Tuesday, July 30, 2019

Genocide Online Bahasa Indonesia Bab 08



Bab 08 – Penjelajahan Makam Bawah Tanah ④


            "Ba-Bangsat siaaaaaaaaaaaa!!!!"

            Spontan, aku pun mengayunkan kapak-ku. Meski sedikit, aku mesti melampiaskan amarah ini pada orang memuakkan di atasku ini—menggerakkan tubuhnya ke samping—melakukan sapuan—melangkah mundur—mengayunkan tubuhnya secara diagonal ke belakangku—dan menebaskan belatinya—lalu menghindar dengan berjungkir balik ke belakang.

            Yang benar saja, padahal gang ini sempit!!!

            "Si bangsat!!"

            Ryne mencoba menyerang, tetapi—

            —Clang—!!!

            —Pedang panjangnya ditangkis oleh belati yang dilemparkan.

            "Hannes! Tenanglah! Bekerja sama lah dengan kami!"

            "!! A-Aah, benar juga."

            Kampret! Gara-gara si bangsat tiba-tiba main bunuh dua rekan kami, aku jadi langsung naik pitam … padahal aku tahu kami enggak bakalan bisa menang kalau enggak tenang.

            … Tapi, kami bekerja sama di gang sempit ini bukan karena kami ini lemah. Kami punya keuntungan dari versi beta karena bisa langsung loncat ke level 15 yang pada saat itu merupakan level maksimalnya, dan mendapatkan setengah dari level skill-nya juga. Makanya, sebagai pemain top, kami punya kemampuan dan harga diri sendiri—!!!

            " … Fuuh!"

            Perlahan-lahan, kami bekerja sama untuk menyerang dan mengejarnya!

            Kellin enggak henti-hentinya mengarahkan tombak pada kaki lawan dan mendekatinya, sedangkan Ryne mengincar kepalanya guna mengalihkan perhatiannya, dan menghalangi pandangannya dengan teknik berpedangnya. Lalu, pas pergerakannya terhenti … enggak, kalau saja ada celah sedikit saja, akan aku hantam dengan paluku—!!!

            "Kampr—!"

            "Fu!!"

            "Oraaa!!"

            "…."

            Anjing! Kegores juga kagak! Percuma, apa?! Padahal ada tiga orang di gang sempit ini, lo?!
            Tombak Kellin dihindarinya seolah diajak menari, malah sesekali dia mengincar lehernya pas menginjak tombak dan mengacaukan keseimbangannya. Pedang Ryne juga dihindarinya hanya dengan menggerakkan kepalanya saja tanpa melihatnya. Enggak usah dibilang lagi, kapak-ku ….

            "Bangsat!!"

            "Dasar monster …."

            Spontan, aku dan Ryne memakinya … maklum juga sih kalau dilihat dari situasinya, karena kami bahkan enggak bisa mendaratkan satu serangan pun padanya!

            Akan tetapi, kami enggak cuma melawannya saja. Sedikit demi sedikit, kami mulai mengungguli—

            "— — — —!!"

            Myra menembakkan panah.

            Dia masih tertekan meski kami enggak bisa mengenainya, dan anak panah pun datang dari titik butanya.

            Jarak ini adalah zona bunuhnya Myra. Anak panah itu akan melubangi kepalanya dari belakang dan dia bakalan langsung mati, mamam, tuh! Pas aku sempat rada yakin dengan kematiannya—



            " … Ah? Terima kasih banyak."

            "—Hah?"

            Namun dia malah jatuh telentang kayak ada yang menariknya, dan anak panahnya pun hanya numpang lewat dan menusuk kepala Kellin … dan aku sendiri cuman bisa melihat Kellin yang melongo sebelum mati.

Bagaimana bisa dia menghindarinya?

            Apa dia juga punya mata di punggungnya?

            Aku tahu sekarang ini bukan saatnya berpikiran begitu, tapi saking kagetnya, aku sampai enggak bisa gerak dan mataku terbelalak karena sempat yakin akan kematiannya.

            Pas kami masih terdiam selama beberapa detik, dia sudah didekat Myra.

            " … Kh!"

            Myra melesatkan anak panah ke arahnya. Akan tetapi, semuanya berhasil ditangkis oleh belatinya.

            Aku dan Ryne langsung sadar pas mendengar suara itu dan mulai lari, tapi sudah telat ….

            Tenggorokan Myra ditusuk dari depan dan kehilangan semua HP-nya ….





            "Ryne! Tahan!"

            Ryne yang suka mengomeliku sampai sekarang, nekat menyerangnya sendirian.

            "Bangsat sia!!"

            Aku pun jadi ikut-ikutan, tapi—

            "Yah … rasanya menyenangkan juga, lo?"

            Dia menusuk tenggorokanku sambil tersenyum, dan aku kehilangan semua HP-ku.

            Di saat kematianku, aku malu pada diriku sendiri karena sempat terpikat oleh senyumannya ….

            Diakhiri dengan senyumannya, pandanganku pun mulai mengabur, dan pas aku buka mata, aku ada di kuil dan mendapati anggota party-ku yang terlihat pada muram seperti mendatangi pemakaman saja … enggak mungkin aku terpikat olehnya! Enggak mungkin!

            Lain kali enggak bakalan begini lagi! Kalau ketemu lagi, kami pasti akan menang!

            Makanya, aku mengusulkan untuk melakukan evaluasi bersama anggota party-ku yang pada depresi, dan membuat sumpah baru—

***

==================================================

<<Level Meningkat>>

<<Anda memperoleh SP>>

[Nilai karma menurun]

<<Memperoleh skill: [Night Vision]>>

<<Memperoleh skill: [Stealth]>>

<<Memperoleh skill: [Silent Move]>>

[Memperoleh skill: [Presence Detection]>>

[Memperoleh skill: [Danger Sense]>>

[Memperoleh skill: [Listening]>>

[Semua level skill meningkat]

==================================================

            Pertarungannya sudah selesai dan level-ku meningkat. Ditambah, aku dapat skill baru yang berguna, penglihatan malam.

            "Fuuh … rupanya aku juga bisa bertarung di gang sesempit ini, ya."

            Terutama Azabu, reaksimu tidak terlambat sedikit pun. Karena itu, aku akan memberimu mahkota bunga.

            […! *bassa bassa*]

            "Ufufu, kamu senang, ya? Baguslah."

           Sebenarnya, aku sendiri takkan bisa menghindari anak panah tadi kalau bukan berkat Azabu. Biar begitu, tetap saja ini hal yang bagus karena para monster tidak menggunakan sihir apa pun, ‘kan?

            "Karena pertarungan kita tadi berjalan mulus, sekarang mari bereskan wilayah ini sambil menjinakkan monster incaran lainnya!"

            [— — — —!]

            ]Uuu!]

            […! *bassa bassa*!]

            Fufu, mereka lucu juga. Mari lanjut lagi.


⟵Back         Main          Next⟶


Related Posts

Genocide Online Bahasa Indonesia Bab 08
4/ 5
Oleh

1 komentar: