantalian. Balas dendamlah dan ambil nyawanya.”

AKu mendengar suara familiar.

Kami berdua memutar kepala kami di saat yang sama. Dari sudut kegelapan yang diselimuti oleh langit malam, dengan hidupnya, langkah ringan mendekat dari arah itu. Pemilik suara dn jejak kaki datang dari tempat yang disinari oleh obor yang berada di dekat penjara dan berhenti.

Rambut putih bersih.

Pupil kuning yang seperti singa.

“Oh ya, aku datang ke sini karena aku ingin mengatakan kata-kata yang sama denganmu.”

Barbator tersenyum di sana.

Tik.

Arloji yang menyelam dalam pakaianku bergerak.



▯Raja Rakyat Jelata, Peringkat 71, Dantalian
Kalender Kekaisaran: Tahun 1506, Bulan 4, Hari 7
Dataran Bruno, Tentara Aliansi Bulan Sabit, Penjara Sederhana


“Hai, Dantalian. Tuan Jenius Ngaku Sendiri.”

Malam begitu tipis. Hujan yang telah berhenti turun sejak sore masih menyisakan susuatu yang mengapung di suatu tempat di udara. Meskipun cahaya obor membuat banyangan berkedip layaknya uap, membuat sketsa yang Nampak kabur, bukannya berdiri di atas tanah, itu tampak seolah-olah setangah kaki Barbator ditelan oleh lumpur hitam pekat.

“Iyaah. Kelihatannya hidup di penjara itu cocok denganmu. Lihatlah warna wajahmu itu. Mukamu, yang selalu lesu karena kelelahan, sudah mekar. Anak menggemaskan. Tidaklah membuang-buang waktu untuk mengirimmu ke penjara.”

Meskipun samar dan ambigu, saat-saat kehadiran barbatos yang memudar tidaklah terjadi. Suaranya, karena suaranya berawan dengan tawa. Walaupun mudah bagi Barbatos untuk tertawa, setiap tawa melekat dengan ketebalan yang dbangun dari dalam lubuk hatinya. Setiap kali dia tertawa, rasanya seolah-olah aku bisa melihat sebuah sumurdengan dasar tak terlihat.

“······.”

Aku tahu dia akan datang.

Pikiranku bahkan sudah bersiap untuk itu.

Namun, ada satu hal. Jika ada satu hal yang tidak ku prediksi, maka itu adalah fakta bahwa Barbatos tidak datang sendirian. Barbatos datang dengan menggeret seseorang di rambutnya. Hatiku langsung menjadi dingin. Aku penasaran apa dia telah merasakan temperature dalam tatapanku. Barbatos terkikik.

“Ah. Dia? Aku tadi di jalan mau ke sini saat aku tiba-tiba dapat sebuah ide. Ketika kau dan gadis ini berselingkuh waktu itu, aku memberimu nasehat hubungan, kan? Oleh karena itu, aku merasa kalian berdua tidak menghabiskan cukup waktu akhir-akhir ini.”

Lapis.

Lapis Lazuli. Cintaku.

Kekasihku, yang rambut merah mudanya begitu indah dan mata birunya begitu cantik, dengan lemahnya tergeletak disana dengan telanjang dan donodai dengan cambuk dan tanda bakar di seluruh tubuhnya. Barbatos menopang kepala Lapis.

“Itu sebabnya aku menggunakan keuntungan ini untuk berkenalan sedikit.”

“······.”

“Wow. Bajinga, lihat wajahmu. Kau terlihat seperti akan berakhir membunuhku, lho? Hm? Benar, kau sudah bermain-main denganku di medan tempur jadi bukankah seharusnya kau bisa mengambil nyawaku.

Barbatos.

Kau benar-benar.

“Apa?”

Seringainya lebar-lebar.

“Apa ini pertamakalinya kau melihat jalang?”

Aku menutup mulutku.

Pihak lawan memiliki sandera. Sebuah sandera adalah alat yang bisa digunakan kapanpun pihak lawan menganggapnya cocok. Oleh karena itu, itu adalah metode untuk memamerkan kekuatannya di hadapanku. Dengan kata lain, itu adalah bom yang bisa meledak kapanpun, harus dihadapi dengan cepat dan aku tidak boleh dengan cerobohnya membuat jengkel individu yang mencoba untuk memamerkan kekuatan mereka. Karena aku terus tidak menunjukkan respon apapun, Barbatos membuat suara ‘hmm’ panjang dengan hidungnya.

“Bagus. Aku suka kau bersifat baik. Pasti kau sudah sadar akan tempatmu. Yah, karena kau dan aku berada dalam hubungan di mana kita sudah melihat apapun yang bisa dilihat, aku tak akan memperlama ini. Minta maaf.”

“Minta maaf?”

“Minta maaf?”

“Yeah. Minta maaflah karena sudah menganti orator sesuakamu, minta maaflah karena meminta pengadilan militer sesukamu, dan diatas semua itu, minta maaflah karena memperlakukan hidup tentaraku seperti mainan, seolah-olah medan termpur itu taman bermain, Dantalian.

Barbatos mengucapkan sebuah ‘ah’ dan menambahkan sesuatu.

“Oh benar. Aku tidak akan mengizinkanku memberikan alasan. Sesuatu seperti, ‘itu bukan maksudku’, atau omong kosong seperti itu. Kapanpun aku mendengar omong kosong, aku merasa seolah pihak lain itu omong kosong juga, tapi di sisi lain, aku juga mendapatkan perasaan bahwa mereka memperlakukanku seperti sampah. Mungin sajaoerasaanku hancur, tapi tah, itu tidak benar. Sesuatu tidak cocok denganku saat itu terjadi. Jika orang adalah orang, maka mereka sehasnya menunjukkan rasa hormat sesame. Kedua sisi seharusnya tidak menjadi bajingan,kan?”

Barbatos melemparkan Lapis ke depan. Apa dia tak sadarkan diri? Lapis tidak mengucapkan satu eranganpun dan hanya jatuh ke lantai.

“Cara minta maafnya sederhana. Pertama, ambil kepala gadis manusia di sana dengan tanganmu dendiri. Kedua, potong tenggorokan si terbuang ini dengan tanganmu. Terakhir, aku akan mengambil salah satu lenganmu. Bagaimana itu? Sederhana, kan? Permintaan maaf memerlukan kemampuan signifikansi, ketulusan, dan kebaikan. Meskipun seseorang selancang dirimu mungkin tidak mengerti ini, minta maaf sebenarnya itu sesuatu seperti ini. Sulit, kan? Karena sulit, itu sebabnya kau seharusnya tidak membuat kesalahan sejak awal.”

“······.”

“Empat ribu orang mati.”

Barbatos menginjak kepala Lapis dengan kaki kanannya. Barbatos merupakan seseorang yang membanggakan kekuatan besar di antara Demon Lord. Jika sesaat ini, dia meletakkan sidikit lagi kekuatan pada kakinya, maka kepala Lapis kemungkinan besar hancur.

“Empat ribu orang, lho? Empat ribu tentaraku sendiri mati karena kesenangan dan permainanmu dengan si jalang itu. Apa ini tidak aneh di matamu?”

“Barbatos, semuanya mati di dalam perang.”

“Yeah, tapi mereka tidak mati seperti lelucon. Itu bagian pentingnya. Fakta bahwa sebuah alasan dibutuhkan dalam kematian. Dengan pemikiran itu sendiri, orang-orang seperti kami bisa pergi perang.”

Barbatos menarik belati dari pakaiannya. Dia kemudaian menarik dan mengangkat kepala Lapis lagi dan meletakkan bilahnya ke pipi Lapis. Itu adalah saat Lapis perlahan membuka matanya.

Mata kami bertemu.

“······.”

“······.”

Meskipun kami tidak mengucapkan sepatah katapun.

Lapis dan aku menyelesaikan percakapan kami dalam sesaat.

Entah dia tahu atau tidak, Barbatos melanjukat sikap sanguinis-humoris nya. Meski hanya sedirkir, sudut bilah belati menembus kulit lapis. Darah merah yang tebentuk begitu jelas di mataku.

“Aku tidak terlalu mempercayaimu sejak awal, Dantalian. Kepercayaan sudah selalu kurang dalam hubungan kita.”

“Mengecewakan mendengar itu. Aku malah yakit bahwa kita bisa mnumpuk hubungan yang bagus. Meskipun aku tidak berharap membuat perlindungan dengan sesuatu yang sudah berakhir, aku pernah menyelamatkamu dan pasukanmu sebelumnya, kan?”

“Bahasa Habsburg.”

Senyum Barbatos.

“Aku sebenarnya tahu cara berbicara bahasa manusia, bajingan.”

“······.”

“Ada sesuatu yang menusuk kesadaranmu, kan?”

Aku segera mengingat tawa tajam dalam kepalaku.

         Oi, apa kau akan melihatnya? Dantalian, apa yang mereka ocehkan?

Sebelum perang sudah dimulai. Saat dimana Barbatos dan aku berada dalam barisan pegunungan yang terbakar, setiap kali kami menghukum penduduk perladangan, Barbatos menyerahkan menyerahkan terjemahan padaku. Itu karena Demon Lord angkuh tidak percaya bahwa diperlukan untuk mempelajari bahasa manusa. Namun, apa bukan karena itu? Apa dia tahu? Entah fakta dia sudah tahu, dia berpura-pura untuk tidak tahu dan hanya menyaksikan bagaimana aku menafsirkan kata-kata mereka. Dia telah mengujiku untuk melihat apakah aku bisa dipercaya, untuk melihat seberapa jauh dia bisa mempercayaiku. Apa begitu······?

Pada saat itu, aku tidak menafsikan kata-katanya seperti bagaimata yang telah dikatakan oleh para penduduk perladangan. Aku memperlakukan rakyat jelata dengan simpati sepanjang waktu. Namun, di mata Barbatos, pasti tampak seolah aku membelokkan informasi. Seseorang yang tidak bisa dipercaya sepenuhnya. Aku tidak bisa membantah jika aku dianggap begitu······. Namun, aku memiliki sesuatu untuk diprotes.

“Itu benar. Ada sesuatu yang menusuk kesadaranku. Terus apa? Kau mau perang pecah. Jadi sesuai dengan itu, aku memberimu perang. Kau menginginkan kemenangan. Jadi sesuai dengan itu, aku memberimu kemenangan. Aku telah menghadiahkanmu dengan segala yang kau inginkan sampai saat ini. Meski begitu, apa kau tidak mempecayaiku hanya karena kesalahan terjemahan sepele begitu? Ada batasan untuk berpikiran sempit.”

“Hah, berhenti mengatakan omong kosong, Tn. Dantalian. Mau itu perang atau kemenangan, itu adalah sesuau yang kita berdua inginkan. Kenapa kau mencoba bertindak baik dengan mengatakan kau memberikan sesuatu atau apalah? Apa kau mau melihat tanda sayatan indah di leher jalang ini?”

Barbatos meletakkan belati lebih dekat ke tenggorokan Lapis sambil berbicara sarkastik. Lapis menatapku sambil benar-benar tak terganggu dengan itu.

Ah, Barbatos. Kau membuat kesalahan fatal. Lapis bukanlah kelemahanku. Dia itu wanita hebat yang tidak akan memaafkan dirinya jika dia direndahkan menjadi sesuatu seperti kelemahanku. Lapis dan aku membuat satu sama lain semakin kuat. Aku masih bisa hidup itu karena tatapan ta berubah-ubahnya.

“Kata-katamu benar, Barbatos. Kau dan aku merindukan perang dan mengharapkan kemenangan. Karena itu, kau seharusnya tidak membunuh pengikutku.”

“Aang?”

“Apa kau pura-pura tidak tahu? Atau kau benar-benar tidak tahu? Karena kau sudah mengalami pertempuran hari ini, kau harusnya sadar sekarang.”

Aku berbicara dengan tenang. Kuletakkan kebenaran yang Barbatos tidak pernah harapkan untuk mendengarnya dari bibirku. Aku dengan senang hati menyuarakan kenyataan yang Ratu Perak tidak ingin hadapi.

“Jenderalku dan Putri Kekaisaran lebih cakap dibanding dirimu.”

Klik.

Tubuh Barbatos membeku sesaat.

Aku bisa merasakan bahwa nafasnya telah membeku. Sebuah keheningan jatuh di sekitar kami sepenuhnya. Uap yang terbentuk di jeruji besi penjaraku berkumpul menjadi sebuah tetes air dan mengalir turun. Babatos diam, sehingga Laura, Lapis, dan aku menahan angina dingin dalam diam. Karena tidak ada tanggapan untuk waktu yang lama, akulah orang pertama yang membuka mulut.

“Kau sudah disudutkan sampai ke titik hampir menghadapi kekalahan di tangan Putri Kekaisaran. Meskipun kau mengklaim itu karena kekalahan yang disebabkan karena kehancuran Yang Mulia Marbas, jika kau lebih cakap dibanding Putri Kekaisaran, maka kau seharusnya tidak dipaksa masuk ke dalam posisi defensive semacam itu. Diriku dan jenderalku. Jika Farnese tidak datang untuk menyelamatkanmu, maka sampai titik ini, Aliansi Bulan Sabit akan kehilangan daratan terakhirnya oleh manusia.”

“······.”

“Lagipula, kau tak mampu memprediksi serangan kejutan Putri Kekaisaran hari ini. Jka kau tahu berbahasa Habsburg, maka itu akan menjadikannya blunder mahal. Mengapa tentara kekaisaran Habsburg tidak bisa dilihat meskipun tentara dari setiap negara lainnya berkumbul, kau seharusnya mampu menyadari ancaman yang mendekat di dalam hujan lebat. Walau kau memiliki keuntungan seperti itu, kau tidak mampu menyadarinya.

Maafkan aku, Barbatos.

Tapi kalian para Demon Lord membutuhkan semacam shock therapy. Jika waktu terus mengalir seperti ini, maka kalian tak akan mampu memprediksi kebenaran bahwa seseluruh ras iblis akan dimusnahkan oleh para manusia. Kalian semua terlalu percaya diri akan kemampuan kalian. Peranku adalah untuk menghancurkan keangkuhan kalian. Oleh karena itu, aku mengatakan ini padanya.

“Itu benar, kau bilang empat ribu tentara mati? Itu sangat disayangkan. Aku turut berbelasungkawa. Namun, itu bukan kesalahan Farnese, iu bukan kesalahanku, dan itu bukanlah kesalahan Putri Kekaisaran. Semua yang kita lakukan susuai dengan posisi kita masing-masing. Barbatos, fakta kau kehilangan empat ribu tentara hari ini······.”

“······.”

“Adalah hanya kau tidak secakap kami.”

Mekipun itu sangat disesalakan.

Barbatos, meskipun itu dirimu, individu dan paling bersinal seperti lapangan bersalju saat malam gelap, tidaklah lebih cakap dari seseorang. Kau mungkin mampu memainkan peran pembantu di panggung, namun kau tidak bisa memainkan peran pemimpin. Itulah batasanmu.

Bahkan kau sendiri samar-samar sudah merasakannya. Fakta bahwa personel militermu menghadapi kematian karena kau tidak mampu menyadari pergerakan pasukan musuh. Fakta bahwa hidup orang-orangmu dipikul di bahumu dan kau tidak mampu memberikan tanggung jawab tersebut pada orang lain. Kau telah menjadi murka karena kau membenci dan menyesali dirimu sendiri.

Aah, Barbatos. Demon Lord yang tertawa tanpa kenal ampun. Demon Lord agung yang memanggil dirinya sendiri sebagai penguasa mutlak, tuan diantara para penasihat 72 yang memimpin seluruh ras iblis. Kau tidak mampu mengatur era ini sendirian. Kau ditulis akan melewati musim kejam untuk sepuluh tahun kedepan. Terlebih, individu-individu yang ditakdirkan menjadi actor pemimpin telah ditetapkan. Elizabeth von Habsburg, Laura De Farnese, dan sang pahlawan yang suatu hari akan tiba······. Mereka akan ditulis dalam puisi epic tentang benua yang berkumpul dalam satu pasukan, dank au akan menjadi sebuah lagu, yang telah berhenti dan menemui akhir, dan menghilang saat itu juga.

Namun.

“Biarkan aku hidup.”

Aku di sini.

“Akan kuberikan kau perang. Akan kuberikan kau kemenangan. Akan kuhadiahkan kau masa depan tanpa kekalahan. Akan kutunjukkan lading hangan ras kita. Aku tidak penuli apakah kau mengambil seluruh kepemilikan eksklusif akan kemenangan dan kehormatan, Barbatos. Kau akan bisa mengambil setiap gigit sesuatu seperti kebanggaan dan kemasyhuran. Aku hanya menginginkan satu hal sederhana.”

Sederhana.

Oleh karena itu.

“Ampuni diriku dan pengikutku.”

Ada keheningan.

Barbatos membuka mulutnya. Dengan bibir yang tak lagi berisiskan humor.

“Kata-kata itu.”

“······.”

“Bisakah kau mempertanggungjawabkannya?”

Aku mengangguk.

Ayo kita bekerja sama, meskipun kau memiliki kesempatan, jika kita berpegangan tangan maka kita bisa mengatasi segalanya         aku menolak kata-kata manis semacam ini. Di sisi lain dataran ini, ada Putri Kekaisaran yang akan membawakan mimpi buruk paling mengerikan dalam sejarah. Jika aku akan melawannya, maka aku tidak memiliki pilihan lain selain menjadi mimpi buruk juga.

Dan aku tidak mencari mimpi buruk untuk menjadi menjijikkan atau melihatnya sebagai tugas sulit, itu hanyalah kesempatan menggembirakan untukku. Betapa beruntugnya bahwa aku akan menjadi orang yang memainkan peran itu?! Kau seharusnya sangat senang, Barbatos. Meskipun kau tampak menyesal karena 4,000 tentara telah tewas, aku bisa terus tertawa seperti ini meskipun aku mempunuh 4 juta orang. Menyambut fakta bahwa diriku merupakan bajingan yang jujur. Akan kutuntun dirimu. Aku akan bertanggung jawab.

“Empat ratus tahun.”

Kataku.

“Tidak kurang dari empat ratus tahun, ekspedisi Aliansi Bulan Sabit terus mencapai kegagalan. Alasan dibalik itu bukan karena kau lemah. Malahan, sebaliknya. Kalian semua agak terlalu kuat.”

“······Apa yang kau bicarakan?”

“Lihat. Meskipun kita adalah Aliansi Bulan Sabit, paling banyak, hanya setengah Demon Lord yang hidup di benua iblis berpartisipasi. Peringkat 1 sampai Peringkat 4 bahkan tidak ambil bagian dalam ekspedisi. Hanya individu-individu diantara Demon Lord peringkat tertinggi yang mengajak peperangan adalah kau, Paimon, dan Yang Mulia Marbas. Selain itu, kita hanyalah seratus ribu tentara.”

Meskpun sebuah negara saling menggoreskan apa saja yang dibisa personel militer mereka, akan sulit bagi mereka untuk melebihi kekuatan militer sebesar 40,000. Para Tentara Salib, sebuah kekuatan yang diciptakan oleh setiap negara yang telah bersatu dan menekankankan segala kekuatan militer yang merekabisa, tidak lebih dari seatus ribu tentara. Tenta saja, itu kemungkinan besar bukan kekuatan maksimum mereka. Namun jika kau mempertimbangkan fakta bahwa rata-rata para iblis lebih kuat dibanding manusia, maka istilah kekuatan militer, jarak antara Aliansi Bulan Sabit dan Tentara Salib semakin jauh.

“Akan kukatakan ini dengan jujur. Di seluruh benua iblis, para Demon Lord yang sungguh-sungguh menginginka kemenangan berpartisipasi dalam perang ini. Bagi para Demon Lord Lain, tanah yang dimiliki orang para manusia tidaklah lebih dari sarang serangga yang bisa mereka hancurkan jika mereka ingin.”

“······.”

“Jikapun ada, hal yang mereka takuti adalah kalian.”

“······Demon Lord takut Demon Lord lainnya?”

Itu benar.

Aku tidak bernah berpikir itu menyusahkan.

Menjadi raja adalah puncak kekuasaan yang memiliki peran untuk memandu orang-orang. Namun, ada 72 orang yang berdiri di pincuk ini di dalam benua iblis. Aku tidak mencela benua iblis yang menjadi sama dengan negara suku tanpa alasan jelas.

Satu-satunya alasan mengapa masyarakat idiot ini masih bertahan adalah karena musuh yang sama, dengan kata lain, karena manusia masih bertahan. Apa yang akan terjadi jika manusia menghilang? Seperti yang diharapkan Barbatos, apa yang akan terjadi setelah kami benar-benar memusnahkan keseluruhan benua manusia?

“Itu sederhana, Barbatos. Setelah menghancurkan seluruh manisa, para Demon Lord akan, tanpa diragukan lagi, memulai sebuah perang sipil untuk membedakan diapa yang memiliki kekuasaan diantara mereka.”

Barbatos mengerutkan alisnya. Memang, dia adalah wanita yang telah mengabdikan hidupnya untuk menaklukan benua. Dia masih belum mempertimbangkan perasaan dan posisi para Demon Lord sampah lainnya yang tidak tertarik pada sesuatu seperti kesetaraan dan hanya membalikkan perhatian mereka pada keamanan mereka sendiri.

“Saat hari iru riba, kau pikir Demon Lord mana yang akan memiliki keuntunga? Peringkat 1 Baal? Peringkat 2 Agares? Peringkat 3 atau mungkit Peringkat 4? Tidak. Bukan itu. Seberapa kuatnya seorang individu tersebut, mereka tidak akan bertahan dari serangan sebuah kelompok. Kelompok yang paling mereka takuti.”

Aku terkikik.

“adalah kalian.”

“······.”

“Barbatos. Paimon. Komandan pasukan seperti kalian yang menggunakan Demon Lord lain sebagai kekuatan militer kalian. Demon Lord diantara Demon Lord. Pada saat anarki tak terelakkan yang akan terjadi setelah pemusnahan ras manusia, mereka tidak memiliki pilihan lain selain takut pada orang-orang seperti kalian, yang bergerak sebagai kelompok.”

Memang, ini adalah kebenaran dengan bukti itu sendiri.

Karena mereka tahu bahwa akan menjadi giliran mereka begitu umat manusia jatuh dalam kehancuran.

Aku yakin bahwa Demon Lord, yang tidak berpartisipasi dalam ekspediai Aliansi Bulan Sabit ini, mati-matian berencana untuk membuat perang gagal.

Fakta bahwa Aliansi Bulan Sabit mengalami kegagalan setelah kegagalan selama 400 tahun bukan cuma sebuah kebetulan belaka. Paling besar, Paimon hanya mencoba menghentikanku, dia tidak pernah mencoba menghancurkan Aliansi Bulan Sabit. Orang-orang ynag lebih jahat dan busuk daripada Paimon, bersembunyi  di belakang benua iblis.

“Para penghianat. Kita diluapi oleh penghianat. Kau mendakwaku karena telah melakukan penghianan ras. Namun, sesuatu setigkatku itu sebenarnya biasa saja. Tingkat yang teramat biasa saja. Meskipun aku mempermainkanmu hanya dalam waktu 20 menit saat pidato, para Demon Lord itu mempermainkan ras mereka sendiri selama 400 tahun.”

“······.”

“Apa kau mengerti mengapa kau harus membuatku tetap hidup?”

Musuh kita mengelilingi kita.

Di depan, sang pahlawan unik yang dikenal sebagai Putri Kekaisaran Elizabeth.

Di belakang, para Demon Lord kuat mulai dari Peingkat 1 hingga Peringkat 4.

Mereka menekan, mengancam, dan mengintimidasi kita dari dua arah sampai kita akhirnya menghadapi kehancuran bersama.

Aku mengulurkan tanganku melewati jeruji besi.

“Kita tidak punya waktu untuk saling bertengkar. Terimalah tanganku. Ayo kita ambil kepala para penghianat, dan jika kita memiliki waktu luang, maka ayo kita tenggelamkan kapal Putri Kekaisaran juga. Begitu kita selesai melakukan semua itu, kita akan mendirikan masyarakat yang kita kuasai.”

Meskipun dikunci di belakang jeruji ini, orang yang harus datang padaku telah datang. Sejak awal, orang yang telah dikirimkan secara konstan berada di sisi itu. Karena tidak perlu bagiku untuk pergi kemana-mana, aku bebas.

Aku di sini di dalam penjara ini.



Back  -  Main  -  Next

Related Posts

Dungeon Defense Bahasa Indonesia - Jilid 4 Bab 3 (Bag. 1)
4/ 5
Oleh